youngster.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengatakan potensi startup di Indonesia masih besar. Hal ini terlihat dari startup yang tiap tahunnya tumbuh 11%. Namun ada beberapa sektor yang belum optimal.
“Indonesia merupakan negara dengan jumlah perusahaan rintisan atau startup terbanyak ke-6 di dunia yaitu mencapai 2.321 startup,” kata Erick dalam acara Satu Festival Kamis (10/11/2022) di Jakarta.
Erick menjelaskan, startup di Indonesia masih didominasi oleh fintech sebanyak 23%. Menariknya, startup yang bergerak di bidang agriculture baru 4%.
“Padahal agriculture atau pangan termasuk 4 potensi sumber pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia. Namun industrialisasi pangan di Indonesia baru 5%, sehingga masih memiliki potensi luar biasa, di tengah kondisi dunia yang mengalami gangguan akan rantai pasok makanan akibat perang,” ungkapnya.
Menteri BUMN ini menegaskan, Indonesia harus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia. “Indonesia saat ini dilihat sebagaimana Cina pada 1980an. Karenanya, kita harus percaya kekuatan kita, harus lebih mandiri sekaligus menjadi bagian dari rantai pasok dan pertumbuhan ekonomi dunia,” ungkapnya.
Saat ini dunia menghadapi dua badai besar, pemulihan Covid-19 setelah 3 tahun dalam bayang-bayang Covid-19, dilanjutkan dengan perang antara Rusia-Ukraina yang mengganggu rantai pasok pangan dan energi. “Ini perfect storm, badai sempurna, di tengah badai ini dengan data yang ada, kita punya potensi luar biasa. Indo punya dua kekuatan luar biasa, satu namanya sumber daya alam, kedua namanya pasar,” katanya.
Erick memaparkan terdapat 4 sektor sumber pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia. Pertama, hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam, seperti nikel menjadi baterai kendaraan listrik. Hal ini yang membuat BUMN turut gencar dalam aktivitas hilirisasi melalui PLN, Pertamina, dan Mind.ID serta anak-anak usahanya seperti PTBA, Freeport Indonesia dan Antam.
Kedua, ketahanan pangan Indonesia. Industrialisasi pangan di Indonesia baru 5% sehingga masih memiliki potensi luar biasa karena rantai pasok makanan sedang terganggu. Ini juga alasan pengembangan lebih cepat holding perkebunan melalui PTPN III dan holding pangan melalui ID Food.
Ketiga, ekonomi digital, potensi ekonomi digital Indonesia mencapai Rp4.500 triliun pada 2030 dan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Ekonomi digital ini jika tidak didukung infrastruktur yang disiapkan BUMN akan percuma saja. Telkom lanjutnya ditransformasi guna memfasilitasi potensi pertumbuhan ekonomi tersebut. Pengembangan Telkom fokus BtoB dan Telkomsel BtoC dengan menjadi infrastruktur penunjang pertumbuhan ekonomi digital tersebut.
Keempat, industri kreatif, industri kreatif Indonesia menurutnya luar biasa, kalau bicara kuliner saja nilainya Rp451 triliun, fesyen masih lebih rendah Rp187 triliun dari potensi merk lokal.
STEVY WIDIA
Discussion about this post