youngster.id - Sebagai langkah strategis untuk mempercepat digitalisasi transaksi keuangan, khususnya di sektor transportasi dan ritel, Bank Indonesia (BI) meluncurkan sistem pembayaran digital QRIS Tap berbasis Near Field Communication (NFC).
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menekankan manfaat QRIS TAP berbasis Near Field Communication (NFC) yang akan meningkatkan kecepatan dan kenyamanan transaksi nirsentuh bagi masyarakat.
“Implementasi ini akan memperluas ekosistem pembayaran digital yang inklusif, aman, dan murah bagi layanan publik, serta mendukung program Asta Cita Pemerintah. Implementasi QRIS TAP merupakan hasil dari kerjasama yang sangat kuat antara BI, Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Kementerian Perhubungan, Penyedia Jasa Pembayaran (PJP), hingga Pemerintah DKI Jakarta sehingga layanan ini dapat digunakan masyarakat.” jelas Gubernur Perry, dikutip Rabu (19/3/2025).
Berbeda dengan QRIS konvensional yang mengharuskan pengguna membuka kamera dan memindai kode QR, QRIS Tap NFC menghadirkan kemudahan dengan memungkinkan transaksi dilakukan hanya dengan menempelkan perangkat ke terminal pembayaran. Teknologi ini diyakini sebagai solusi ideal untuk mempercepat adopsi transaksi digital, terutama di sektor transportasi umum dan merchant UMKM.
QRIS Tap NFC menawarkan berbagai keunggulan, di antaranya proses transaksi yang lebih cepat dan efisien karena pengguna tidak perlu membuka kamera atau memindai QR, cukup dengan menempelkan ponsel ke soundbox merchant. Selain itu, sistem ini menghadirkan pengalaman tanpa sentuh yang meningkatkan kenyamanan dan kebersihan saat bertransaksi. Kemudahan penggunaannya juga menjadi nilai tambah, karena QRIS Tap NFC dirancang agar dapat digunakan oleh semua kalangan dengan perangkat yang sudah mendukung teknologi NFC.
Berdasarkan data terbaru dari Bank Indonesia, transaksi QRIS terus mengalami pertumbuhan signifikan. Sampai Oktober 2024, jumlah pengguna QRIS di Indonesia mencapai 54,1 juta dengan 34,7 juta merchant, dan transaksi QRIS tumbuh 183,9% year-on-year. Memasuki Januari 2025, Bank Indonesia mencatat bahwa nilai transaksi melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) telah mencapai Rp80,88 triliun, dengan total 790,79 juta transaksi.
Kehadiran QRIS Tap NFC didukung perusahaan Penyelenggara Infrastruktur Sistem Pembayaran (PIP) ALTO Network, dengan menggandeng Netzme sebagai acquirer dan ShopeePay sebagai issuer.
CEO ALTO Network, Gretel Griselda, menegaskan bahwa ALTO Network optimis dan sepenuhnya mendukung pencapaian target volume transaksi QRIS Tap NFC di tahun 2025 hingga 6,5 miliar transaksi, dengan 58 juta pengguna dan 40 juta merchant di seluruh Indonesia. Selain mempercepat adopsi di dalam negeri, Bank Indonesia juga menargetkan ekspansi QRIS ke pasar internasional.
“Kolaborasi ALTO, Netzme, dan ShopeePay akan memperkuat ekosistem pembayaran digital yang lebih inklusif, cepat, mudah, aman, dan efisien. Ke depan, sekitar 12 institusi, termasuk bank, bank digital, dan lembaga keuangan lainnya, akan bermitra dengan ALTO untuk mendorong pertumbuhan ekosistem ini,” kata Gretel.
Implementasi QRIS TAP akan diterapkan secara bertahap hingga akhirnya dapat digunakan secara luas di kanal-kanal moda transportasi, layanan publik, dan merchant lainnya. Pada tahap awal, saat ini bisa digunakan di beberapa lokasi layanan transportasi, parkir, rumah sakit, serta ritel dan UMKM, antara lain Stasiun MRT Bundaran HI dan Stasiun MRT Lebak Bulus, Transjakarta (terbatas pada Royaltrans), DAMRI (terbatas pada JR Connexion Jabodetabek), merchant parkir, serta rumah sakit diantaranya RSUD Tarakan, RSCM Kencana, dan RSPAD Gatot Subroto Paviliun Kartika.
Pada tahap selanjutnya, implementasi QRIS TAP akan diperluas ke seluruh stasiun MRT, Transjakarta, LRT Jakarta dan Jabodebek, perluasan ticketing DAMRI, KRL (rute Jabodetabek dan Jogja – Solo), Teman Bus, dan perluasan secara berkelanjutan pada merchant lainnya. Masyarakat dapat memperoleh informasi terkini terkait teknis dan tahapan implementasi QRIS TAP di sektor transportasi dan merchant lainnya pada kanal-kanal informasi milik masing-masing operator dan merchant. (*AMBS)