youngster.id - Tingkat adopsi teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) di dunia industri kian meningkat. Di Indonesia sudah 24,6% organisasi bisnis telah mengadopsi kecanggihan AI. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tingkat adopsi tertinggi dibandingkan negara-negara lain, seperti Thailand (17,1%) dan Singapura (9,9%).
Seiring dengan perkembangan AI di Indonesia, jumlah perusahaan-perusahaan spesialisasi AI semakin meningkat. Salah satunya adalah startup lokal Nodeflux. Perusahaan yang mengklaim sebagai vision AI terbesar di Indonesia ini mewakili Indonesia sebagai pembicara resmi dalam konferensi CEBIT Australi salah satu trade show tahunan terbesar dalam hal IT, digitalisasi, dan komunikasi. Tahun ini, konferensi IT CEBIT diadakan di Sydney pada 29-31 Oktober 2019.
“Adopsi AI telah menawarkan berbagai kemudahan dan efisiensi dalam berbagai sektor kehidupan, terutama dalam membantu pemerintah mengatasi atau memonitor persoalan-persoalan sosial yang terjadi di masyarakat, seperti keamanan, kedisiplinan pengguna jalan, dan peringatan dini bencana alam. Kami bangga bisa mewakili Indonesia sebagai pionir adopsi Vision AI di CeBIT Australia,” kata Richard Dharmadi, Group Product Manager Nodeflux dalam keterangannya, Jumat (1/11/2019).
Richard berharap, Nodeflux bisa membagikan keahlian yang dimiliki untuk memperluas adopsi Vision AI agar dapat memberikan dampak-dampak positif di berbagai belahan dunia.
Sebelumnya, Nodeflux juga menjadi satu-satunya pembicara bidang AI dari Indonesia dalam acara World Summit AI 2019 di Belanda.
Penunjukan Nodeflux sebagai pembicara di berbagai konferensi IT dunia menunjukkan kaliber dan profesionalitas perusahaan sudah diakui.
Nodeflux yang berdiri pada 2016 mengukuhkan diri sebagai satu-satunya perusahaan Vision AI yang telah berkolaborasi dengan pemerintah Indonesia.
Perusahaan ini menawarkan berbagai fitur teknologi canggih yang dapat membantu pemerintah untuk mewujudkan konsep smart city secara efektif dan mendukung transformasi digital yang dilakukan di sektoral melalui platform teknologi bernama VisionAIre
Melalui VisionAIre, Nodeflux menawarkan berbagai kemampuan berdasarkan pemindaian visual, seperti face recognition (mendeteksi pengenalan wajah), dan people counting (menghitung jumlah massa dalam satu area tertentu).
Nodeflux juga memiliki kemampuan license plate recognition (menangkap nomor plat mobil dari kamera CCTV), water level detection (mendeteksi pola pergerakan air dalam area tertentu), hingga face demography (mendeteksi gender dan umur berdasarkan karakteristik wajah penduduk).
Nodeflux mendorong pengaplikasian teknologi Vision AI ini secara luas, dengan bekerja bersama institusi-institusi penting seperti Jakarta Smart City, Polri, dan Jasa Marga. Startup ini juga berpartisipasi dalam acara-acara internasional seperti Asian Games 2018 dan IMF-World Bank Group Summit 2018.
Atas performa dan kontribusinya dalam mendorong kesuksesan konsep kota masa depan, perusahaan yang didirikan oleh Meidy Fitranto dan Faris Rahman ini mendapatkan anugerah SATU Indonesia Award 2018 dari PT Astra International Tbk untuk kategori teknologi.
STEVY WIDIA
Discussion about this post