youngster.id - Transformasi menjadi data-driven company itu penting. Data-driven company adalah perusahaan yang menggunakan data untuk menginformasikan dan mengarahkan keputusan bisnis.
Pasalnya, perusahaan yang digerakan oleh data akan lebih siap untuk menghadapi tantangan dan peluang di masa depan.
“Dalam lingkungan bisnis yang dinamis, keputusan yang tepat dan cepat sangatlah penting. Data-driven company dapat memanfaatkan data untuk membuat keputusan yang strategis dan terukur. Dengan analisa data yang tepat, perusahaan dapat mengetahui tren pasar, memahami perilaku pelanggan, serta mengidentifikasi peluang dan tantangan yang ada,” kata Lusiana Lu, Business Development Director HashMicro, dikutip Sabtu (18/5/2024).
Dengan menjadi data-driven company, maka perusahaan bisa meningkatkan efisiensi dan produktivitas melalui analisa data perusahaan untuk melihat area yang perlu ditingkatkan dan membuat proses bisnis menjadi lebih efisien. Data juga bisa digunakan untuk mengukur kinerja karyawan dan departemen, sehingga dapat dilakukan perbaikan yang terarah.
Data yang akurat dan komperhensif juga dapat membantu perusahaan membuat keputusan bisnis yang lebih strategis dan terukur. Data dapat digunakan untuk menilai kelayakan suatu investasi, mengidentifikasi peluang pasar baru, serta mengembangkan produk dan layanan yang lebih sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Menurut Lusiana, dengan memanfaatkan data secara optimal, perusahaan dapat mengidentifikasi tren pasar, memahami perilaku pelanggan, serta mengidentifikasi peluang yang ada.
“Melalui analisa data, perusahaan dapat memberikan pelayanan yang lebih personal dan tepat sasaran, sehingga bisa meningkatkan kepuasan pelanggan. Dengan demikian, perusahaan akan memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan para pesaingnya,” tambahnya.
Untuk itu, Lusiana membagikan beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan untuk bertransformasi menjadi data-driven company. Pertama, perusahaan bisa mengidentifikasi tujuan dan KPI (key performance indicator) yang relevan dengan tujuan bisnis. KPI akan digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dan menjadi dasar pengambilan keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan utama perusahaan.
Kedua, menanamkan budaya untuk terus mengacu pada data. Dalam proses perubahan perlu dibiasakan untuk selalu mengacu pada data setiap dihadapkan pada momen pengambilan keputusan. Pimpinan perusahaan harus mendukung inisiatif data-driven dan memberi contoh kepada perusahaan.
Selain itu, perusahaan juga harus mendukung SDM dengan memberikan working tools yang bisa memungkinkan karyawan untuk bekerja berbasis data. Hal ini ditujukan untuk membuat karyawan menjadi terbiasa dalam bekerja dengan data.
Ketiga, perusahaan perlu membangun infrastruktur data yang baik, termasuk sistem pengumpulan data, penyimpanan data, dan analisa data. Investasi pada teknologi dan sumber daya manusia yang ahli dalam pengelolaan data sangatlah penting. Hal ini bisa dibantu dengan memanfaatkan software manajemen bisnis.
“Transformasi menjadi perusahaan data-driven bukanlah hal yang mudah. Namun, dengan komitmen dan mitra yang tepat, perusahaan dapat menuai berbagai manfaat dari transformasi ini,” tutup Lusiana. (*AMBS)
Discussion about this post