youngster.id - Indonesia menjadi tujuan utama modal ventura berinvestasi di perusahaan rintisan di Asia Tenggara pada paruh pertama tahun ini. Modal yang ditanamkan untuk startup Indonesia mencapai separuh dari total investasi di Asia Tenggara.
Berdasarkan laporan Cento Ventures Singapura, dilansir dari Bloomberg, Senin (27/9/2021), rata-rata kontrak investasi juga turun menjadi US$11,2 juta dari posisi tahun lalu senilai US$17,7 juta karena investor fokus pada investasi awal perusahaan rintisan. Kurang dari 10% investasi yang masuk putaran seri C, sedangkan mayoritas investasi merupakan seri B, seri A atau pra seri A.
Secara total, investasi modal ventura mencapai US$4,4 miliar pada semester I/2021 atau turun dari US$5,8 miliar pada tahun lalu. Kendati turun, jumlah kontrak investasi melonjak menjadi 393, melampui rekor pada semester I/2019 sebanyak 375 kontrak.
India menjadi masih menjadi negara berkembang yang paling banyak mengucurkan investasi untuk startup di kawasan ini senilai US$10,8 miliar. Posisi kedua ditempati oleh Amerika Latin senilai US$6,2 miliar.
Pada September lalu, sejumlah perusahaan rintisan mengumumkan pendanaan, termasuk Ninja Van yang mengumpulkan pendanaan US$578 juta dan Advance Intelligence Group yang menerima pendanaan lebih dari US$400 juta.
Sementara itu, DealStreetAsia melaporkan, startup di Asia Tenggara meraih investasi US$ 6 miliar atau sekitar Rp 87,7 triliun pada kuartal pertama . Total pendanaan tersebut melonjak 43% secara tahunan (year on year/yoy) dan 48% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter to quarter/qtq). Hampir 70% dana terkumpul dari modal yang dijaminkan pada 2020. Di satu sisi, ekonomi digital Indonesia diperkirakan US$ 44 miliar atau sekitar Rp 638 triliun tahun lalu.
STEVY WIDIA