youngster.id - Setelah setahun lebih melakukan riset, perusahaan rintisan (startup) yang bergerak di bidang teknologi virtual reality (VR) SHINTA VR memperkenalkan game multiplayer VR pertama di Indonesia, yang diberi nama Codename: Mindvoke.
“Permainan multiplayer adalah salah satu solusi terbaik untuk menciptakan ekosistem industri VR. Dengan memadukan talenta hebat dan konsep multiplayer, saya yakin Codename: Mindvoke bisa menjadi salah satu game VR yang diminati secara global. Kami ingin game ini masuk sebagai kategori VR e-sport. Kompetisi ini adalah langkah awal kami untuk mewujudkan visi besar menjadikan VR dapat dinikmati semua kalangan,” ujar Akira Sou, Co-Founder SHINTA VR.
Codename: Mindvoke merupakan game yang memiliki jenis permainan First Player Shooter (FPS). Game ini merupakan game multiplayer online yang dirancang bagi penggunanya melakukan battle dengan sensasi dunia surreal (surreal world).
Game ini mengusung seni post-modern surrealis dipadukan dengan unsur cyberpunk. Berlatar belakang pertarungan di alam bawah sadar manusia, Codename: Mindvoke memiliki konsep cerita penuh filosofi di dalamnya. Jadi, selain bisa bertarung kompetitif dengan lawannya, para pemain akan menikmati dunia surrealis penuh makna dan indah. Selain itu, latar musik pada Codename: Mindvoke akan memasukan banyak unsur postrock surrealis dan experimental music.
Codename: Mindvoke merupakan game VR yang pas bagi mereka yang memiliki jiwa petarung dan kompetitif. Karena permainan ini menggunakan kecanggihan VR, pemain memungkinkan melakukan gerakan apapun yang bisa memanfaatkan environment sekitar. Selain itu, Codename: Mindvoke ini dibekali dengan signature move seperti teleportasi bahkan terbang layaknya Superman.
“Codename: Mindvoke tidak hanya mengusung adu tembak team, tapi juga kami akan selalu mengusung tema seni post-modern surrealis ke dalam game ini. Kami ingin membuka seoptimal mungkin potensi VR dalam mewujudkan imajinasi manusia. Saya yakin team SHINTA VR dapat menciptakan sebuah karya seni-teknologi yang berstandar internasional. Kami punya team artist dan programmer yang sudah teruji pengalamannya di bidang Virtual Reality,“ kata Andes Rizky, Co-Founder SHINTA VR.
Saat ini teknologi VR banyak diminati oleh para gamer yang ingin merasakan sensasi dan pengalaman bermain game secara nyata. Menurut riset Research and Markets pasar hardware dan software VR enterprise akan naik dari US$ 592.3 juta pada tahun 2016 menjadi US$ 9.2 miliar pada tahun 2021. Sementara itu survei dari AppAnnie dan Newzoo di tahun 2017, menyatakan bahwa Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), Mixed Reality (MR) adalah masa depan industri game. Pendapatan industri dari sektor tersebut diperkirakan akan meningkat berkali-kali lipat hingga 2020 mendatang.
SHINTA VR sendiri didirikan tahun 2016. Sejauh ini SHINTA VR telah berhasil mengerjakan lebih dari 50 proyek dan event dari klien-klien besar seperti Telkomsel, Pertamina, Samsung hingga Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.
Nah, bagi penggemar game FPS maupun mereka yang ingin merasakan sensasi bermain dalam dunia 3D virtual atau serunya berimajinasi di dunia surreal, SHINTA VR akan mengadakan sebuah seri kompetisi Codename: Mindvoke pada tanggal 6-28 April 2018 mendatang. Kompetisi ini merupakan kompetisi game VR multiplayer pertama yang diadakan di Indonesia yang membawa konten buatan anak bangsa. Nantinya kompetisi ini akan mempertemukan berbagai tim untuk bertarung dan menjadi pemenang.
Kompetisi game VR multiplayer Codename: Mindvoke ini merupakan jawaban dari kebutuhan pasar games di Indonesia akan permainan VR yang asli Indonesia. Beberapa perusahaan asing siap berkolaborasi dengan SHINTA VR untuk menjadikan Codename: Mindvoke ini sebagai salah satu game multiplayer VR yang diakui di kancah internasional.
“Dengan hadirnya kami sebagai developer lokal, semoga dapat memberikan dampak yang baik bagi perkembangan konten game virtual di Indonesia. Kompetisi ini merupakan ajang bagi kami menunjukkan bahwa anak bangsa mampu memberikan inovasi bagi perkembangan teknologi VR untuk Indonesia dan dunia,” pungkas Andrew Steven Puika, Chief Technology Officer SHINTA VR.
FAHRUL ANWAR