youngster.id - Industri musik menjadi salah satu bisnis yang terkena dampak paling besar dari pandemi Covid-19. Teknologi menjadi salah satu jalan untuk bisa menghidupkan kembali industri musik. Seperti yang ditawarkan Pitchplay. Platform ini menawarkan model bisnis yang memungkinkan musisi mendapatkan revenue stream tidak hanya dari produk jadinya (karya lagu) tetapi juga dari proses kreatifnya dalam bentuk konten video dan langsung kepada penggemar, tidak ketergantungan kepada sponsor/brand.
“Kami merasa, belum ada solusi alternatif bagi industri musik di masa pandemi ini. Keuntungan yang didapat dari layanan streaming lagu umum hanya menguntungkan bagi musisi berskala besar, tidak bagi musisi berskala menengah atau kecil,” ucapnya dalam siaran pers Senin (18/10/2021).
Fauzan menjelaskan, Pitchplay dibentuk lewat sebuah model bisnis baru sebagai enabler aspek komersial langsung dari musisi terhadap fan, atau lebih dikenal dengan istilah direct-to-consumer dalam industri ritel. Untuk jangkauan pasar, Pitchplay menyasar kategori generasi Z atau Gen Z.
“Pitchplay merupakan solusi 360 bagi musisi. Kami memiliki perbedaan dengan platform lain, kehadiran kami memberikan keuntungan bagi semua musisi dari berbagai kalangan dan penggemar,” jelasnya.
Fauzan menambahkan, Pitchplay merupakan model bisnis bagi musisi yang mengoptimalkan kualitas fan dibanding kuantitas. “Pitchplay tidak hanya akan menghadirkan satu atau dua layanan. Kedepannya kami membangun sebuah ekosistem lengkap dan saling menguntungkan antara musisi dan penggemar,” tukasnya.
Fitur utama dari Pitchplay adalah rent-to-view, yang memungkinkan musisi menjual konten video langsung kepada fans. Sekali membayar, penggemar dapat menonton konten tersebut tanpa batas selama 7 hari dan Pitchplay hanya akan mengenakan biaya potongan kepada musisi per transaksi.
Kini setahun beroperasi, Pitchplay menambah beberapa fitur baru untuk mendukung musisi Indonesia. Langkah ini merupakan pengembangan bisnis distribusi konten video berbayar yang telah satu tahun beroperasi.
Fauzan menjelaskan, fitur baru Pitchplay adalah bundle dan membership. Bundle adalah fitur dimana musisi dapat menjual konten video eksklusif dan dipaketkan dengan merchandise. Sebagai contoh, The Sigit telah melakukan kerja sama bundle Pitchplay dengan menjual film dokumenter tur Australia mereka di tahun 2016 dengan t-shirt tur tersebut.
Fitur kedua, membership, merupakan fitur menguntungkan yang bisa dimanfaatkan oleh musisi dan fan. Lewat fitur ini, musisi dapat dengan mudah membuat sistem langganan dan menentukan keuntungannya sendiri.
“Musisi dapat dengan mudah mengatur keuntungan dari konten khusus fan yang telah menjadi member seperti video, audio, gambar, merchandise khusus, dan chat room antara member dan musisi. Fitur ini dapat digunakan oleh musisi sesuai kebutuhan mereka,” kata Fauzan.
Tidak hanya itu saja, musisi bisa melakukan pengembangan komunitas fan dan menjual album digital kepada member berbayar. “Musisi bisa merasakan transparansi dan kemudahan dalam penarikan biaya transaksi. Selain itu, Pitchplay konsisten merangkul musisi dan terus memberikan masukan terkait pengembangan apa yang dapat dilakukan dengan aplikasi ini,” tandasnya.
Untuk saat ini, fitur membership hanya dirilis untuk beberapa musisi yang menjadi Pitchplay Partner. Saat ini sudah ada 43 artis terdaftar di Pitchplay dengan 20 konten eksklusif dan jumlah tersebut terus berkembang seiring diskusi dengan beberapa artis yang masih berjalan. Terkait pengguna sendiri, saat ini telah terdaftar lebih dari 3.500 pengguna terdaftar aktif. Beberapa band ternama yang sudah memajang konten eksklusif di Pitchplay seperti Mocca (Mocca’s Valentine Special), Burgerkill (25th Annivesary Virtual Concert), juga The SIGIT (Footnote: The SIGIT – Behind the Stage) dan lain-lain.
STEVY WIDIA
Discussion about this post