youngster.id - Sejatinya, penerapan prinsip-prinsip ESG (Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola) dapat mendorong pemerataan akses ke sumber daya digital. Terutama di wilayah lapis 2 dan lapis 3 di Indonesia yang membutuhkan dukungan lebih signifikan.
Hal itu terungkap dari laporan East Ventures – Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2023. “Pemerintah dan swasta dapat berkolaborasi dalam membuat dan melakukan program ESG untuk memperluas akses internet melalui pemerataan pembangunan infrastruktur komunikasi hingga ke daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) serta pembangunan jaringan internet yang lebih luas,” kata pihak East Ventures, dalam keterangan tertulisnya, Senin (19/6/2023).
Perusahaan di semua sektor dapat mempunyai peran penting dalam mendukung dan mendorong digitalisasi regional melalui program ESG mereka. Misalnya, platform fintech yang berkontribusi dalam mempromosikan literasi keuangan serta meningkatkan inklusi layanan ke kota-kota lapis 2 dan lapis 3 dengan menghadirkan kesetaraan ekonomi sebagaimana dibuktikan dengan munculnya program pinjaman peer-to-peer dan meluasnya penggunaan e-wallet.
Contoh lain, platform edtech, seperti Ruangguru, memanfaatkan layanan mereka di area 3T, khususnya kota lapis 3, untuk menawarkan pendidikan yang memadai kepada siswa. Sementara itu, adopsi healthtech meningkat pesat karena kebutuhan yang mendesak selama pandemi berlangsung.
Laporan EV-DCI 2023 juga menyoroti bahwa penerapan prinsip-prinsip ESG membantu menciptakan keseimbangan yang harmonis antara keberlanjutan dan profitabilitas. Banyak startup yang menggabungkan prinsip-prinsip ini dengan tujuan ekonomi mereka, menyeimbangkan pelestarian lingkungan dan pertumbuhan bisnis.
Apa saja sih keuntungan dari menerapkan praktik-praktik ESG ini? Pertama, mengurangi potensi risiko. Perusahaan yang memprioritaskan prinsip-prinsip ESG lebih siap untuk memitigasi risiko seperti denda, pemboikotan oleh konsumen, maupun kerusakan reputasi. Misalnya, implementasi kecerdasan buatan (AI) oleh perusahaan keamanan siber dengan mempromosikan keamanan data yang lebih baik sehingga mengurangi risiko pelanggaran data dan denda terkait.
Kedua, mendorong minat investor. Investor semakin mempertimbangkan penerapan ESG saat membuat keputusan investasi. Misalnya, East Ventures secara aktif melibatkan perusahaan portofolionya untuk mengimplementasikan kerangka ESG dan berinvestasi di perusahaan rintisan yang menerapkan kerangka kerja ESG sebagai bagian dari komitmennya terhadap penandatangan Prinsip Investasi Bertanggung Jawab (PRI).
Ketiga, manajemen risiko tingkat lanjut. Bisnis yang berfokus pada ESG diyakini lebih berkelanjutan dan tidak terlalu berisiko, menjadikannya peluang investasi yang lebih menarik di kawasan ini. Menurut International Finance Corporation (IFC), peluang investasi di sektor hijau dan yang terkait dengan iklim diperkirakan melebihi US$23 triliun.
Keempat, meningkatkan reputasi perusahaan. Konsumen, karyawan, dan juga masyarakat semakin menyukai bisnis yang mencerminkan nilai-nilai mereka, seperti terkait masalah lingkungan dan sosial. Perusahaan e-commerce enabler, seperti SIRCLO, telah mengambil langkah dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui UMKM dan wirausaha perempuan sehingga meningkatkan citra merek mereka dan menarik lebih banyak konsumen.
Kelima, meningkatkan efisiensi operasional. Perusahaan yang berfokus pada ESG cenderung lebih inovatif dalam mencari cara untuk meminimalkan jejak karbon (carbon footprint) mereka, memenuhi tanggung jawab sosial, serta meningkatkan tata kelola. Misalnya, GoTo dan Grab telah mengadopsi kendaraan listrik yang mengurangi dampak negatif ke lingkungan dan menghasilkan efisiensi dan penghematan biaya lebih besar. Sociolla mengurangi sampah plastik dengan menggunakan kemasan ramah lingkungan dan mengumpulkan botol bekas perawatan kulit untuk didaur ulang. Perusahaan-perusahaan ini berkontribusi pada pilar lingkungan ESG dan meningkatkan efisiensi serta profitabilitas operasional.
“Secara umum, semua pemangku kepentingan harus berperan proaktif dalam mengimplementasikan ESG dalam ekosistem digital. Pemerintah dapat memberikan insentif kepada pelaku usaha yang telah menganut ESG, investor dapat menyediakan persyaratan pendanaan, dan permintaan konsumen akan produk berbasis keberlanjutan dapat memotivasi startup untuk membangun solusi yang sesuai dengan ESG. Upaya kolaboratif ini sangat penting untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip ESG secara efektif di seluruh industr,” pungkasnya.
STEVY WIDIA