youngster.id - Alner, Unilever, dan EY melalui project TRANSFORM-Alner, melakukan pemberdayaan UMKM sekaligus mendorong gaya hidup belanja ramah lingkungan. Selama satu tahun, project ini telah berhasil memberdayakan 675 UMKM dalam menyebarluaskan gaya hidup belanja isi ulang (refill) di tengah masyarakat, dan mengurangi 4.412 kg kemasan plastik baru.
Alner, startup solusi penyedia sistem guna ulang kemasan produk FMCG atau barang konsumsi hadir sebagai salah satu pionir fasilitator kemasan refill dengan misi menangani limbah kemasan sekali pakai mulai dari hulu. Sejak 2023, Alner menjalankan Project TRANSFORM-Alner yang menguji opsi refill yang inovatif pada produk-produk FMCG dengan menyasar ke masyarakat menengah bawah.
Berbeda dari solusi refill lainnya, Alner menggunakan low tech refill (tanpa mesin isi ulang). Dengan proses manual dari jerigen langsung ke botol konsumen, pendekatan ini menjadi lebih efisien secara biaya dan lebih mampu untuk di-scale up.
Chief Commercial Officer Alner Renata Felichiko menjelaskan, pada Project TRANSFORM-Alner, masyarakat tidak hanya bertindak sebagai konsumen namun juga sebagai mitra yang menyediakan fasilitas refill.
“Mereka adalah UMKM berbasis komunitas dan konvensional seperti toko atau warung dan Bank Sampah, sehingga tercipta sistem yang dapat direplikasi dengan cepat dan dalam skala besar. Apalagi 70% produk di Indonesia dibeli melalui channel konvensional dan kini semakin banyak Bank Sampah berbasis komunitas mulai memasuki ekosistem refill sebagai pengecer dan pengumpul sistem kemasan yang dapat digunakan kembali,” ungkap Renata pada diskusi “Refill Station: Berdayakan UMKM, Dorong Gaya Hidup Belanja Ramah Lingkungan” Selasa (12/6/2024) di Jakarta.
Renata menjelaskan, proyek TRANSFORM-Alner didanai oleh hibah dari TRANSFORM, akselerator dengan tujuan membawa dampak kebaikan yang dipimpin oleh Unilever, Kantor Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan Inggris, dan EY. Sebagai salah satu pemenang hibah tahun lalu, Alner menjalankan proyek ini secara berkelanjutan dengan grup Unilever, termasuk Unilever Indonesia.
“Isu sampah plastik menjadi salah satu fokus utama yang selalu kami cermati, tindaklanjuti dan kolaborasikan bersama semua pihak. Berpegang pada prinsip ekonomi sirkular, kerangka kerja yang mendasari seluruh strategi kami adalah mengurangi plastik, menggunakan plastik yang lebih baik, dan tanpa plastik. Inisiatif TRANSFORM bersama Alner sejalan dengan tujuan kami tersebut,” kata Maya Tamimi, Head of Division Environment & Sustainability Unilever Indonesia Foundation.
Maya menambahkan, inisiatif refill ini juga sejalan dengan program Unilever Indonesia Community Refill Program yang digagas Unilever Indonesia sejak Agustus 2022 untuk mengurangi konsumsi plastik baru dan memperkenalkan alternatif belanja yang ramah di kantong, ramah di lingkungan. Khusus program refill Unilever Indonesia, tahun ini tercatat telah mencapai 817 titik di area Jabodetabek serta Surabaya dan sekitarnya.
Project TRANSFORM-Alner juga melakukan edukasi mengenai keunggulan dari solusi refill. Antara lain dengan mensosialisasikan bahwa secara biaya, berbelanja dengan sistem refill bisa lebih murah dibandingkan membeli produk dalam kemasan baru. Sementara untuk kebiasaan membawa wadah sendiri, yang penting ditanamkan adalah kemauan untuk memulai. Terbukti, konsumen yang sudah mencoba menggunakan sistem refill akan terus menjalankan kebiasaan ini tanpa terbebani.
Edukasi ini terus digencarkan pada konsumen maupun Refill Enterprise, seperti melalui kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dalam program “Gerakan Guna Ulang Jakarta” yang dicetuskan Enviu dan Dietplastik (dimana Alner adalah anggota) untuk memperkenalkan refill ke Bank Sampah.
Ketua Sub Kelompok Kemitraan, Data dan Informasi, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Sri Mulyati mengatakan, sesuai fungsinya, Bank Sampah adalah fasilitas untuk mengelola sampah dengan prinsip 3R, sarana edukasi perubahan perilaku dalam pengelolaan sampah, dan pelaksanaan ekonomi sirkular yang dibentuk dan dikelola masyarakat.
“Maka, kami percaya Bank Sampah punya peluang besar untuk menjadi wadah pensosialisasian refill sekaligus dimanfaatkan sebagai outlet refill. Kami mendorong pengaplikasian project ini di lebih banyak Bank Sampah di Jakarta,” katanya.
Setelah satu tahun berjalan Project TRANSFORM-Alner telah mampu berkontribusi pada penguraian masalah sampah plastik dan peningkatan perekonomian masyarakat. Hingga kini penjualan refill sudah tersedia pada 675 titik di area Jabodetabek, dan jumlahnya terus bertambah. Selain itu, dengan menjual refill, kenaikan pendapatan mereka mencapai rata-rata Rp500.000,- s/d Rp1.000.000,- per bulan, meningkat 10%-25% dari pendapatan bulanan sebelumnya. Hal ini juga mendorong minat masyarakat terhadap solusi refill.
Sudah ada 77.624 liter produk yang terjual melalui sistem refill, menandakan bahwa solusi ini mulai diterima dengan baik dan berpotensi untuk terus ditingkatkan. Bahkan dengan distribusi refill ini, kurang lebih 4.412 kg kemasan plastik baru telah berhasil dikurangi.
Pencapaian ini tentu tidak terlepas dari kontribusi para Refill Enterprise yang telah membantu mengedukasi, mensosialisasikan dan mendorong gaya hidup refill di tengah konsumen. Untuk itu, Alner dan Unilever memberikan apresiasi pada tiga mitra dengan kinerja terbaik, yaitu: Bank Sampah Anggrek Ciliwung, Bank Sampah Matoa SMKN 57, dan Bank Sampah Melati Tebet.
Renata menegaskan, keberhasilan Project TRANSFORM-Alner menjadi pijakan kuat untuk memberikan dampak yang lebih luas.
“Untuk satu tahun ke depan, ditargetkan penambahan titik hingga mencapai total 1.500 titik (termasuk yang sudah ada), disertai peningkatan volume produk guna mengurangi sampah plastik secara lebih signifikan. Project ini juga akan terus bekerja sama dengan pihak UMKM/Bank Sampah untuk membantu mengedukasi dan mengakuisisi mitra baru, sambil tetap mempertahankan para Refill Enterprise yang sudah aktif agar terus menekuni bisnisnya dengan konsisten,” pungkasnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post