youngster.id - Untuk menciptakan pengusaha yang memiliki nilai tambah dan berdaya saing, pemerintah menggelar Start Tech Training Camp 2017. Ajang ini untuk menumbuhkan pengusaha pemula berbasis teknologi.
Menteri riset teknologi dan perguruan tinggi, Muhammad Nasir mengatakan, saat ini untuk menciptakan pengusaha yang memiliki nilai tambah dan berdaya saing, para perusahaan pemula (startup) harus berbasis teknologi dan berinovasi. Jika tidak perusahaan tidak akan dapat bertahan karena kalah bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang kebanyakan sudah berbasis teknologi.
“Start up company produk yang diproduksi harus mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, jangan tergantung pada investor,” kata Nasir pada pembukaan Start Tech Training Camp 2017, Senin (22/5/2017) malam di Jakarta. Acara ini berlangsung 22 – 26 Mei 2017 di Hotel Kartika Candra, Jakarta.
Lebih lanjut Menteri riset teknologi dan perguruan tinggi itu mengatakan, saat ini dukungan Ristekdikti dibidang hulu untuk riset dan teknologi sudah dilakukan. Upaya selanjutnya adalah untuk menghilirisasi dan mengkomersialisasi hasil riset dan teknologi.
Nasir memberikan contoh produk-produk inovatif yang telah dihasilkan. Diantaranya industri garam farmasi. Garam biasa hanya dihargai antara Rp600-1000 perkilo, tapi kalau sudah menjadi garam farmasi nilainya menjadi minimal Rp28.000 perkilo. Di tahun 2014-2015 pemerintah masih impor untuk garam farmasi, tapi setelah berjuang keras saat ini sudah dapat menciptakan garam ini dengan baik.
Bentuk inovasi lainnya, Kapal pada dasarnya berbentuk “V”, tapi dari riset yang dilakukan saat ini menciptakan kapal dengan dasar berbentuk Trimaran, model ini mampu memanfaatkan hasil pemecah gelombang sebagai energi sehingga kapal menjadi lebih cepat namun dengan energi yang lebih hemat.
“Terobosan seperti ini harus dilakukan terus menerus dalam rangka memanfaatkan hasil inovasi,” jelas Nasir.
Start Tech Training Camp 2017 diikuti 506 program IBT dan PPBT PT dari seluruh Indonesia yang terdiri dari 253 pengusaha pemula dan 253 mentor bisnis.
Direktur Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi, Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi, Retno Sumekar mengatakan selama kegiatan para peserta akan mengikuti berbagai kegiatan seperti mempelajari alat akselerasi bisnis melalui Smart Business Map, ilmu branding, ilmu bagaimana mendapatkan permodalan, ilmu internet marketing, ilmu hak dan paten produk, serta ilmu perencanaan keuangan.
“Untuk mentor bisnis perwakilan dari berbagai inkubator, pelajaran akan ditambahkan dengan business coaching serta bagaimana mengelola inkubator,” ujar Retno.
STEVY WIDIA
Discussion about this post