Minggu, 28 September 2025
No Result
View All Result
youngster.id
Pratesis Ads
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result
Home Headline

Platform Ketertelusuran KOLTIVA Siap Dukung Transformasi Industri Kelapa

30 September 2024
in Headline
Reading Time: 4 mins read
KOLTIVA

Platform Ketertelusuran KOLTIVA Siap Dukung Transformasi Industri Kelapa (Foto: Istimewa)

0
SHARES
0
VIEWS

youngster.id - Agitech KOLTIVA siap mendukung transformasi industri kelapa dengan menyediakan dukungan menyeluruh kepada para pelaku usaha dan produsen melalui platform ketertelusuran, KoltiTrace MIS. Untuk itu, KOLTIVA pun bergabung ke dalam Sustainable Coconut Partnership (SCP).

Pasar global kelapa terus tumbuh pesat, didorong oleh penggunaan komoditas tersebut di berbagai industri, seperti kosmetik, makanan dan minuman, hingga farmasi. Indonesia, yang merupakan produsen terbesar di dunia, menyumbang 27% dari total produksi global, sekitar 17,19 juta metrik ton per tahun, diikuti oleh Filipina sekitar 14,77 juta metrik ton per tahun, dan India dengan 14.68 juta metrik per tahun. Namun, peningkatan permintaan ini telah mendorong ekspansi perkebunan kelapa yang sering kali mengorbankan kawasan hutan, mengakibatkan penurunan keanekaragaman hayati dan kerusakan ekosistem.

Pada tahun 2018, The International Union for Conservation of Nature (IUCN) mencatat bahwa sekitar 9.159 hektar lahan di Indonesia terancam mengalami deforestasi akibat pertanian kelapa. Hal ini semakin memperburuk krisis iklim dengan mengurangi kapasitas hutan dalam menyerap karbon dioksida, yang merupakan salah satu penyumbang utama pemanasan global. Selain dampak lingkungan, kerentanan ekonomi petani kelapa kecil menjadi tantangan signifikan.

Penelitian dari IntechOpen tentang rantai nilai pertanian mengungkapkan bahwa banyak petani kelapa di daerah seperti Sulawesi Utara dan Riau memiliki status sosial-ekonomi yang berada di bawah garis kemiskinan, dengan pendapatan kurang dari Rp3.000.000 per kapita per tahun.

Petani kelapa sering kali menghadapi keterbatasan akses terhadap bibit unggul, alat pertanian berkelanjutan, dan layanan keuangan, membuat mereka bergantung pada tengkulak untuk menjual hasil panen dengan harga rendah. Situasi ini memperburuk ketidakstabilan ekonomi mereka. Selain itu, minimnya pelatihan terkait pertanian berkelanjutan menghambat upaya meningkatkan produktivitas dan penerapan praktik ramah lingkungan. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan solusi yang menyeluruh dan kolaboratif guna melakukantransformasi sektor kelapa yang keberlanjutan.

Baca juga :   Program Cohort ke-4 Accelerating Asia Danai 11 Startup Tahap Awal

Menyikapi permasalahan di industri kelapa tersebut, agritech KOLTIVA siap mendukung transformasi industri kelapa dengan menyediakan dukungan menyeluruh kepada para pelaku usaha dan produsen melalui platform ketertelusuran, KoltiTrace. Inisiatif tersebut bertujuan memastikan para produsen kelapa mendapatkan pelatihan, pembinaan, dan sertifikasi dalam pertanian berkelanjutan, memungkinkan mereka meningkatkan pendapatan dengan menghasilkan produk kelapa berkualitas lebih tinggi dan berkelanjutan.

Fachreza Hidayat, Head of Sector di KOLTIVA menjelaskan melalui platform ketertelusuran, KoltiTrace MIS, KOLTIVA menyediakan wawasan mendalam bagi pelaku usaha kelapa dengan memantau produksi dari hulu hingga hilir. Tersedianya platform tersebut memberikan gambaran menyeluruh, mencakup demografi produsen, produktivitas, kemajuan pelatihan, transaksi, bibit kelapa, serta metrik lingkungan dan sosial.

“Platform ini juga mendukung kemampuan pemetaan penuh, termasuk semua poligon lahan pertanian, lokasi produsen dan pengolah, pos pembelian, dan pelaku lainnya di dalam rantai pasokan. KoltiTrace MIS mampu menunjukkan kawasan lindung, serta peringatan ketika produsen berada di area yang terlarang, sehingga memungkinkan pemantauan komitmen penghentian (nol) deforestasi atau perubahan ekosistem alami, seperti NDPE (No Deforestation, No Peat, and No Exploitation),” jelas Fachreza, dikutip Senin (30/9/2024).

KoltiTrace MIS (FarmXtension) juga dilengkapi dengan aplikasi seluler untuk mendukung implementasi oleh tim lapangan dan agronomis untuk melakukan pengumpulan data, memastikan pengawasan penuh terhadap aktivitas penanaman, kondisi pohon, dan volume panen.

Baca juga :   Kembangkan Kawasan Lahan Kering Hortikultura, Kementerian Pertanian Gandeng Agritech KOLTIVA

“Data-data penting ini memungkinkan perusahaan untuk membuat keputusan yang terinformasi, mengembangkan strategi yang efektif, serta mengambil langkap yang tepat,” tambahnya.

Tak hanya itu, KOLTIVA juga meluncurkan aplikasi FarmCloud yang merupakan bagian dari ekosistem KoltiTrace MIS. Aplikasi ini membantu petani kelapa dalam manajemen pertanian, pelatihan, dan pemantauan produktivitas secara terpadu. Dilengkapi dengan KoltiPay, petani dapat melakukan transaksi keuangan secara aman dan efisien, menerima pembayaran elektronik, serta membeli input pertanian seperti bibit dan alat. Selain itu, KoltiPay juga menyediakan akses ke layanan keuangan seperti tabungan, pembiayaan, dan asuransi tanaman, memberdayakan petani untuk meningkatkan ketahanan finansial mereka.

KOLTIVA juga mendukung kios-kios pedesaan melalui aplikasi FarmRetail, memungkinkan mereka mengelola toko daring, memperbarui stok, dan menangani transaksi seperti sistem POS. Kios-kios dapat membeli produk langsung dari distributor terpercaya, memperluas akses pasar. Sementara itu, aplikasi FarmGate memberdayakan pos pembelian dan pedagang dengan manajemen rantai pasokan yang lebih efisien, memastikan semua data transaksi, inventaris, dan pergerakan kelapa tercatat dengan transparan melalui dasbor KoltiTrace.

“Kami bekerja sama untuk mendukung perusahaan dalam membangun rantai pasokan yang tertelusur sehingga mereka dapat lebih memahami kebutuhan produsen dan mengembangkan inisiatif untuk mendukung mata pencaharian mereka serta menghasilkan produk kelapa yang berkelanjutan. Bersama dengan mitra kami, kami mengembangkan inisiatif yang secara langsung mendukung produsen dengan keterampilan dan sumber daya untuk menghasilkan kelapa berkualitas tinggi sehingga mereka dapat memperoleh akses pasar yang lebih baik,” papar Fachreza.

Baca juga :   Startup Agritech Koltiva Raih Pendanaan Seri A, Dipimpin AC Ventures

Manfred Borer, CEO dan Co-Founder KOLTIVA menyebutkan, pihaknya telah bekerja sama dengan agribisnis terkemuka di 65 negara dan lebih dari 58 sektor, termasuk industri kelapa di Indonesia. Menurutnya, sebagai pemimpin dalam platform ketertelusuran rantai pasok kelapa global, KOLTIVA menyadari betapa pentingnya transparansi dan ketertelurusan. Namun, mengintegrasikan teknologi dari perkebunan hingga pengolahan tetap merupakan tantangan besar.

“Dengan bergabungnya kami ke dalam kerjasama multi-pihak bersama Sustainable Coconut Partnership (SCP), menegaskan komitmen kami untuk membantu bisnis meningkatkan standar tanggung jawab lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani kelapa di seluruh dunia.” Kata Manfred.

Sustainable Coconut Partnership (SCP) menawarkan praktik terbaik industri dan program-program berpengaruh untuk menghadapi tantangan kompleks mencapai keberlanjutan sektor kelapa. SCP memfasilitasi anggotanya dalam konsultasi sektoral untuk mengembangkan alat yang meningkatkan transparansi dan jaminan keberlanjutan. Selain itu, SCP mendorong kolaborasi, menciptakan komunitas profesional terbesar di sektor swasta yang fokus pada peningkatan kesejahteraan petani dan mendukung produksi kelapa berkelanjutan dalam skala besar.

“Saya menyambut baik bergabungnya KOLTIVA dalam misi kami untuk memajukan sektor kelapa yang bertanggung jawab dan tangguh. Kita membutuhkan lebih banyak agribisnis digital yang inovatif untuk membantu produsen beralih ke praktik produksi yang berkelanjutan dan sumber daya yang lebih transparan. KOLTIVA telah terbukti menjadi pelopor inovatif tersebut dalam berbagai rantai pasokan,” kata Gregory Bardies, Direktur Eksekutif Sustainable Coconut Partnership (SCP).

 

STEVY WIDIA

Tags: KoltiTrace MISKoltivaPlatform KetertelusuranSustainable Coconut Partnership (SCP)transformasi industri kelapa
Previous Post

Dukung Mobilitas Kendaraan Pribadi, McEasy Luncurkan MeTrack

Next Post

Permudah Masyarakat Berbelanja Kebutuhan, Kredivo Kerja Sama dengan Ranch Market

Related Posts

startup agritech Koltiva
Headline

Baru 12 % Perusahaan Hilir Gunakan Sistem Ketertelusuran

23 Juli 2025
0
Koltiva
Headline

Koltiva: Petani Indonesia Terancam Terisolasi Dari Perdagangan Global

19 Maret 2025
0
Koltiva
News

Solusi Teknologi KOLTIVA Dukung dalam Ketertelusuran dan Pengembangan Sumber Daya Pertanian

3 Februari 2025
0
Load More
Next Post
Kredivo x Ranch Market

Permudah Masyarakat Berbelanja Kebutuhan, Kredivo Kerja Sama dengan Ranch Market

Yudhono Rawis - Tokocrypto

Volume Perdagangan Tokocrypto Naik 165%

Platform Crowdfunding Kitabisa Kembangkan Bisnis Asuransi

Platform Crowdfunding Kitabisa Kembangkan Bisnis Asuransi

Discussion about this post

Recent Updates

Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

27 September 2025
Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

27 September 2025
Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

27 September 2025
Koperasi Desa Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih Berperan Bagi Pemerataan Akses Energi Bersih

26 September 2025
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

27 Juni 2019
Startup Hayokerja

Startup HayoKerja Hadirkan Solusi PHL bagi Perusahaan Pencari Tenaga Kerja

25 September 2023
pendanaan Fintech

Inilah 5 Fintech dengan Pendanaan Terbesar di Indonesia Tahun 2025

15 Mei 2025
Fastwork Raih Pendanaan Seri A US$4,8 Juta

Fastwork Luncurkan Fitur Baru Untuk Pengguna Jasa Freelancer

11 Agustus 2020
Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

0
Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

0
Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

0
Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

0
Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

Karya Raya 2025 Jaring 1.870 Buku Cerita Karya Anak, Harapan Bagi Peningkatan Literasi

27 September 2025
Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

Indodana Paylater Permudah Pengguna BNPL Batalkan Transaksi Bermasalah

27 September 2025
Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

Akademi Edukreator Jangkau 4.000 Kreator Untuk Jadikan YouTube Ruang Kelas Berkualitas

27 September 2025
Koperasi Desa Merah Putih

Koperasi Desa Merah Putih Berperan Bagi Pemerataan Akses Energi Bersih

26 September 2025
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Layanan Bisnis
Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development

Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.
Go to mobile version