Startup East Ventures Dukung Ekosistem Kopi End-to-end Berkelanjutan

Fore Store

Fore Coffee Store. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - International Coffee Organization memproyeksikan konsumsi kopi dunia tumbuh sebesar 3,3% menjadi 170,3 juta karung pada 2021/2022 dari 164,9 juta pada 2020/2021. Sementara di Asia Tenggara, kopi telah menjadi komoditas penting senilai US$6,2 miliar atau 16% dari ekspor kopi.

Indonesia merupakan produsen kopi terbesar kedua dan keempat dunia. Bahkan, kopi merupakan komoditas terpenting ketiga setelah kelapa sawit dan karet. Kontribusi kopi sebesar 16,15% terhadap PDB perkebunan, dan industri kopi menaungi sekitar 1,86 juta kepala keluarga petani dan 50 ribu pekerja.

Dalam rangka memperingati Hari Kopi Internasional pada 1 Oktober 2022, East Ventures ingin berbagi bagaimana startup teknologi kopi berkontribusi dalam meningkatkan nilai biji kopi, menjual kopi untuk diminum, dan mempraktikkan ekosistem kopi yang berkelanjutan dari hulu hingga hilir.

Startup kopi terbaru yang diinvestasikan East Ventures pada tahun 2022 adalah Morning. CEO dan Co-Founder Morning Leon Foo mengatakan, Morning membantu memecahkan tiga masalah pada ekosistem kopi.

Pertama, Morning membantu menghadirkan kualitas dan kenyamanan membuat kopi dengan mesin kopinya. Kedua, Morning menciptakan platform marketplace di mana orang dapat membeli kopi terbaik dunia tanpa menghabiskan waktu membeli dari banyak situs yang berbeda. Ketiga, Morning berbagi cerita kopi dan roaster di seluruh dunia melalui platformnya sehingga para pecinta kopi dan roaster dapat saling belajar dan berbagi cerita.

“Teknologi kami yang dipatenkan membuat kopi terasa lebih enak. Cara kerja mesin kami – pompa, suhu, dan outputnya sedikit berbeda, kopi terasa lebih enak, dan semuanya hanya dengan satu sentuhan tombol,” kata Leon dalam keterangan pers, Sabtu (1/10/2022).

Dia menegaskan, Morning mendapatkan biji kopi berkualitas baik dari praktik pertanian berkelanjutan di seluruh dunia. Praktik pertanian berkelanjutan berarti memastikan dari proses perkebunan kopi end-to-end dengan tidak merusak lingkungan, termasuk memastikan upah minimum dan harga kopi hijau berada pada level tertentu.

Praktik berkelanjutan lainnya juga tercermin dalam kemasan kapsul daur ulangnya. Tidak hanya menjaga kualitas kopi dalam kemasannya, Morning hanya menggunakan bahan kapsul berbahan aluminium atau bahan kompos lainnya, daripada menggunakan plastik.

“Target kami ke depan adalah terus membuat kopi berkualitas yang lebih baik dan lebih mudah diakses, dan memastikan penggunaan kemasan berkelanjutan dan praktik berkelanjutan dalam pembuangan, pengomposan, daur ulang, dan semua proses. Kami ingin membuat perbedaan dari sudut pandang platform melalui berbagi cerita dengan beberapa petani ini, memiliki konten yang menampilkan komunitas, dan membawa kesadaran publik ke sisi pertanian kopi,” tambah Leon.

Sebelumnya East Ventures telah berinvestasi di Fore Coffee pada tahun 2018.  Menggunakan biji kopi Indonesia dari Aceh, Toraja, dan Jawa Barat Fore Coffee ingin fokus mengolah kopi berkualitas dari petani hingga ke konsumen.

Terkait kemasan yang ramah lingkungan, Fore Coffee juga memberikan perhatian khusus pada limbah yang dihasilkan, dengan  berusaha mengurangi limbah, seperti memakai gelas yang dapat digunakan kembali (untuk minuman dingin) dan cangkir kertas dengan kualitas biodegradable terbaik di dunia (untuk minuman panas). Tahun ini, Fore juga berkolaborasi dengan salah satu startup pengelolaan sampah di Indonesia untuk mengumpulkan gelas kertas dan plastik agar bisa didaur ulang di Jabodetabek.

“Kami percaya dengan filosofi asli kami. Fore berasal dari kata ‘hutan’, jadi tanggung jawab kami adalah menjaga dan merawat lingkungan. Ini sudah menjadi janji kami sejak awal,” kata Vico Lomar, Co-Founder dan CEO Fore Coffee.

Fore Coffee, telah mencatat pertumbuhan yang signifikan dengan menyuguhkan sekitar satu juta cangkir per bulan pada tahun 2022. Jumlah toko juga tumbuh 30% tahun ini, dengan 120 toko di 26 kota di seluruh Indonesia September ini. Fore Coffee menargetkan memiliki 140 gerai di akhir tahun 2022.

Selain itu East Ventures punya Otten Coffee yang didirikan pada tahun 2014 oleh Jhoni Kusno dan Robin Boe. Otten menyediakan berbagai macam kopi Indonesia dari Sumatera hingga Papua.

“Kami membawa pengetahuan kopi yang lebih mendalam untuk para peminum kopi, baik di rumah maupun di luar. Kami juga mengedukasi berbagai model bisnis bagi pemilik bisnis kopi dan orang-orang yang ingin menjadi barista yang baik dengan menyajikan secangkir kopi yang enak untuk semua pecinta kopi,” kata Jhoni, Co-Founder dan CEO Otten Coffee.

Tim Penelitian dan Pengembangan (R&D) Otten bekerja dengan petani kopi untuk memastikan para petani kopi mempraktikkan metode penanaman yang bertanggung jawab yang melestarikan lingkungan sambil tetap menjaga kualitas kopi.

Jhoni menjelaskan bahwa Otten memanfaatkan teknologi dalam memproses kopi dari awal hingga akhir. Mulai dari tahap produksi hingga memastikan kebutuhan pelanggan terpenuhi, juga mendukung ekosistem perdagangan kopi yang adil, mengembangkan sistem untuk perkiraan permintaan, manajemen inventaris, dan perencanaan produksi.

“Kami bertujuan untuk menghubungkan para pemangku kepentingan di industri kopi Indonesia dengan terintegrasi secara vertikal, membuat specialty coffee dapat diakses melalui teknologi dan ekosistem digital untuk mengatasi masalah masyarakat dan membawa daya saing kopi Indonesia ke dunia,” kata Jhoni.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version