youngster.id - Menjadi wirausahawan itu pada hakekatnya adalah usaha mandiri. Kemandirian ini bukan tidak membutuhkan orang lain, tetapi tidak menjadi beban orang lain. Di sisi lain, wirausaha juga berpotensi menciptakan kehidupan ekonomi bagi orang lain dan lingkungan.
Hal inilah yang dilakukan oleh Resika Caesaria. Gadis muda ini tidak menyerah pada keterbatasan diri. Ketika kondisi ekonomi keluarganya terpuruk dia membangun kesadaran untuk berwirausaha. Alih-alih memecahkan masalah pribadi, ia bahkan dapat mengubah kehidupan ekonomi banyak orang.
Melalui usaha jajanan ringan “cimol” yang dikembangkannya, selain mampu menampilkannya sebagai sosok pengusaha muda tangguh, Resika juga turut memberdayakan ekonomi banyak orang. Melalui cimol—akronim dari aci (tepung) dan cemol (cemilah/dimakan) setelah digoreng—nama Resika menasional. Bahkan, dia dijuluki Ratu Cimol dari Banyumas.
Menariknya, dalam berbisnis gadis yang akrab disapa Cika ini tidak mengutamakan profit. Dia memasukkan unsur sosial di dalamnya, yakni menawarakan waralaba gratis. Jadi mereka yang ingin bekerjasama sebagai mitra tidak harus mengeluarkan modal untuk menjual cimol yang diproduksi Cika. Bahkan, pemilik merek akan memberikan gerobak dorong atau gerobak modifikasi berupa sepeda motor lengkap dengan peralatannya.
“Perbedaannya adalah jika waralaba dijual dengan harga tertentu. Di sini kami memberikannya secara cuma-cuma alias gratis kepada orang-orang yang membutuhkan, yang bersungguh-sungguh ingin berusaha meningkatkan perekonomiannya,” jelas Cika kepada Youngsters.id.
Menurut Cika, saat ini dia telah menggandeng 200 mitra gabungan. Mereka yang bisa diterima menjadi mitra adalah warga yang belum memiliki pekerjaan dan merupakan warga dari golongan ekonomi lemah. Bahkan, Cika mengaku tidak pernah meminta bagi hasil dari keuntungan penjualan yang diperoleh para mitra.
Cika juga menyadari bahwa para mitra memiliki latar belakang beragam, sehingga tidak dapat diterapkan peraturan ketat. Tetapi butuh pendekatan secara persuasif untuk meningkatkan hubungan emosional antara kedua belah pihak. Pendekatan yang dilakukan dengan memberikan motivasi bisnis agar mitra mendapat semangat wirausaha untuk terus berjualan guna mendapatkan keuntungan bagi mereka sendiri.
“Dengan modal 0 rupiah, ekonomi mereka bisa terangkat dan punya penghasilan yang menguntungkan,” ujarnya bangga.
Motivasi wirausaha dan menularkan rangsangan wirausaha kepada warga di lingkungan sekitar membuat dirinya terpilih sebagai pemenang Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2014 di bidang Pendidikan, Lingkungan, Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Kesehatan serta Teknologi yang dilaksanakan PT Astra International Tbk.
Tanpa Malu
Perempuan cantik kelahiran Banyumas, 5 Mei 1991 ini menerapkan bisnis waralaba sosial berangkat dari pengalaman pribadi. Dia menuturkan usaha ini dimulai dari keterpakasaan.
“Pada tahun 2005, bapak saya Supriyono, usianya sudah mendekati pensiun dan bapak memutuskan untuk berhenti bekerja sebagai supir angkutan karena penglihatannya sudah mulai kabur,” kisahnya.
Kondisi ini membuat Cika yang kala itu masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP), harus memutar otak untuk mencari biaya agar bisa lanjut sekolah. Apalagi ibunya sudah tidak ada. Kondisi terjepit melahirkan ide untuk berjualan jajanan. Tanpa malu Cika berjualan kue keliling warung, berjualan batagor dan lain-lain untuk menutupi kebutuhan harian. Sampai akhirnya dia mendapat ide untuk jualan cimol. Usaha ini dibuka orang tua Cika dengan modal Rp 63 ribu.
“Jadi pas SMP itu saya coba memulai usaha cimol, dengan tujuan bisa meringankan sekaligus membantu orang tua. Terutama untuk membiayai pendidikan saya saat itu,” lanjutnya.
Rupanya kelezatan cimol buatan Cika dengan cepat menyebar. Pesanan pun mulai berdatangan. “Semenjak jualan di rumah, mereka lebih sering beli di sana karena mencari cimol yang masih hangat,” kata Cika.
Bermula dari situ, Cika dapat belajar banyak cara berwirausaha. Pasalnya, banyak tantangan yang dihadapi. Salah satunya dalam membangun mental wirausaha.
Selepas lulus SLTA dan melanjutkan ke perguruan tinggi di Kota Purwokerto, Cika tetap menjalankan usahanya dengan membawa cimol dari rumah untuk dijajakan kepada konsumen di Purwokerto. Lokasi penjualannya di kawasan kampus, karena dinilai pasarnya lebih potensial.
Cika mengaku tidak merasa minder dengan teman-teman di kampusnya karena kuliah sambil berjualan di tepi jalan. Ia menjalankan usahanya dengan rasa senang dan didasari rasa ikhlas.
Berkat kegigihan usahanya itu, ekonomi keluarga Cika pun membaik. Bahkan, Cika dapat menyelesaikan kuliah keperawatan di STIKES Harapan Bangsa, Purwokerto. Tak hanya itu dia bisa merenovasi rumah dan membeli kendaraan.
Setelah lulus kuliah pada 2013, Cika semakin mantap untuk terjun berwirausaha. Dia pun mendirikan waralaba dengan nama Made Arizka. Nama ini diambil dari singkatan nama dalam keluarganya, yaitu Maksi, Dewi, Agus, Riza, dan Cika. Selain itu, dia juga berinovasi dengan membuat aneka varian rasa cimol mulai dari rasa pedas, jagung manis, balado, barbecue, keju hingga pizza. Usahanya pun meningkat dengan omzet mencapai Rp 90 juta per bulan.
Cika juga memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Twiter, serta media online untuk promosi usaha. Dengan cara itu, Cika bisa mengikuti perkembangan zaman untuk lebih mengembangkan usahanya.
“Kami mempromosikan di berbagai kesempatan, mulai dari radio sampai media sosial seperti FB, Twiter, Instagram dan lain-lain. Prinsipnya selalu berinovasi, mengikuti perkembangan zaman,” ujarnya.
Janji
Menariknya, Cika merasa tidak ingin sukses sendirian. “Begitu saya duduk di bangku kuliah, saya berfikir. Ekonomi saya bisa terangkat dari cimol, kenapa saya tidak mencoba mengangkat ekonomi masyarakat lain dari cimol?” ungkapnya.
Dia pun menawarkan bisnis ke warga sekitar dengan sistem waralaba. Namun berbeda dengan waralaba pada umumnya, Cika memberikan inventaris secara gratis mulai dari gerobak motor atau dorong, wajan, tempat bumbu, alat capit, sorok, hingga motor kepada para pemegang waralabanya.
Untuk satu mitra, biasanya Cika mengeluarkan biaya Rp 4 – 5 juta. Uang sebesar itu untuk membiayai segala keperluan berdagang sang mitra. Semua biaya tersebut dalam tanggungan Cika. Kondisi ini terkadang membuat ia kesulitan. “Kendala bisnis ini adalah kekurangan modal, tapi saya yakin rezeki pasti ada saja,” ujarnya.
Lewat caranya itu, Cika berusaha membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat. Mitra bisnisnya hanya berasal dari golongan ekonomi lemah. Kini sudah ada 200 mitra yang bergabung dengan Cika. “Saya hanya menerima mitra yang akan berjualan cimol sendiri, bukan mereka yang punya modal besar dan merekrut karyawan lagi untuk menjualkannya,” jelas Cika
Sebelum menyetujui kerja sama bisnis, biasanya ia survei ke si calon mitra. Para pengangguran yang ingin berbisnis tapi tidak memiliki modal juga bisa bekerja sama dengan Cika. “Saya turun langsung untuk menyurveinya. Jika sudah memenuhi persyaratan, baru mereka bisa menjadi rekan bisnis,” tegasnya.
Uniknya lagi, ia tidak mengambil hasil laba, karena seluruh keuntungan diberikan kepada pelanggan dan pembayarannya dapat dilakukan setelah barang habis terjual. “Saya hanya mengambil keuntungan dari penjualan bahan baku, itu pun hanya sedikit sekali,” ungkap Cika.
Gerai waralaba Made Arizka hadir di sekitar Kabupaten Banyumas dan Cilacap. “Kami ingin memperluas pasar lagi ke Purbalingga, Banjarnegara, Brebes. Bahkan, se-Indonesia,” ujarnya.
Dalam usaha berbagi tersebut, Cika menerapkan gratis satu poin seharga Rp 1.000 untuk setiap mitra usaha yang membeli cimol di atas Rp 50.000. Sedang dalam menjalankan kemitraan, ia membuat perjanjian dengan rekan bisnisnya bahwa pembelian bahan baku berasal dari Cika. Jika mitra tersebut kemudian berlaku “nakal”, misalnya membeli bahan baku dari pihak lain atau membuatnya sendiri, Cika tak ambil pusing. “Saya niatnya mau menolong, kalau nanti ada yang berbuat begitu, itu urusan dia sama Allah SWT karena kan sudah berjanji,” pungkas Cika.
==========================================
Resika Caesaria Priyono
- Tempat Tanggal Lahir : Banyumas 05 Mei 1991
- Pendidikan Terakhir : S1 Keperawatan, Stikes Harapan Bangsa, Purwekerto
- Produk : jajanan pasar cimol
- Brand : Made Arizka
- Mulai Usaha : 2005
- Modal Awal : Rp 63.000
- Jabatan : Founder & CEO Made Arizka Grup
- Mitra/Gerai : 200
- Produksi : 1 kuintal Tepung Terigu, menghasilkan 28.000 cimol/hari
- Karyawan : 4 orang
- Omzet : sekitar Rp 90 juta/bulan
Prestasi :
- Penerima Apresiasi Satu Indonesia Awards 2014
- Penerima Apresiasi She Can Awards 2015
- Juara Pameran Jajanan Nasional di Wonogiri, Jatim
========================================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia