youngster.id - Total pendanaan untuk startup financial technology (fintech) di Indonesia anjlok 94% menjadi US$21 juta pada kuartal ketiga 2023, dibandingkan dengan US$352 juta pada kuartal ketiga 2022. Pendanaan tersebut juga 7% lebih rendah dari US$22,5 juta yang terkumpul pada kuartal kedua 2023.
Hal itu terungkap dari laporan triwulanan yang dirilis platform intelijen pasar berbasis perangkat lunak SaaS Tracxn Technologies bertajuk, “Geo Quarterly Report: FinTech SEA – Q3 2023”.
Menurut laporan itu, penurunan pendanaan sebagian besar disebabkan oleh tidak adanya putaran investasi tahap akhir pada kuartal ketiga 2023.
Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Singapura. Hingga saat ini, Indonesia juga merupakan ekosistem startup dengan pendanaan tertinggi kedua di Asia Tenggara.
Tracxn mengatakan bahwa sektor fintech di Indonesia saat ini menunjukkan tren penurunan pendanaan dengan hanya US$343 juta yang terkumpul pada tahun 2023 secara keseluruhan. Ini merupakan pendanaan terendah yang pernah terjadi di sektor ini dalam lima tahun terakhir.
Perusahaan-perusahaan Indonesia di bidang ini mendapatkan pendanaan tahap awal (seed stage) senilai US$1 juta pada kuartal ketiga tahun 2023. Investasi itu turun 87% dari US$7,5 juta yang diperoleh pada kuartal sebelumnya, dan 94% dari US$15,8 juta pada kuartal yang sama tahun lalu.
Tidak ada unicorn baru yang muncul di ranah fintech Indonesia pada kuartal kedua dan ketiga tahun 2023, dibandingkan dengan satu unicorn baru pada kuartal ketiga tahun 2022. Selain itu, hanya ada satu akuisisi yang terjadi pada kuartal ketiga tahun 2023.
Sementara itu, teknologi pembayaran (payment) dan teknologi investasi adalah satu-satunya sektor yang didanai pada kuartal ketiga 2023.
Segmen pembayaran pada kuartal ketiga tahun 2023 mengumpulkan total pendanaan sebesar US$20 juta, yang merupakan peningkatan 33% dari kuartal kedua tahun 2023. Namun, ini merupakan penurunan 92% dari US$250 juta jika dibandingkan dengan kuartal ketiga tahun 2022.
Di sisi lain, sektor teknologi investasi mendapatkan pendanaan sebesar US$1 juta pada kuartal ketiga tahun 2023, 82% lebih rendah dari US$5,5 juta yang diperoleh pada kuartal ketiga tahun 2023. Tidak ada pendanaan pada kuartal kedua 2023 di sektor ini.
East Ventures, Mandiri Capital Indonesia, dan Alpha JWC Ventures adalah investor paling aktif di lanskap fintech Indonesia.
Iterative adalah investor paling aktif di seed-stage selama kuartal ketiga tahun 2023, sementara SWC dan XCV adalah investor early-stage yang paling aktif.
“Para investor bersikap hati-hati sehubungan dengan perlambatan ekonomi makro global, yang berdampak pada peluang pendanaan di berbagai wilayah. Namun, pemerintah Indonesia sedang berupaya untuk meningkatkan lanskap startup-nya, dengan menjalankan studio startup-nya sendiri yang disebut Startup Studio Indonesia dan beberapa inisiatif lainnya,” kata Tracxn, seperti dilansir TN Global.
Pendanaan Fintech di Asia Tenggara
Sebenarnya, tak hanya di Indonesia, penurunan pendanaan kepada startup fintech juga terjadi negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Menurut Tracxn, total pendanaan untuk startup fintech di Asia Tenggara turun 74% menjadi US$229 juta pada kuartal ketiga tahun 2023 dari US$887 juta tahun lalu. Ini menjadikannya kuartal dengan pendanaan terendah sejak tahun 2020. Dibandingkan dengan kuartal kedua, pendanaan juga turun 48% dari US$437 juta.
Ekosistem startup fintech Asia Tenggara menerima pendanaan tertinggi pada kuartal keempat 2021. Namun, kawasan ini mulai mengalami penurunan yang stabil setelah kuartal kedua tahun 2022.
Dikatakan bahwa pasar untuk investasi tetap bergejolak secara global dan tren serupa telah diamati di kawasan Asia Tenggara.
Oleh karena itu, penurunan pendanaan dapat dikaitkan dengan beberapa faktor yang mempengaruhi ekonomi Asia Tenggara, termasuk kenaikan suku bunga, faktor makroekonomi dan ketakutan akan penurunan valuasi startup, menurunnya permintaan global untuk barang-barang manufaktur, awal terjadinya El Nino yang berdampak pada pertanian, dan alasan lainnya.
Menurut Tracxn, sektor fintech mendapatkan pendanaan tahap awal senilai US$203 juta pada kuartal ketiga tahun 2023, 37% lebih rendah dari US$321 juta yang terkumpul pada kuartal kedua tahun 2023 dan turun 55% dari US$452 juta pada kuartal ketiga tahun 2022.
Sementara itu, investasi tahap awal (seed-stage) pada kuartal ketiga tahun 2023 mencapai US$26,3 juta, turun 27% dibandingkan dengan US$36,2 juta yang terkumpul pada kuartal kedua tahun 2023, dan anjlok 73% dari US$98 juta yang terkumpul pada kuartal ketiga tahun 2022.
Tercatat bahwa mata uang kripto, teknologi informasi asuransi (TI), dan teknologi investasi merupakan sektor yang paling banyak mendapat pendanaan pada kuartal ketiga tahun 2023.
Mata uang kripto menerima pendanaan sebesar US$71,5 juta pada kuartal ketiga tahun 2023, yang merupakan penurunan sebesar 4% dibandingkan dengan pendanaan sebesar US$74,4 juta pada kuartal kedua tahun 2023, dan penurunan sebesar 8% dari kuartal ketiga tahun 2022.
Di sisi lain, platform asuransi pertama di internet, pembayaran, dan pinjaman alternatif merupakan segmen yang paling terpengaruh pada kuartal ketiga tahun 2023, dengan penurunan masing-masing sebesar 100%, 69%, dan 87% dibandingkan dengan dana yang terkumpul pada kuartal kedua 2023. (*AMBS)
Discussion about this post