youngster.id - Kini tren omnichannel commerce tidak bisa diabaikan oleh para pelaku industri ritel, terutama di Indonesia. Integrasi antara saluran penjualan offline dan online menjadi semakin penting bagi pemilik usaha, karena mampu memberikan pengalaman berbelanja bebas hambatan bagi konsumen dengan preferensi berbelanja yang kian dinamis.
Harvard Business Review (2017) menemukan bahwa 73% konsumen sudah menggunakan perpaduan antara kanal online dan offline saat berbelanja. Pada masa pandemi COVID-19, konsumen menunjukkan peningkatan preferensi terhadap sistem berbelanja secara omnichannel, di mana 78% mementingkan kenyamanan berbelanja dibandingkan sebelumn pandemi. Di Indonesia pun, 48% konsumen menelusuri produk secara online sebelum membelinya di toko fisik.
Memasuki usia produktif bagi Gen Z, brands perlu mengantisipasi tren belanja ke depannya. Saat ini, Gen Z tidak lagi memikirkan batasan kanal belanja tradisional dan digital, tetapi semakin menilai brands berdasarkan pengalaman berbelanja yang seamless. Namun, tidak sedikit tantangan yang dihadapi oleh brands dalam mengadopsi tren omnichannel.
McKinsey & Company mengidentifikasi tiga masalah umum. Pertama, Pemahaman yang kurang tentang area spesifik dari omnichannel yang harus diprioritaskan. Kedua, Fokus pada teknologi daripada kebutuhan pelanggan. Ketiga, Kegagalan dalam mengurutkan investasi sesuai strategi.
Muliadi Jeo, Chief Technology Officer SIRCLO mengatakan, ketika memandang tren penjualan omnichannel, penting untuk fokus pada setiap titik perjalanan belanja konsumen, mulai dari saat konsumen mencari produk hingga barang diterima.
Menurunya, keberhasilan dalam omnichannel commerce bergantung pada kemampuan untuk menghubungkan setiap interaksi pelanggan dengan brand secara mulus, sehingga menciptakan perjalanan belanja yang bebas hambatan, kohesif, dan memuaskan.
“Oleh karena itu, penting bagi brands untuk memahami strategi omnichannel commerce yang terarah dan tepat sasaran sesuai kebutuhan bisnis dan pelanggan,” kata Muliadi, Senin (10/6/2024).
Diklaim Muliadi, SIRCLO telah mengembangkan SIRCLO SWIFT (sebelumnya iCube) sebagai sistem omnichannel commerce di Indonesia khususnya bagi pelaku ritel. Dibangun atas ekosistem yang terpadu, SIRCLO SWIFT telah meluncurkan lebih dari 100,000 situs belanja yang dapat dikostumisasi sesuai dengan kebutuhan brand melalui teknologi kohesif SWIFT Omnichannel.
Pentingnya strategi omnichannel telah dirasakan oleh berbagai retail besar, mulai dari kategori fesyen, kesehatan hingga kecantikan. Salah satunya, ASICS Indonesia yang bekerja sama dengan SIRCLO SWIFT untuk meluncurkan situs belanja yang dapat mendalami kebutuhan, preferensi, dan perilaku audiens, serta memperluas jangkauan pasar.
Kerja sama ini telah menciptakan inovasi teknologi untuk meningkatkan pengalaman berbelanja konsumen adalah fitur ‘Shoe Finder’, di mana konsumen mendapatkan pengganti asisten belanja offline untuk menemukan rekomendasi sepatu yang sesuai kebutuhan. Dengan memanfaatkan strategi Online to Offline (O2O), ASICS Indonesia pun menggunakan situs belanja untuk meningkatkan penjualan offline, seperti pada ajang Urban Sneaker Society (USS). Pelanggan dapat mengakses katalog produk melalui situs belanja dengan sistem POS yang terintegrasi, sehingga dapat melakukan transaksi offline yang lancar dan efisien.
“Melalui dukungan dari SIRCLO SWIFT, kami telah meluncurkan website atau situs belanja ASICS Indonesia yang membantu strategi pemasaran dan perluasan jangkauan pasar. Lebih dari itu, situs ini juga dirancang untuk memberikan pengalaman belanja online yang seamless dengan integrasi fitur-fitur canggih seperti ‘Shoe Finder’. Sejak diluncurkan, website kami telah menjadi sumber pendapatan kedua terbesar dari seluruh kanal online yang kami kelola. Hal ini menunjukkan bahwa situs belanja dapat menjadi wadah yang powerful di industri ritel modern,” papar Singgih Rahadi, Ecommerce Manager ASICS Indonesia.
ASICS Indonesia turut memanfaatkan SWIFT Analytics untuk menganalisis perilaku konsumen dan pembuatan strategi bisnis selanjutnya.
Pengguna SIRCLO SWIFT lainnya adalah Guardian Indonesia, yang menghadirkan situs belanja yang dapat mengintegrasikan sistem operasional offline dengan online guna memastikan proses pemenuhan pesanan dapat tersinkronisasi dengan lancar.
Untuk membangun wadah ini, SIRCLO SWIFT menggabungkan teknologi mutakhir SWIFT Omnichannel dan Adobe Commerce untuk menghasilkan sistem omnichannel commerce yang menyeluruh dengan integrasi Enterprise Resources Planning (ERP) dan Point of Sales (POS) demi mengakomodir kebutuhan Guardian Indonesia.
“Kerja sama Guardian Indonesia dengan SIRCLO SWIFT telah meningkatkan sistem operasional bisnis kami, seperti efisiensi kinerja sumber daya manusia, pengurangan kesalahan manusia, proses pemenuhan yang lebih seamless, hingga akurasi data melalui sistem yang terotomatisasi. Dengan demikian, kami dapat meningkatkan layanan kepada pelanggan di manapun dan kapanpun mereka berbelanja,” ungkap Raymond Virgy, Head of E-Commerce Guardian Indonesia.
Di sisi lain, SIRCLO SWIFT juga membantu kelengkapan persyaratan pemerintah untuk membangun sistem Pick and Collect. Sistem ini diharapkan dapat memberikan pengalaman konsumen yang semakin kohesif, selaras dengan riset Deloitte yang menunjukkan bahwa 44% konsumen lebih memilih untuk memiliki beberapa opsi titik pengiriman barang saat berbelanja online, ketimbang hanya mengandalkan pengiriman ke rumah
Muliadi menegaskan, sesuai dengan makna SWIFT yang memiliki arti cepat, platform ini dapat mengakselerasi perkembangan bisnis omnichannel commerce bagi pelaku ritel berskala enterprise.
“Ekosistem kami terintegrasi dengan lebih dari 50 mitra teknologi, mulai dari sistem payment gateway hingga omni-marketing personalisation, serta bekerjasama dengan penyedia solusi teknologi terbesar di dunia; di antaranya Adobe Commerce dan Shopify. SIRCLO SWIFT bermisi menyediakan solusi teknologi yang terdepan dan tepat guna bagi brands dalam mengadopsi omnichannel commerce, sehingga mampu menciptakan kepuasan dan loyalitas pelanggan untuk jangka panjang,” tutup Muliadi.
STEVY WIDIA