youngster.id - Go-Jek Indonesia mengumumkan tiga pemenang kompetisi Go-Hackaton. Para pemenang tampil dengan inovasi teknologi yang berbeda.
Para pemenang adalah Tim SAILLY sebagai juara pertama, Tim SSX_CERIA sebagai juara dua, dan Tim Quantum Siqmoid sebagai juara tiga.
Monica Oudang, HR Director Go-Jek Indonesia mengatakan penjurian tim ini adalah pihak Go-Jek sendiri. Para pemenang ini dipilih adalah usefulness, kemampuan mendemonstrasikan produk tersebut, dan orisinalitas ide.
“Kendala terbesar adalah mendemonstrasikan, dan waktu 24 jam yang diberikan terlalu pendek untuk merealisasikannya,” ungkap Monica Selasa (25/4/2017) dalam keterangan resmi di Jakarta.
Adapun tiga tim ini membuat aplikasi yang berbeda. Juara pertama, Tim SAILLY membuat sistem GO-TRACK untuk mendeteksi posisi kendaraan dengan teknologi bluetooh. Alasannya, bluetooth memiliki biaya yang lebih murah ketimbang menggunakan jaringan internet 4G.
Selain itu, payanan pelacak yang disebut GO-TRACK, yang dapat membantu penggunanya untuk menemukan barang-barang yang hilang di jalan. Sistem tracking ini juga mengandalkan daya baterai yang bisa mencapai satu tahun.
Juara pertama Go-Hackaton tim SAILLY dari Bandung, yang beranggotakan tiga orang mahasiswa Instititut Teknologi Bandung (ITB). Mereka memenangkan hadiah utama berupa uang tunai sebesar Rp 120 juta.
Juara kedua, Tim SSX_CERIA membuat aplikasi penunjang helm untuk mendeteksi kecepatan pengemudi. Tim SSX_Ceria memberi nama aplikasinya Caprica, helm pintar yang mengintegrasikan proteksi, data gathering, dan kenyamanan pengguna.
Helm pintar ini punya tiga fitur unggulan yaitu: SOS Alert yang berfungsi mengirimkan sinyal bahaya kepada ambulans terdekat bila pengguna mengalami kecelakaan; Bluetooth Speaker yang bisa menghubungkan mitra driver dengan pengguna GO-JEK bila ada panggilan, terakhir Speed Warning yang menghubungkan helm dengan akselerator kendaraan melalui GPS smartphone. Anggota tim ini masing-masing memenangkan Macbook Pro.
Juara ketiga Tim Quantum Sigmoid membuat pengembangan aplikasi Go-Food dimana pengguna Go-JEK bisa mendeteksi jenis makanan. Layanan yang bernama Cloud Base Food Image Recognition ini hanya mengambil gambar makanan, layanan tersebut bisa mengenali nama makanan tersebut.
Karya teknologi ini memanfaatkan artificial intelligence dan deep learning. Tim yang digawangi dua orang lulusan Institut Pertanian Bogor ini, masing-masing mendapatkan smartphone Google Pixel.
“Melihat animo yang tinggi dengan pertama kali membuat Go-Hackaton, kita akan buat ini rutin dengan tema yang berbeda,” ujar Monica.
Dia berharap ide dan aplikasi ketiga pemenang jika memungkinkan bisa diinput dalam GO-JEK. Kendalanya masih ada beberapa evaluasi ke setiap internal sebelum diintegrasikan dengan sistem GO-JEK.
STEVY WIDIA
Discussion about this post