PLN Gandeng ION Mobility Hadirkan SPLU dan Aplikasi Pendukung Kendaraan Listrik

PLN dan ION Mobility

Penandatanganan MoU antara PLN dan ION Mobility. (Foto: stevywidia/youngster.id)

youngster.id - Pemerintah RI menargetkan bisa memiliki 2,5 juta pengguna kendaraan listrik (electronic vehicle) pada tahun 2025. Penggunaan kendaraan listrik ini diharapkan dapat menurunkan tingkat polusi udara dan mempercepat pencapaian target net zero emission. Hal ini perlu dukungan infrastruktur, seperti Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU).

Mendukung hal ini, perusahaan listrik nasional PLN bekerjasama dengan Ion Mobility perusahaan teknologi dan otomotif OEM. Melalui kemitraan ini, ION Mobility akan berkontribusi dalam pengadaan SPLU dengan komitmen awal sejumlah 100 unit di penjuru DKI Jakarta, dan berlanjut ke beberapa kota lainnya secara Nasional sesuai dengan kebutuhan pasar.

“Meski kami telah berhasil dalam memulai pengembangan jaringan SPLU, penting bagi kami untuk terus bekerja dan menjalin kemitraan dengan para pemain terdepan di industri seperti ION Mobility,” kata Darmawan Prasodjo Direktur Utama PLN dalam jumpa pers, Rabu (2/11/2022) di ajang Indonesia Motorcycle Show 2022, Jakarta Convention Centre, Jakarta.

Darmawan Menjelaskan, melalui kerja sama ini masyarakat akan dapat mencari stasiun pengisian melalui aplikasi mobile ION Mobility dan PLN. Terobosan ini akan memudahkan pengguna sepeda motor EV untuk mencari dan menggunakan lebih dari 2.900 SPLU di DKI Jakarta, dan lebih dari 6.500 SPLU di seluruh Indonesia.

“Kami berharap dapat terus memahami kebutuhan pengguna (EV) di Indonesia, meningkatkan kemudahan pemakaian dan keandalan dari teknologi pengisian daya EV, termasuk dalam membuat biayanya semakin efisien,” ujarnya.

Kerjasama berupa MoU antara PLN dan ION Mobility ini ditandatangani oleh Darmawan dan James Chan, Founder & CEO ION Mobility dan disaksikan oleh Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita.

Menteri Agus menyatakan, langkah kerjasama ini sesuai dengan amanat dari Presiden Joko Widodo melalui Keppres No. 55 2019 mengenai Percepatan program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan,.

“Selain memiliki roadmap jelas untuk pengembangan EV di Indonesia, kami juga senantiasa mengakomodir berbagai insentif terkait untuk mendorong pengembangan ekosistem EV di Indonesia. Melalui Keppres terbaru, No. 7 tahun 2022, seluruh kendaraan pemerintah akan bertransisi menuju EV dalam 3 tahun kedepan. Untuk itu, saya menyambut baik program pengembangan SPLU dimana pengguna dapat membayar sesuai penggunaan ini, yang sangat bermanfaat bagi pengguna motor listrik tanah air,” ungkapnya.

CEO dan Founder ION Mobility, James Chan mengatakan, ION Mobility menerapkan inovasi teknologi pengisian daya cepat sehingga para pengguna motor EV dapat mencapai jarak berkendara hingga 100 km hanya dengan mengisi daya selama 15 menit.

“Kami yakin infrastruktur energi yang ideal untuk mendorong transisi penuh ke motor EV di Indonesia mencakup jaringan stasiun pengisian daya cepat, alat pengisi daya cepat di rumah, dan stasiun penukaran baterai yang didukung oleh jaringan PLN,” ujarnya.

James menjelaskan, ION Mobility mengadopsi pendekatan full-stack dan menyeluruh dalam desain, riset, pengembangan produk, rekayasa multi-disiplin, serta perakitan kendaraan listriknya, termasuk solusi penyimpanan dan pengisian daya.

Melalui kolaborasi ini, pengendara motor listrik dapat meraih jarak lebih dari 100 km dengan mengisi daya selama satu jam. ION Mobility juga menghadirkan produk perdana yaitu ION M1-S untuk Indonesia, yang dilengkapi dengan alat pengisi daya tahan ekspos cuaca terintegrasi, yang dapat mencapai jarak hingga 150 km dalam sekali pengisian baterai utama, dan dapat mencapai lebih dari 200 km jika menggunakan baterai tambahan.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version