youngster.id - Berdasarkan laporan SE Asia Deal Review: Q1 2023, pendanaan ke startup di Asia Tenggara US$ 2,08 miliar selama Januari – Maret, dengan nilai turun 25% qtq dan 52% yoy. Pendanaan ke startup Indonesia turun 41% secara kuartalan (quarter to quarter/qtq) dan 55% tahunan (year on year/yoy) pada kuartal I.
Hasilnya sama dengan kuartal II 2020, ketika pembatasan sosial dan perjalanan akibat Covid-19 menghambat kesepakatan pendanaan.
Partner Openspace Ventures Jessica Huang Pouleur mengatakan, startup Indonesia paling banyak meraih pendanaan di Asia Tenggara pada 2020 dan 2021. “Sebagian besar investasi ini didorong oleh dana persilangan, yang ditarik oleh kisah demografi makro Indonesia yang sangat menarik,” katanya dikutip dari DealStreetAsia, Kamis (27/4/2023).
Disebutkan ada 195 kesepakatan pendanaan ke startup sepanjang Januari – Maret. Jumlahnya turun 37% yoy. Porsi nilai pendanaan ke startup di Singapura 46% atau US$ 956,8 juta, Thailand 25,5% atau US$ 530,4 juta, Indonesia 20,8% atau US$ 432,64 juta atau sekitar Rp 6,36 triliun.
Meski Singapura masih memimpin dengan 103 kesepakatan, nilainya turun 49% qtq dan 63% yoy. Penurunannya lebih tinggi ketimbang Indonesia. Sedang Thailand mengalami peningkatan pendanaan yang signifikan, dengan startup mengumpulkan lebih dari setengah miliar dolar. Ini menandai pertama kalinya Thailand mengungguli Indonesia dalam perolehan dana startup.
Sedang Vietnam 4,6% atau US$ 95,68 juta, Filipina 2% atau US$ 41,6 juta dan Malaysia 1,1% atau US$ 22,88 juta.
Co-Founder sekaligus Managing Partner Alpha JWC Ventures Jeffrey Joe mencatat ada koreksi pasar dalam hal valuasi sejak tahun lalu. “Koreksi ini masih harus dilihat,” ujar dia.
Menurut Joe, lanskap investasi yang berubah merupakan perkembangan yang disambut baik, karena akan menanamkan upaya tumbuh keberlanjutan di antara para startup.
STEVY WIDIA
Discussion about this post