youngster.id - Platform intelijen data untuk riset pasar Tracxn Technologies Ltd. dalam laporan berjudul “Tracxn Geo Annual Report: Indonesia FinTech 2023” menyebutkan total pendanaan untuk startup fintech di Indonesia turun 51% menjadi US$765 juta pada tahun 2023, dari US$1,6 miliar pada tahun 2022.
“Ekosistem startup Indonesia adalah ekosistem startup dengan pendanaan tertinggi kedua di kawasan Asia Tenggara dalam hal pendanaan keseluruhan, dan juga ekonomi terbesar kedua di kawasan Asia Tenggara. Namun, pendanaan di bidang fintech pada tahun 2023 telah turun jika dibandingkan dengan tahun 2022, karena investor masih mengambil langkah hati-hati akibat perlambatan makroekonomi global dan masalah geopolitik lainnya,” kata pihak Tracxn, seperti dilansir TN Global, Selasa (9/1/2024).
Menurut laporan itu, pendanaan tahap awal (seed-stage) mencapai US$9,5 juta pada tahun 2023, turun 84% dibandingkan dengan dana yang dikumpulkan pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, pendanaan tahap awal (early-stage) turun 79%menjadi US$99,4 juta pada tahun 2023 dari US$466 juta pada tahun 2022. Sedangkan yang memperoleh pendanaan tahap akhir (late-stage) senilai US$656 juta pada tahun 2023, yang berarti penurunan sebesar 40% dari US$1,1 miliar pada tahun 2022.
Jika dibandingkan secara triwulanan, terjadi penurunan pendanaan pada triwulan II dan III tahun 2023, namun terjadi peningkatan pada triwulan IV tahun 2023.
Pendanaan senilai US$312 juta dan US$407 juta diamati masing-masing pada kuartal pertama dan kuartal keempat tahun 2023. Namun, kuartal kedua dan kuartal ketiga tahun 2023 masing-masing hanya menghasilkan US$25,5 juta dan US$21 juta.
Pada tahun 2023 fintech Indonesia menerima tiga putaran pendanaan senilai US$100 juta+, dibandingkan empat putaran pendanaan serupa pada tahun 2022 dan enam putaran pada tahun 2021.
Investree, GoJek & Kredvio adalah perusahaan yang menarik pendanaan di atas US$100 juta pada tahun 2023. Selain itu, tidak ada unicorn baru yang muncul dari wilayah ini pada tahun 2023.
Pinjaman Alternatif, Pembayaran, dan Teknologi Perbankan merupakan segmen dengan kinerja terbaik berdasarkan pendanaan sepanjang tahun ini.
Perusahaan Peminjaman Alternatif menarik investasi senilai US$554 juta pada tahun 2023, atau 82% lebih tinggi dibandingkan US$305 juta yang dikumpulkan pada tahun 2022.
Segmen pembayaran memperoleh total pendanaan sebesar US$217 juta pada tahun 2023, turun 67% jika dibandingkan dengan US$659 juta yang diperoleh pada tahun 2022.
Bidang teknologi perbankan memperoleh total US$8,5 juta, turun 81% dibandingkan dengan US$44,2 juta yang diperoleh pada tahun 2022.
Secara keseluruhan, pada tahun 2023 sektor fintech Indonesia mengalami empat akuisisi, serupa dengan skenario pada tahun 2022, namun sedikit lebih rendah dibandingkan lima akuisisi yang tercatat pada tahun 2021.
HomeCredit, sebuah perusahaan pinjaman alternatif, diakuisisi senilai US$219 juta oleh Krungsri, Adira Finance, dan MUFG.
East Ventures, Mandiri Capital Indonesia & AC Ventures merupakan investor paling aktif hingga saat ini di sektor fintech Indonesia.
Sementara itu, 500 Global, Hustle Fund & Mandiri Capital Indonesia merupakan investor teratas dalam tahap awal (seed-stage) pada tahun 2023. Sedangkan, Gobi Partners, Alpha Trio & Openspace Ventures merupakan investor tahap awal (early-stage) yang paling aktif. (*AMBS)
Discussion about this post