Putry Yuliastutik : Bikin Layanan “Uber”-nya Penjahit

Putry Yuliastutik, Founder dan CEO Kostoom.com (Foto: Dok. Pribadi/Youngsters.id)

youngster.id - Bayangkan, Anda tiba-tiba diundang menghadiri sebuah pesta pernikahan penting yang mewajibkan berbusana formal. Beli pakaian jadi di toko mungkin solusi tersingkat. Tapi kadang Anda kurang cocok dengan model busana jadi dan ingin menjahit agar ukuran pas. Tentunya, di saat seperti ini Anda butuh jasa penjahit profesional dan terpercaya. Tetapi dimana bisa mendapatkan jasa penjahit dalam waktu singkat?

Di Kostoom.com itu bisa terwujud. Startup digital ini memang unik karena memilih bisnis jasa penjahit rumahan, tetapi dengan konsep mirip layanan aplikasi transportasi online Uber. Lewat aplikasi ini Anda dapat memilih penjahit yang sesuai dengan kebutuhan dan rekomendasi secara online. Jasa yang tersedia beragam, mulai dari dress, kebaya, kemeja, outwear, long dress, hingga busana muslim dan gamis. Lalu mendapatkan penawaran harga yang pantas.

Aplikasi ini didirikan oleh Putry Yuliastutik. Dia membangun startup digital ini terinpirasi dari sang ibu. “Inspirasi utama membuat dan menjalani usaha ini adalah karena Ibu saya sendiri yang seorang penjahit rumahan, selama lebih dari 20 tahun. Segala kesulitan di dunia jahit menjahit sekiranya sudah dirasakan oleh ibu saya. Dan saya yang setiap hari melihat, merasa tergugah untuk dapat melakukan sesuatu agar dapat membantu beliau,” ungkap Putry kepada Youngsters.id.

Berangkat dari hal itu, Sarjana Matematika Universitas Indonesia ini membuatkan situs pemesanan online untuk sang ibu. Sampai kemudian Putry mendapat komplain dari pelanggan karena dia harus menempuh lokasi yang jauh untuk menemui sang penjahit.

“Akhirnya saya berpikir kenapa layanan online hanya untuk ibu saya saja? Masih banyak jutaan penjahit di Indonesia yang juga merasakan hal sama. Oleh karena itu saya pun membangun Kostoom dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan para penjahit rumahan di Indonesia dan memberikan akses kepada mereka untuk mendapatkan order jahitan yang lebih banyak lagi,” papar Putry.

Untuk itu lahirlah Kostoom.com. Aplikasi ini menghubungkan antara pelanggan dengan para penjahit atau tailor terdekat. Putry menjelaskan, pelanggan hanya perlu mengunggah desain atau model yang telah tersedia di situs, memilih ukuran, serta pemilihan bahan pakaian.  Jika mereka berlokasi di wilayah Jakarta dan sekitarnya, Kostoom akan membantu membuatkan janji untuk mendatangkan penjahit ke rumah untuk melakukan pengukuran, serta mengambil materi pakaian.

Di sisi penjahit, Kostoom  mengusung konsep economy sharing dengan memberdayakan penjahit-penjahit rumahan yang berkualitas dan mewujudkan mimpi para pengusaha fesyen di Indonesia.

“Untuk pengusaha fesyen yang tergolong baru, kalau langsung menjahit di konveksi biasanya agak memberatkan. Umumnya minimum order di konveksi itu 500 pakaian untuk satu model. Makanya kita buat platform ini untuk memberi kesempatan kepada pemain-pemain baru agar bisa mengembangkan usahanya,” terang Putry lagi.

 

Belajar dari Pelanggan

Sebagai usaha rintisan pendanaan Kostoom memang masih bootstrapping. Putry mengaku modal startup ini berawal uang pribadi dirinya dan tim inti dengan nilai sekitar Rp 10 juta. “Kostoom dari awal sampai saat ini merupakan perusahaan yang sudah men-generate profit tiap bulannya. Namun untuk saat ini memang modal yang kami pergunakan  masih untuk menjalankan operasional Kostoom sampai satu tahun ke depan. Jadi, untuk balik modalnya kami perkirakan sekitar 2-3 tahun lagi,” ungkapnya.

Menurut Putry, Kostoom dikelola oleh 7 orang, mulai dari admin web, keuangan, hingga kurir. Untuk pengembangan usaha, Putry pun mengikuti beberapa kompetisi wirausaha. “Selain mendapat feedback untuk pengembangan usaha, kami juga bisa bertemu beberapa pihak yang tertarik untuk menjadi investor Kostoom,” ucapnya.

Aplikasi ini lantas menjadi Winner TechinAsia Tour Jakarta 2015, dan Top 5 Startup Pitch Day ”“ Depok. Namun, menurut Putry, kesulitan  terbesar dalam menjalankan bisnis ini adalah kualitas.

“Di Kostoom bagaimana kita mengedukasi dan juga menjaga kualitas hasil dari mitra penjahit rumahan kami. Karena tiap-tiap penjahit pasti memiliki kualitas yang berbeda-beda, dan hal inilah yang menjadi tantangan Kostoom untuk dapat melakukan standarisasi kualitas,” ungkapnya.

Salah satu pengalaman yang berat, kata Putry, adalah ketika kualitas produk yang dihasilkan di bawah dari ekspektasi pelanggan. “Saya sendiri takut sekali mengecewakan customer, dalam hal apapun. Di awal-awal Kostoom berjalan, yang menjadi issue adalah bagaimana menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Namun seiring waktu berjalan antusiasme para pelanggan yang di atas ekspektasi kami membuat kami menjadi over capacity dari yang seharusnya kami tangani. Akibatnya ada beberapa customer yang mengalami keterlambatan pengiriman. Hal ini menjadi pelajaran bagi kami dalam meng-handle order dan customer yang ada,” aku Putry.

Dia juga banyak belajar dari pelanggan. “Dengan menerima masukan serta komentar dari customer tersebut, dan kami dengan sigap melakukan revisi terhadap produk tersebut agar hasilnya sesuai ekspektasi mereka. Hal tersebut menjadi pengalaman berharga kami untuk selalu dapat menjaga kualitas terhadap produk yang dihasilkan,” tambahnya.

Kepuasan bagi Putry adalah ketika dia bisa memberikan layanan yang sesuai harapan pelanggan. “Melihat customer puas atas hasil dari produk yang kami hasilkan sudah merupakan suatu apresiasi yang sangat tinggi bagi kami,” ucap Putry.

 

Melalui aplikasi Kostoom.com, Putry Yuliastutik ingin memberdayakan para penjahit rumahan (Foto: Fahrul Anwar/Youngsters.id)
Melalui aplikasi Kostoom.com, Putry Yuliastutik ingin memberdayakan para penjahit rumahan (Foto: Fahrul Anwar/Youngsters.id)

 

Passion

Passion Putry memang berbisnis.  “Saya merasa ingin menjadi pengusaha. Setelah lulus kuliah pun saya tidak pernah melamar pekerjaan sebagai karyawan kantoran, tapi lebih mencoba mengembangkan ide-ide usaha saya. Dan sampai saat ini ijasah kuliah saya dari UI pun tidak pernah saya ambil karena memang keinginan saya yang kuat untuk bisa berhasil di bisnis,” kata Putry sambil tersenyum.

Menurut Juara 2 program Creative Business Cup Indonesia 2016 ini, langkah dia jadi pebisnis sempat ditentang orang tua. Namun ketika melihat tekad dan tujuan Putry, akhirnya mereka turut mendukung. “Hingga kini saya selalu mendapat dukungan dari ibu dan suami saya dalam menjalankan usaha ini,” ujarnya.

Keteguhan hati perempuan kelahiran Blora ini membawa hasil. Jasa layanan ini langsung mendapat sambutan positif oleh masyarakat. Meski karena baru diluncurkan pada Februari 2016, Kostoom telah bermitra dengan lebih dari 300 penjahit rumahan yang berpengalaman di wilayah Jabodetabek. Jasa layanan ini pun telah menghasilkan lebih dari 4.000 produk. “Tak hanya itu, lebih dari 30% pelanggan melakukan reorder, yang artinya mereka puas atas layanan kami,” ujar Putry.

Bahkan, berkat ide cemerlang itu, startup yang berpusat di Depok, Jawa Barat ini terpilih mewakili Indonesia di ajang Seedstars Summit di Swiss pada tahun 2017 nanti.  Ini merupakan kesempatan untuk mendapatkan dana investasi hingga US$ 1 juta, beserta jaringan dengan para investor dan mentor dari seluruh dunia.

Untuk ke depan, kata Putry, Kostoom akan memperluas jangkauan area layanannya. Saat ini, Kostoom masih fokus melayani area Jabodetabek saja. Walaupun Kostoom sudah pernah melayani pelanggan hingga ke Singapura.

“Prinsip saya dalam berbisnis adalah bagaimana kita dapat menciptakan ‘sesuatu’ yang dapat berguna bagi orang banyak, dan juga benar-benar dapat menyelesaikan permasalahan sosial yang ada di sekitar kita. Jadi tidak melulu money oriented, tapi apa impact social yang dapat di kontribusikan. Karena profit akan mengikuti di belakangnya,” pungkas Putry.

 

================================

Putry Yuliastutik

Penghargaan :

==================================
FAHRUL ANWAR

Editor : Stevy Widia

Exit mobile version