youngster.id - Samsung Electronic Indonesia kembali menggelar kompetisi teknologi bagi siswa ekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah (MA): Samsung Innovation Campus (SIC) Batch 4. Pada Batch 4 ini, SIC memberikan kuota pendaftaran yang lebih besar dari batch-batch sebelumnya jadi 4000 pendaftar.
SIC adalah salah satu program pendidikan dari Samsung Electronics Indonesia untuk mencetak talenta digital Indonesia yang sudah digelar sejak 2019. SIC ditujukan kepada calon-calon talenta digital yang merupakan siswa-siswi SMK penerima manfaat Samsung Tech Institute dan Madrasah Aliyah. Peserta merupakan siswa aktif kelas 11 (3 tahun akademik) atau kelas 12 (4 tahun akademik).
Ennita Pramono, Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia mengatakan, pemberian kuota yang lebih besar pada tahun ini terbukti mendapat sambutan yang luar biasa. Total pendaftar berjumlah 4.495 siswa, 455 guru, dari 256 SMK dan MA dari seluruh Indonesia.
“Penambahan kuota ini merupakan komitmen Samsung agar benefit dari pelatihan di SIC bisa dinikmati oleh lebih banyak siswa dan guru di Indonesia. Kami bangga dengan tingginya antusiasme masyarakat pada fase pendaftaran SIC Batch 4, sehingga kami optimistis bahwa program ini akan kembali sukses untuk mencetak talenta-talenta digital muda dengan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat maupun industri,” ucap Ennita.
Maklum, Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang besar, bahkan diproyeksikan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dengan nilai sekitar US$130 miliar pada 2025.
Untuk mendorong hal itu, berdasarkan riset Bank Dunia, Indonesia membutuhkan sekitar sembilan juta talenta digital selama 2015 hingga 2030. Ini artinya, ada kebutuhan 600 ribu tenaga ahli di bidang siber per tahun.
Peluang untuk menjawab tantangan kebutuhan talenta digital cukup besar. Sebab, Indonesia diuntungkan dengan bonus demografi yang akan terjadi pada tahun 2030, dengan estimasi jumlah angkatan kerja produktif mencapai 64% dari total penduduk. Pemerintah berkomitmen memanfaatkan momentum tersebut guna mempercepat pembangunan berbagai sektor, salah satunya transformasi digital dengan mendorong kualitas dan daya saing SDM.
Untuk itulah, mulai 2023, pemerintah kembali menggalakkan program penyediaan talenta digital. Program-program tersebut akan menyesuaikan kebutuhan masyarakat dan program transformasi digital.
“Samsung Innovation Campus menjadi salah satu program untuk siswa sekolah menengah menjadi digital talenta Indonesia masa depan,” tambah Ennita.
Dijelaskan Ennita, SIC Batch 4 akan berlangsung selama 9 bulan, dengan acara puncak yang akan digelar di bulan Oktober 2023. Pada Batch 4 ini, SIC memberikan kuota pendaftaran yang lebih besar dari batch-batch sebelumnya. Tahun ini pendaftaran terbuka untuk 4.000 siswa SMK dan MA, baik yang berlatar belakang IT maupun non-IT, dari seluruh Indonesia. Sebelumnya, pendaftaran Batch 1, Batch 2, dan Batch 3, masing-masing diikuti oleh 133, 396, dan 1.000 partisipan.
Berbeda dengan batch sebelumnya, pada Batch 4 ini semua peserta yang terdaftar dan telah menyelesaikan pre-test dapat bergabung dengan kursus coding and programming bahasa Python bersama dengan guru mereka. Kemudian fase selanjutnya yaitu Hackathon Innovation akan tersaring sejumlah 1.000 siswa terpilih, yang kemudian dilanjutkan dengan fase IoT Bootcamp akan diikuti oleh 500 siswa terbaik, di mana 100 ide produk IoT akan dikembangkan selama bootcamp, meningkat 4x lipat dibandingkan SIC Batch 3.
“Kami antusias menjadi bagian dari program Samsung Innovation Campus batch 4 2022/2023 dengan menghadirkan solusi end-to-end untuk mengembangkan talenta digital yang dibutuhkan Indonesia di tengah masifnya digitalisasi. Melalui model pembelajaran blended learning di SIC, para partisipan dan guru mereka akan mendapatkan keterampilan mengenai problem solving dan menggunakan coding and programming untuk memformulasikan solusi atas persoalan sosial yang terjadi di sekitar mereka. Itu semua akan menjadi fondasi yang kuat bagi mereka saat nanti mereka merintis karier dan terjun langsung ke masyarakat setelah mereka lulus,” kata William Hendradjaja, Co-founder & Chief of Business Skilvul.
STEVY WIDIA