SheAblepreneur Gelar Pelatihan Kewirausahaan Bagi Perempuan dan Disabilitas

Para Narasumber pelatihan kewirausahaan Sheablepreneur. (Foto: istimewa/unilever)

youngster.id - Data Kementerian UMKM menyebut proporsi perempuan pelaku UMKM adalah 59% dari 17 juta populasi pelaku UMKM. Untuk itu penguatan UMKM yang dikelola oleh perempuan perlu menjadi perhatian sebagai fondasi ekonomi lokal dan nasional.

Untuk itu Alunjiva Indonesia bersama Komnas Disabilitas RI dan Unilever Indonesia menggelar rangkaian pelatihan kewirausahaan secara offline bagi 75 UMKM perempuan dan individu disabilitas sebagai kelanjutan dari program “SheAblepreneur”.

Founder Alunjiva Indonesia Nicky Clara menerangkan, Program SheAblepreneur adalah kolaborasi dengan Komnas Disabilitas RI dan Unilever Indonesia yang dirancang untuk mendukung pelaku usaha perempuan, termasuk perempuan dengan disabilitas, agar dapat mengembangkan bisnis yang lebih berdaya saing, berkelanjutan, dan berdampak sosial.

“Program ‘SheAblepreneur’ berupaya untuk menjadi bagian dari solusi, kami ingin memberikan ruang di mana perempuan dan individu dengan disabilitas ‘diizinkan’ untuk bermimpi agar bisa bergerak lebih jauh dan membuat perubahan nyata,” katanya dikutip Selasa (12/8/2025).

Diluncurkan bulan Juni lalu, program ini telah menerima 182 pendaftar yang berdomisili di tiga kota pelaksanaan, yaitu Tangerang, Bandung dan Yogyakarta. Setelah melalui tahap penyaringan dan wawancara, terpilih 75 UMKM perempuan dan individu disabilitas yang memenuhi syarat dan siap mendapatkan pendampingan intensif melalui pelatihan online.

Menurut Nicky, melalui pelatihan online, teridentifikasi sejumlah tantangan utama yang umumnya dihadapi oleh mayoritas pelaku usaha, yaitu permasalahan dalam manajemen tim – mulai dari pembagian peran dan tanggung jawab, komunikasi internal yang belum optimal, belum maksimalnya keterlibatan anggota tim, hingga permasalahan dalam strategi pemasaran khususnya terkait cara memperkenalkan produk ke target pasar yang lebih luas, meningkatkan brand awareness, serta pemanfaatan kanal digital dan offline secara efektif.

Untuk membantu peserta menghadapi tantangan, digelar pelatihan tahap lanjutan secara offline dengan metode design thinking.  “Semoga seluruh rangkaian program ‘SheAblepreneur’ dapat menjadi katalis yang mendorong pembangunan ekosistem UMKM yang lebih adil dan inklusif. Kami percaya bahwa dengan membuka akses dan memperkuat kapasitas maupun kapabilitas kelompok marjinal, kita bisa memacu pertumbuhan ekonomi yang tidak hanya lebih besar, tetapi juga lebih adil, merata dan berkelanjutan,” ucapnya.

Head of Communication Kristy Nelwan, sekaligus Chair of Equity, Diversity & Inclusion (ED&I) Board Unilever Indonesia mengatakan, dukungan dan keterlibatan Unilever Indonesia pada program ‘SheAblepreneur’ dilatarbelakangi misi bersama untuk menciptakan dunia usaha yang lebih adil, beragam, dan inklusif.

“Program ‘SheAblepreneur’ memberdayakan pelaku UMKM perempuan, penyandang disabilitas, dan perempuan penyandang disabilitas – kelompok yang kerap menghadapi hambatan ganda atau lebih dalam mengembangkan usaha. Hal ini sejalan dengan tiga pilar ED&I kami, yaitu keadilan gender, keadilan untuk individu disabilitas, serta penghapusan diskriminasi dan stigma,” katanya.

Kristy mengungkapkan, dalam pelatihan karyawan Unilever Indonesia terlibat langsung sebagai trainer. Tim brand membawakan materi seputar branding, pemasaran, dan strategi pemasaran digital, sedangkan tim HR memaparkan kiat manajemen tim dan teknik rekrutmen.

“Kami percaya wawasan ini menjadi bekal nyata bagi para peserta untuk memulai maupun mengembangkan usaha, sekaligus menepis stigma yang kerap mereka hadapi,” ujarnya.

Pelatihan offline edisi pertama diikuti oleh 25 peserta asal Jabodetabek dan akan dilanjutkan dengan kegiatan serupa di dua kota lainnya, Bandung dan Yogyakarta.

 

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version