youngster.id - Guna mengejar kebutuhan talenta digital di Indonesia yang mampu menjawab tantangan Industri 4.0, Samsung Innovation Campus (SIC) baru saja menyelesaikan program Student Coding & Innovation Training. Sebanyak 1000 siswa mengikuti pelatihan tersebut.
Pelatihan tahap kedua dalam SIC Batch 3 2021/2022 ini menekankan pengembangan keterampilan siswa sekolah vokasi dalam hal problem solving dan merumuskan solusi atas masalah sosial dan lingkungan yang ada, serta dasar-dasar pemrograman Python yang populer.
“Program SIC adalah komitmen perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan kesuksesan inovasi yang menjadi tantangan sistem pendidikan Indonesia dan mencetak talenta-talenta digital yang dibutuhkan industri. Program ini juga dirancang untuk membantu siswa di sekolah vokasi, menumbuhkan rasa percaya diri dalam menghadapi tantangan di era Industri 4.0 dan mendapatkan bekal keahlian digital yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini. Kami juga mengapresiasi peran guru dan mentor yang telah menjadi motor penggerak para siswa dalam menyelesaikan tugasnya hingga tahap akhir dan mengarahkan mereka merancang desain produk yang inovatif, sehingga siswa merasa percaya diri dalam menjalani proses pembelajaran,” kata Ennita Pramono, Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia, dalam keterangan pers, Selasa (21/6/2022).
Teknologi dan digitalisasi adalah komponen penting dalam Industri 4.0. Selain kesiapan infrastruktur, Indonesia juga terus mengejar kesiapan SDM dengan meningkatkan literasi dan keterampilan digital masyarakat agar dapat memanfaatkan teknologi dan digital untuk memecahkan masalah, memaksimalkan kesempatan, berpikir kritis, dan mengasah kreativitas untuk terus berinovasi. Berdasarkan data dari Kominfo, Indonesia diperkirakan akan membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital hingga tahun 2030 dalam mempersiapkan Industri 4.0. Artinya, ada kebutuhan 600 ribu talenta digital per tahun.
Pemerintah telah menekankan pentingnya menyiapkan sumber daya manusia yang terampil dan mampu memanfaatkan digital dengan sebaik-baiknya. Korporasi diminta aktif dan mengerahkan potensinya untuk menghasilkan talenta-talenta digital dan mengembangkan kompetensi yang ada. Apalagi Indonesia masih menempati peringkat 87 dari 132 negara dalam Global Innovation Index 2021, yang menandakan Indonesia masih perlu terus mendorong bertumbuhnya inovasi.
Melihat kebutuhan itu, Samsung melalui SIC menggelar tiga tahapan program, diantaranya Pelatihan Guru (Program Training of Trainers), Pelatihan Coding & Inovasi, dan pelatihan IoT Pengembangan Produk. Ada 1.000 siswa yang dibagi menjadi 250 tim yang lolos ke Tahap 2 SIC Batch 3 2021/2022, dimana ada 360 siswa berasal dari MA/MAK dan 640 siswa dari SMK yang sudah menjadi partner Samsung dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Program Coding & Innovation Training ini menantang para siswa untuk mengembangkan soft skill dan menemukan ide-ide solusi untuk memecahkan masalah di komunitas atau lingkungan sekitar mereka. Penyampaian materinya sendiri dibagi dalam dua tahap, yaitu:
- 4 sesi webinar mengenai Problem Definition – Explore (mengeksplorasi solusi dan peluang serta menampung aspirasi), Ideation dan Experiment (mengembangkan dan membangun ide solusi IoT), Prototyping – Imagine (menterjemahkan ide ke dalam prototype), sampai dengan Pitching – Storytell (mempresentasikan masalah dan solusi).
- 5 sesi webinar dan pembelajaran daring mengenai bahasa pemrograman Python, meliputi Python Dasar, Python Intermediate, dan Algorithm & Data Structures (Konsep dasar & algoritma Python, mempelajari dan menerapkan struktur data inti dan analisa data Python).
Python dipilih sebagai bahasa pemrograman ini adalah salah satu yang paling populer di dunia saat ini. Permintaan para profesional untuk membangun program-program yang menerapkan dasar-dasar Python berada di ranking paling atas. Program-program ini diyakini mampu mendorong solusi bisnis di seluruh industri. Python sendiri banyak digunakan untuk pembuatan program yang umum, seperti aplikasi pada smartphone, IoT, games, dan website.
Dari survei yang dilakukan terhadap siswa, 68,6% siswa berpartisipasi dalam program SIC karena tertarik untuk mempelajari coding, programming, IoT, dan AI. Para siswa juga merasakan peningkatan keterampilan setelah training. Sebanyak 55,8% mengatakan keterampilan Design Thinking-nya meningkat dan 52,9% mengalami peningkatan keterampilan Python dasar. Sebanyak 44% mengatakan kemampuan pitching mereka jadi lebih baik. Berbagai ide mengenai solusi teknologi praktis mereka cetuskan, mulai dari teknologi regulator pendeteksi kebocoran gas, penyortir buah yang canggih, sampai dengan pendeteksi level bumbu dapur dalam masakan.
“Pelatihan yang didapatkan membuat saya bisa lebih menguasai keterampilan yang dibutuhkan oleh industri. Saya mengusulkan ide project Automatic Package Storage (APS) dengan alasan saya ingin membantu orang-orang yang sering berbelanja secara online, agar bisa memberikan mereka rasa aman dengan barang yang mereka pesan, dengan menyimpannya ke dalam alat tersebut,” ungkap Nur Aulia Sabrina dari SMK Negeri 6 Kota Bekasi, salah satu siswa yang mengikuti pelatihan SIC Batch 3 2021/2022.
HENNI SOELAEMAN
Discussion about this post