youngster.id - Tim startup mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Aero Fun Research Tech berhasil mengembangkan Unmanned Aerial Vebicle (UAV) atau pesawat tanpa awak. Produk ini tak kalah berkualitas dengan pesawat sejenis buatan luar negeri.
Atas keberhasilan menciptakan pesawat tanpa awak Tim Startup UMY Aero Fun Research mendapatkan pendanaan Program Inovasi Wirausaha Digital Mahasiswa (IWDM) 2022 yang merupakan program unggulan kreativitas dan inovasi mahasiswa yang diadakan oleh Kemendikbud Ristek.
Ketua Tim Startup UMY Aero Fun Research, Fallah Alfrido Firmasnyah mengatakan, selama ini produk UAV di Indonesia lebih banyak didatangkan dari luar negeri. Padahal menurutnya SDM Indonesia sudah mampu untuk membuatnya.
“Untuk itu kami membuat UAV yang kualitasnya setara buatan luar negeri. Kami ingin Indonesia tidak kalah dengan orang luar negeri, ini lho buatan orang Indonesia,” ucapnya, dilansir dari laman UMY, Selasa (9/8/2022).
Tim Aero Fun Research Tech ini selain Fallah juga beranggotakan rekannya Syaif Ambiya, mahasiswa Fakultas Teknik Mesin tahun 2019, Mentari dan Siti Halimatussa’diyah, Fakultas Farmasi tahun 2019 dan Putri Hanifah Anggraeni, mahasiswa Fakultas Manajemen tahun 2020.
Fallah menjelaskan, UAV buatan timnya tidak hanya bisa digunakan untuk satu sektor namun dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam berbagai sektor atau bidang. “Pesawat ini tidak hanya untuk satu sektor saja, misalnya UAV ini bisa untuk mengantarkan obat ke lokasi tertentu yang sulit dijangkau dengan kendaraan darat. UAV ini juga bisa digunakan untuk memantau evakuasi korban bencana atau memonitori para korban bencana di lokasi tertentu,” katanya.
Fallah mengungkapkan, untuk pembuatan UAV kata Fallah dibutuhkan waktu 35-40 hari. UAV juga memiliki harga murah namun kualitasnya bagus. Sementara untuk spesifikasi UAV dengan berat 4,7 kilogram, panjang 2 meter dan mampu terbang dengan durasi satu jam. Endurance jelajah 28 kilometer ditempuh dengan waktu 38 menit.
“Dalam mengendalikan UAV kita tetap memperhatikan regulasi yang dibuat oleh Aircraft Indonesia,” jelasnya.
Material pembuatan yang digunakan memakai karbon keplar yang merupakan material ringan namun lebih kuat dari baja, anti api dan umumnya digunakan oleh perusahaan besar dalam pembuatan UAV.
“Jadi untuk kualitas material untuk pembuatan tidak perlu diragukan. Kita menggunakan material yang istimewa,” tuturnya.
Ke depan pihaknya akan menawarkan UAV kepada instansi yang ada di Indonesia yang membutuhkan unit UAV. “Yang jelas UAV produksi kita sudah dilirik oleh salah satu instansi di Semarang, Jawa Tengah,” ujarnya.
UAV ciptaan tim startup mahasiswa UMY, Aero Fun Research Tech ini masuk dalam 49 program IWDM 2022 Kemendikbud Ristek.
STEVY WIDIA
Discussion about this post