youngster.id - Startup fintech yang mengelola Skorlife dan kartu kredit Skorcard, Skor Technologies, berhasil mengumpulkan dana sebesar US$6,2 juta atau sekitar Rp100,8 miliar dalam putaran pendanaan Pre-A terbaru, yang dipimpin oleh Argor Capital.
Investor terdahulu, seperti QED Investors dan Saison Capital, serta investor baru Digital Currency Group, turut berpartisipasi. Dengan pendanaan ini, total dana yang berhasil dikumpulkan Skor Technologies lebih dari US$12 juta.
Ongki Kurniawan, Co-Founder dan CEO Skor, mengatakan, dari eWallet, BNPL, hingga QRIS, para pemain fintech dan regulator telah memainkan peran besar dalam inovasi – mendigitalisasi pembayaran dan memberikan lebih banyak akses kredit kepada masyarakat. Menurutnya, kedua hal ini sangat penting dalam membangun dasar bagi konsumen untuk menjadikan kredit sebagai produk ‘gaya hidup’.
“Kami percaya pasar Indonesia kekurangan pasokan produk kredit, dan ini adalah waktu yang tepat untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berkembang, dimulai dengan kartu kredit digital-first. Kami melihat peluang untuk membangun basis pelanggan 2 juta kartu, dan bersama dengan mitra bank kami, kami sangat termotivasi untuk mewujudkannya,” kata Ongki, Selasa (14/1/2025).
Pada Mei 2023, Skor berhasil menutup putaran pendanaan seed sebesar US$4 juta, yang dipimpin oleh Hummingbird Ventures, dengan partisipasi dari Bolt by QED, serta investor terdahulu seperti AC Ventures dan Saison Capital. Saat itu, perusahaan fintech ini fokus pada produk edukasi kreditnya, Skorlife.
Namun, pada Maret 2024, SkorLife meluncurkan kartu kredit “digital-first” bernama Skorcard, hasil kerja sama dengan Bank Mayapada International. Dalam beberapa bulan terakhir, perusahaan ini telah fokus untuk menyiapkan operasi kartu dan menguji permintaan serta adopsi kartu di kalangan pengguna.
Peluang pasar kartu kredit di Indonesia sangat besar dengan potensi yang luar biasa. Penetrasi kartu kredit masih di bawah 3%, yang tergolong sangat rendah dibandingkan dengan negara tetangga seperti Thailand yang mencapai 8% dan Malaysia yang mencapai 20%. Selain itu, survei nasional oleh OJK pada 2022 menunjukkan bahwa literasi keuangan di Indonesia masih kurang dari 50%, dan banyak yang tidak tahu tentang skor kredit mereka atau bagaimana cara meningkatkannya. Kurangnya pemahaman ini, ditambah dengan tingginya tingkat penolakan kredit, membuat konsumen merasa bingung dan frustrasi. Meskipun ada potensi pasar yang besar, Skor harus mengatasi berbagai hambatan, termasuk menghadapi regulasi, membangun kerangka risiko yang kuat, dan bersaing dengan produk dari bank serta pemain fintech lainnya untuk menawarkan produk dan layanan mereka.
Di pasar yang tidak ada pemenang mutlaknya, proposisi kartu kredit Skorcard dibangun berdasarkan perbedaan “pengalaman”. Sebagai kartu kredit digital-first, Skorcard merupakan salah satu dari sedikit startup yang fokus untuk membangun produk kredit monoline, dengan aplikasi mobile yang dirancang khusus dan memanfaatkan “gamifikasi” sebagai pembeda utama dalam cara mereka berinteraksi dengan pengguna. Startup ini juga mengklaim menggunakan data dengan cara yang unik untuk membantu dan melibatkan pengguna.
Pada tahun pertama operasinya, Skorcard berhasil melampaui volume belanja tahunan sebesar US$10 juta. Sementara itu, platform edukasi kredit Skorlife juga telah melampaui 2 juta unduhan.
Sid Pisharody, Partner di Argor Capital mengatakan, pihaknya melihat potensi pertumbuhan yang besar di pasar kredit konsumer Indonesia dan sangat bersemangat untuk mendukung Skor dengan penawaran produk yang unik dan tim manajemen yang sangat berpengalaman.
“Kami mendukung Skor untuk memberdayakan jutaan orang Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan finansial mereka sekaligus meningkatkan akses mereka ke kredit,” kata Pisharody.
Skor Technologies memiliki visi yang jelas untuk mencapai 2 juta kartu, dengan target yang lebih besar di 2025, di mana mereka berharap bisa melampaui transaksi sebesar US$100 juta. Dana yang terkumpul akan difokuskan untuk membantu perusahaan mencapai skala yang lebih besar, sembari memperkuat tim dengan talenta-talenta kunci di seluruh organisasi.
Belum ini, Skorcard menjalin kerja sama dengan Bank Mayapada International, di mana bank tersebut mulai membuka platform BaaS untuk menciptakan peluang pertumbuhan baru, dan proposisi nilai Skorcard sangat sesuai dengan hal ini.
“Sebagai bank, kami melihat kemitraan seperti Skorcard sangat penting untuk mengembangkan bisnis perbankan konsumer kami, yang memanfaatkan kekuatan kami bersama dengan kekuatan mereka. Program percontohan yang kami jalankan bersama Skorcard membuktikan bahwa kami dapat menjalankan kemitraan yang saling menguntungkan ini, dan sekarang kami berencana untuk memperluas kemitraan ini hingga 2025,” kata Vincent Suteja, Consumer Business Head, Bank Mayapada International.
STEVY WIDIA
Discussion about this post