Robby Pratama : Bawa Animasi Indonesia Mendunia

Robby UI Pratama, Founder dan CEO Ayena Studio (Foto: Stevy Widia/Youngsters.id)

youngster.id - Indonesia punya jagoan super baru bernama, Super Neli. Berbeda dengan pahlawan super yang pernah ada, sosok Super Neli adalah seorang nenek tua. Meski fisiknya terlihat renta, kejahatan selalu berhasil ditumpasnya. Kehebatan Super Neli bahkan dikenal sampai ke mancanegara.

Sosok ini merupakan film animasi pendek produksi Ayena Studio, yang didirikan Robby UI Pratama. ”Menciptakan sebuah produk memang harus ada inovasi dengan menciptakan sesuatu yang berbeda. Selama ini belum ada yang menciptakan superhero nenek-nenek. Biasanya perempuan cantik atau lelaki gagah,” ungkap Robby, kepada Youngsters.id.

Tak hanya tokoh utamanya yang berbeda, teknik yang digunakan pada animasi ini pun terbilang inovatif. Pasalnya, Robby sudah menggunakan teknik augmented technology fashion. Dan inovasi itu telah membawa Super Neli ini tampil di sejumlah ajang animasi internasioal. Antara lain: Sofware Expo Asia di Queen Siriki National Convention Centre, Bangkok, Thailand. Lalu di Tokyo Game Show (TGS) 2015, di Jepang. Bahkan juga di CEBIT, ajang teknologi ICT di Sydney Autralia 2016.

Tak hanya itu, animasi ini juga telah menuai sejumlah penghargaan. Antara lain, sebagai salah satu pemenang penerima penghargaan, dari sekitar 51 karakter terdaftar anggota ASEAN Character Award 2015 yang diselenggarakan oleh ASEAN Japan Center dan didukung oleh LLP ASEAN Creative Supporters di Jepang. Selain itu, Super Neli mendapat anugerah The Best Story animasi Indonesia 2011, Inovasi Award 2011.

Sang kreator Super Neli itu mengaku sengaja membuat karakter tersebut dengan harapan supaya anak-anak menyadari, penampilan fisik bisa saja “menipu”. Dengan begitu, jangan selalu menilai berdasarkan penampilan luar saja.

Selain animasi series Super Neli, Ayena Studio memiliki produk lainnya yakni NATS, Night At The Station. Menurut Robby, ini merupakan terobosan terbaru dalam segi inovasi teknologi. “NATS merupakan Film Youtube series pertama di Indonesia yang memakai teknologi 360 Video. Sehingga memberikan pengalaman yang lebih nyata dalam menonton film animasi menggunakan Google Cardboard,” ungkapnya.

Semua itu, menurut Robby, adalah untuk menjadikan Ayena Studio sebagai perusahaan penyedia konten animasi yang mumpuni. “Kami ingin karakter animasi lokal menjadi kebanggaan dan populer di negerinya sendiri,” tegas Robby.

Bisnis dan Hobi

Pria kelahiran Bandung, 17 Oktober 1989 ini sedari kecil memang senang dengan seni gambar dan bisnis. Bahkan, keduanya itu sudah dia lakoni sejak belia.

Robby mengaku suka berjualan komik dan gambar salin warna yang dibuatnya sendiri sejak SD. Bahkan, dia pernah membantu ibunya untuk berjualan produk MLM. “Berbisnis sudah saya lakukan sejak SD. Uang yang saya dapatkan lebih dari cukup untuk jajan,” ujarnya.

Selain itu, Robby juga sangat hobi menggambar. Bahkan, dia pernah berkeinginan untuk menjadi seorang pelukis. Cita-cita itu berubah seiring perkenalannya dengan dunia digital. “Saya langsung berpikir bagaimana caranya menggabungkan antara seni dan digital, maka yang terbesit pada saat itu adalah animasi,” kenang Robby.

Oleh karena itu, pemuda yang besar di Cimahi itu memutuskan untuk mengambil ilmu Digital Animasi di Institut Teknologi Bandung. Dan pada tahun 2011 dia memutuskan untuk mendirikan Ayena Studio di Cimahi.

Kala itu Robby baru berusia 22 tahun. Lulusan Diploma of Digital Animation Seamolec ITB itu mengaku terinspirasi pada sosok Steve Jobs yang bisa melihat peluang teknologi menjadi tren masa depan.

“Selain itu teman-teman dan lingkungan saya sangat mendukung kegiatan bisnis yang saya lakukan. Kami tergabung dalam komunitas entrepreneur dan komunitas kreatif di kota Cimahi. Melihat potensi sumber daya manusia yang ada membuat saya semakin yakin bahwa saya bisa menjalankan bisnis ini, khususnya di bidang animasi,” ungkap Robby.
Padahal, pemuda yang juga hobi bermusik itu mengaku tidak memiliki modal besar untuk membangun sebuah startup. Apalagi sebagai pemula pada saat itu dia belum tahu cara membuat sebuah business plan yang baik. “Saya selalu ingat kata Bob Sadino: ‘Jika dengkulmu seharga milyaran rupiah, maka untuk membangun usaha dengan modal dengkul pasti bisa’. Jadi modal yang paling besar adalah kemauan keras dan keberanian untuk memulai usaha,” kisahnya.

Robby mengungkapkan, untuk mendirikan Ayena Studio dia mengandalkan laptop pribadi, dan kontrakan berukuran 2,5 x 6 meter yang disewa Rp 5 juta setahun. Dia juga dibantu oleh temannya, Dera Kaesar dan Kurnia Indra Nugraha, sebagai co-founder Ayena. Keduanya adalah adik kelas Robby semasa sekolah di SMK 1 Cimahi.

Yang menarik kedua co-founder itu berlatar belakang pendidikan di bidang IT dan pendingin serta tata udara. Namun mereka bisa menciptakan karya animator. Bahkan, bertiga mereka langsung mendaptkan klien dari para pelaku UKM maupun instansi pemerinta yang ingin dibuatkan logo, karakter dan sosialisasi produk. “Kami bisa membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin,” ujar Robby.

Animasi Super Neli karya Ayena Studio (Foto: dok. Ayena Studio/Youngsters.id)
Animasi Super Neli karya Ayena Studio (Foto: dok. Ayena Studio/Youngsters.id)

Tantangan dan Harapan

Menurut Robby, menjadi entrepreneur itu sulit. Namun sesulit apa tidak akan pernah diketahui jika tidak berani mencoba. “Beberapa kali kami ada di level terendah dan ingin menyerah saja rasanya, tetapi dengan usaha dan dukungan dari berbagai pihak dan memperbaiki sistem internal kami, semua itu bisa teratasi,” ungkapnya.

Projek pertama Ayena Studio adalah membuat animasi untuk UKM seharga Rp 500 ribu. Namun dari sana karya Robby dan kawan-kawan mulai menarik perhatian banyak pihak. Mereka bahkan mendapat suntikan modal sebesar Rp 15 juta, setelah menjadi pemenang ajang lomba cipta karakter animasi.

Dari sanalah Ayena mengembangkan diri. Setelah melalui proses yang panjang, tutur Robby, Ayena mendapatkan fasilitas inkubasi berupa akses pendanaan untuk pembuatan uji produksi sebesar Rp 200 juta. Namun itu tidak serta merta terjadi. “Saat itu kami ditantang untuk membuat business plan yang baik dan membangun tim yang solid. Dan kesulitan terbesar adalah membangun tim yang kompak. Terkadang terdapat perbedaan pendapat tetapi itu semua masih bisa teratasi, bahkan kami belum pernah bongkar pasang tim,” ungkap Robby.

Saat ini, Ayena Studio memiliki 7 orang sebagai tim inti dan beberapa tenaga lepas. Di antaranya ada animator, writer, editor & compositor, modeler, Rigger, 2d artist. Dengan berbagai latar belakang pendidikan yang berbeda, seperti DKV, Teknik Informatika, Animasi, hingga Psikologi.

Masalah demi masalah diatasi dengan membuka jalur kominikasi dan mencari pencegahan agar tidak terulang. Contohnya masalah keuangan yang tidak dibayar oleh klien, gagal kontrak dan lain-lain. Kini semua itu bisa diatasi dengan lebih profesional.

“Kesenangan yang kami dapat adalah kami dapat bekerja dengan hati dan sesuai passion masing-masing. Kami banyak belajar bagaimana menciptakan produk yang inovatif dan bagaimana memberikan layanan yang baik untuk para pelanggan kami. Melihat orang lain tertawa dan terhibur saat menyaksikan karya kami lewat berbagai macam media, menjadi kesenangan dan kebanggaan tersendiri bagi kami,” kata Robby.

Sejak Februari tahun 2015 Ayena studio sudah berbadan hukum perseroan terbatas dengan nama PT Ayena Mandiri Sinema. “Ini merupakan langkah besar kami dan sekaligus membuktikan keseriusan kami dalam menjalankan bisnis animasi,” ucap Robby.

Ayena Studio juga terus melebarkan sayap. Menurut Robby, saat ini mereka sedang terlibat dalam sebuah film seri animasi asal Prancis yang ditujukan untuk anak-anak pre-school/toddler. Selain itu, mereka juga menggarap konten animasi untuk iklan, 3d Assets dan simulasi.

“Rencana bisnis kami ke depan adalah menjadi perusahaan terbesar dalam penyediaan konten khususnya animasi. Kami juga mulai memasuki bisnis licensing dengan menggunakan karakter-karakter yang telah kami ciptakan, dan membangun berbagai macam peluang kerjasama dengan penggunaan karakter tersebut,” harap Robby.


=============================================


Robby UI Pratama

• Tempat Tanggal Lahir : Bandung 17 Oktober 1989
• Pendidikan Terakhir : Diplome of Digital Animation Seamolec ITB
• Nama Usaha (PT/CV/) : PT.Ayena Mandiri Sinema
• Nama Produk/Merek : Super Neli, Night at the station
• Usaha Berdiri : 2011, menjadi PT pada tahun 2015
• Modal Awal : Rp 15 juta
• Omzet Sekarang : Rp 450 juta/tahun

===============================================


STEVY WIDIA

Exit mobile version