youngster.id - Pertumbuhan industri konstruksi di Indonesia mendorong startup Gravel mengembangkan aplikasi pencari tukang atau pekerja konstruksi. Saat ini, Gravel mengklaim telah membantu penyelesaian sekitar 4.000 proyek pembangunan yang melibatkan 25.000 tukang di 18 provinsi di Indonesia.
CEO dan Co Founder Gravel Georgi Putra mengatakan, dalam meraih kepercayaan pengguna jasa (pengguna aplikasi) dan mitra usaha (pekerja konstruksi), pihaknya mengedepankan prinsip fairness (kewajaran dan keadilan), agar kedua pemangku kepentingan tadi memperoleh keadilan dalam transaksi jasa.
“Dalam menjalankan prinsip ini Gravel menerapkan sistem penetapan harga yang layak dan standar yang adil bagi kedua belah pihak,” kata Georgi dalam keterangannya, Rabu (30/11/2022).
Berdiri sejak 2019, hingga saat ini startup Gravel terus mengembangkan fitur-fitur di dalam aplikasi untuk menjadi solusi terdepan dalam persoalan konstruksi. Gravel telah menghubungkan ribuan pekerja konstruksi ke berbagai proyek pembangunan, di antaranya LRT, JIS (Jakarta International Stadium), pembangunan perumahan, pemugaran Keong Mas, dan berbagai proyek lainnya.
Tak hanya itu, Gravel juga menjadi aplikasi yang bisa berkontribusi dalam perekonomian masyarakat dengan menghadirkan ribuan peluang pekerjaan bagi para pekerja konstruksi di Indonesia.
“Kami meyakini bahwa bisnis jasa, cara konvensional maupun digital, ujungnya tetap bermuara prinsip kepercayaan, dan kepercayaan ini didapat dengan keadilan dan keterbukaan. Hingga saat ini kami telah menuai hasilnya dan mendapatkan feedback tingkat kepuasan konsumen sebesar 99,7%” papar Georgi.
Dia menjelaskan, Gravel menyediakan tukang yang memiliki kualitas keterampilan sesuai standar industri konstruksi dan sudah berpengalaman, di mana setiap tukang yang ingin menjadi mitra harus melewati tahap seleksi keterampilan yang ketat. Selain nilai yang seimbang dengan harga, konsumen juga mendapatkan transparansi harga dan informasi pekerja melalui aplikasi. Keahlian dan pengalaman tukang dapat dicek terlebih dahulu sebelum melakukan pemesanan.
Prinsip keadilan ini juga diterapkan sama kepada tukang. Tukang memiliki standar upah yang jelas sesuai dengan keahlian dan pengalamannya. Gravel membedakan upah antara mandor, tukang, dan kernet dibuat dengan mempertimbangkan fungsi kerja dan tanggung jawab yang berbeda. Tukang juga diklasifikasikan lagi menjadi beberapa kategori keahlian agar pekerjaannya fokus dan tidak tumpang tindih, misalnya tukang atap akan fokus mengerjakan tugas instalasi atau renovasi atap.
Sementera itu, CPO dan Co-Founder Gravel Fredy Yanto mengatakan, penerapan-penerapan prinsip keadilan kepada tukang ini telah memberikan dampak ekonomi yang cukup besar kepada ribuan tukang. Yang terpenting, mereka lebih mandiri dan tidak memiliki ketergantungan menunggu pekerjaan yang kerap terjadi ketika hanya mengandalkan ajakan mandor atau pemborong saja. Lewat aplikasi Gravel Dulur, tukang bisa mencari pekerjaan sendiri dan menjadi lebih berdaya.
“Ini bukan berarti Gravel ingin mendisrupsi cari kerja tukang dengan cara konvensional. Justru kami ingin memperluas channel tukang dalam mencari rezeki dengan memanfaatkan teknologi. Cara cari kerja lewat aplikasi Gravel adalah sesuatu yang mudah dipahami dan bisa dilakukan siapa saja. Kami ingin tukang-tukang di Indonesia semakin berdaya dan sejahtera,” tutup Fredy Yanto.
STEVY WIDIA