Pemerintah Berantas Konten Hoaks di Medsos Pakai Kecerdasan Buatan

hoax

Netizen merupakan sasaran hoax dan konten negatif di media sosial. (Foto: ilustrasi/youngster.id)

youngster.id - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menangani konten hoaks di ruang digital. Program ini dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence).

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel A. Pangerapan, menyatakan, kerja sama dalam penciptaan fitur teknologi kecerdasan buatan akan membantu Kominfo dalam mengawasi berita hoaks.

“Lewat kerja sama ini, Kominfo dan Korika BRIN akan menciptakan teknologi kecerdasan artifisial untuk melakukan analisis berita hoaks dan sentimen,” kata Semuel dalam siaran pers, Jumat (14/4/2023).

Kominfo menandatangani Kerja Sama Pengembangan Natural Language Processing Artificial Intelligence antara Ditjen Aptika dan Korika BRIN.

Semuel menjelaskan, Korika akan menghasilkan algoritma yang dibuat melalui teknik Natural Language Processing dan Machine Learning.

“Hasil yang diharapkan, Kominfo dapat memanfaatkan teknologi Kecerdasan Artifisial dalam menjalankan fungsi pengawasan atas berita hoaks dan sentimen di sosial media,” ujarnya.

Kerja sama ini merupakan salah satu tindak lanjut dari penerapan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Indonesia (Stranas KA), yang diluncurkan di Hari Kebangkitan Teknologi Nasional pada 10 Agustus 2020.

Ketua Umum Korika, Hammam Riza mengatakan, Korika adalah hasil pemikiran kolektif dan kolaboratif dari berbagai entitas yang melengkapi komponen quad helix, pemerintah, industri, akademis, dan komunitas.

Menurut Riza, hal ini adalah untuk mengorkestrasi ekosistem kolaborasi untuk menghasilkan inovasi.

Kerja sama ini diresmikan ke dalam bentuk Perjanjian Kerja Sama, dan akan menjadi salah satu wujud nyata kolaborasi percepatan penerapan strategi nasional kecerdasan artifisial, menuju Visi Indonesia 2045.

Sebelumnya, Kominfo melaporkan bahwa selama triwulan atau tiga bulan pertama di tahun 2023, mereka telah menemukan sebanyak 425 isu hoaks di situs web dan platform digital.

Secara rinci, tim AIS Ditjen Aplikasi Informatika Kominfo mengidentifikasi 147 isu hoaks pada Januari 2023. Lalu terdapat 117 isu di bulan Februari, disusul 161 isu di Maret 2023.

Secara total, sejak bulan Agustus 2018 sampai dengan 31 Maret 2023, Tim AIS Kementerian Kominfo diklaim telah menemukan sebanyak 11.357 isu hoaks.

Masalah kesehatan paling banyak diangkat sebagai sebuah hoaks berdasarkan kategori. Kominfo menyebut, mereka mencatat ada 2.256 isu hoaks yang termasuk dalam kategori kesehatan.

“Meskipun transisi ke endemi sedang berlangsung, ternyata masih banyak beredar isu hoaks yang berkaitan dengan Covid-19 baik mengenai virus maupun vaksinasi,” tulis Kementerian melalui pengumumannya.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version