Startup Investasi Beroleh Dana Equity Crowdfunding Rp 55,4 Miliar

LandX

Tim PT Numex Teknologi Indonesia (LandX). (Foto: istimewa)

youngster.id - PT Numex Teknologi Indonesia (LandX), startup untuk investasi, mencatat dana terkumpul dan tersalurkan pada kategori Equity Crowdfunding (ECF) dengan nilai Rp55,4 miliar. Jumlah ini mencapai 61,9% dari total nilai dana terkumpul dan tersalurkan yang dibukukan oleh lima perusahaan ECF sebesar Rp89,5 miliar.
Chief Executive Officer LandX, Andika Sutoro Putra mengatakan,pencapaian ini menunjukkan konsistensi dan strategi bisnis LandX. Ia menyebut capaian LandX dengan menghadirkan perusahaan-perusahaan yang memiliki pendiri berpengalaman untuk para investor LandX adalah salah satu faktor untuk menjadi ECF terdepan di Indonesia.

“Kami percaya bahwa selain keterampilan para founder ini, pemilihan sektor industri yang tepat juga vital demi kelangsungan usaha di masa sulit seperti sekarang. Ke depannya juga kami memiliki beberapa perencanaan strategis dalam mengembangkan iklim investasi di Indonesia jelang semester II-2021,” kata dia dalam keterangan resmi, Jumat (16/7/2021).

Dia mengatakan, salah satu strategi yang diterapkan LandX adalah fokus dalam membina investor yang terdaftar di LandX. Total pengguna aktif atau investor aktif LandX sebanyak 4.200 orang dari awal LandX berdiri. Sejak Januari hingga Juni 2021, pengguna baru sebanyak 30.552 orang dan 42% investor aktif membeli kembali perusahaan-perusahaan yang di listing oleh LandX.

“Sebagai bagian dari menjaga kepercayaan investor di LandX, kami selalu berupaya untuk me-listing perusahaan yang aman bagi para investor. Setiap bulannya puluhan perusahaan sudah mengajukan proposal untuk di-listing di LandX, namun kami hanya memilih perusahaan yang memiliki kompetensi dan memiliki riwayat yang positif,” tambah Putra.

Selain itu ada beberapa langkah bisnis yang akan diambil antara lain ekspansi wilayah dan literasi ECF kepada masyarakat. Meski begitu, pekerjaan rumah LandX masih cukup banyak, misalnya pengembangan ekspansi ke wilayah regional baik dari segi promosi dan eksistensi.

“Literasi dan inklusi mengenai investasi melalui Equity Crowdfunding juga rendah. Berdasarkan data yang kami dapatkan dari OJK 2019, literasi dan inklusi keuangan untuk pasar modal di Indonesia saja baru 4,9 persen, kemungkinan untuk ECF lebih kecil, sehingga kami memiliki kewajiban dalam mengedukasi masyarakat mengenai ECF,” kata Putra.

Sementara itu, Chief Marketing Officer LandX Romario Sumargo mengatakan, mayoritas investor yang terdaftar di LandX memiliki usia antara 20 hingga 35 tahun, sehingga pendekatan digital merupakan langkah efektif dalam penyebaran arus informasi. Faktor utama lainnya adalah ketat dan disiplinnya tim LandX dalam melakukan proses seleksi atas perusahaan yang listing.

“Salah satu aktivitas rutin kami adalah memberikan edukasi dan update terkait proyek atau informasi seputar investasi. Kami selalu transparan kepada para investor di LandX dengan setiap program yang kami jalani dengan memanfaatkan ekosistem digital melalui site kami di landx.id, email, sosial media dan interaksi melalui live chat,” ujarnya.

Sebanyak 14 perusahaan sudah melakukan listing di LandX, beberapa di antaranya terjual habis dalam kurun waktu kurang dari satu hari. Semula proyeknya didominasi oleh bisnis properti, LandX juga membidik bidang UKM lain seperti F&B, agrikultur, kecantikan, dan jasa outsourcing.

Dalam upaya mempertahankan performa di semester II, LandX menargetkan capaian Rp180 miliar dari dana yang disalurkan untuk target UKM sebanyak 30 hingga 50 perusahaan. Saat ini LandX juga sudah mengantri untuk naik tingkat menjadi Security Crowdfunding yang akan ditargetkan rilis pada 2022.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version