youngster.id - PT Pitik Digital Indonesia (Pitik) bekerja sama dengan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPI) untuk implementasi teknologi digital dalam bidang peternakan ayam melalui teknologi peternakan pintar (smart farming) dan machine learning.
CEO dan Co-Founder Pitik Arief Witjaksono menjelaskan, kerja sama ini menjadi langkah penting dalam melakukan proses digitalisasi sektor peternakan ayam di Indonesia.
“Kerja sama ini dilatari karena CPI merupakan perusahaan agro industri terbesar yang telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1971,” kata Arief dalam siaran pers, Senin (31/10/2022).
Menurut dia, teknologi smart farming Pitik akan dieksplorasi untuk dapat meningkatkan efisiensi farm yang terafiliasi dengan grup CPI di seluruh Indonesia.
COO Pitik Rymax Joehana menyebut kalau pencapaian target berat panen ayam broiler di Indonesia masih tertinggal sebesar 20-30% dari standar peternakan di dunia. Akibatnya, pendapatan peternak lokal masih sangat rendah dan sulitnya bagi peternak maupun konsumen untuk memprediksi waktu panen.
Teknologi smart farming yang dikembangkan oleh Pitik hadir dengan tujuan memecahkan masalah tersebut. Saat ini, Pitik memiliki perangkat IoT (Internet of Things) yang mampu mendeteksi variabel penting di kandang (temperatur, kelembaban, kadar ammonia, kecepatan angin, dsb) secara real-time dan juga terintegrasi dengan sistem manajemen data berbasis cloud yang didukung oleh teknologi machine learning.
“Algoritma machine learning yang kami kembangkan mampu memprediksi siklus produksi yang bermasalah dengan akurasi lebih dari 90%, dan ini sangat berguna untuk memberikan visibilitas ke peternak apa yang akan terjadi di kandangnya sebelum masalah tersebut muncul, sehingga peternak dapat mengambil langkah pencegahan,” kata Rymax.
Ia menambahkan kalau inilah yang membedakan startup Pitik dengan teknologi peternakan dari perusahaan lain. Perangkat teknologi smart farming berupa IoT, Camera Tech berbasis AI (Artificial Intelligence), dan Smart Scale ini telah dilakukan uji coba di 5 lokasi farm dengan total populasi ayam 180 ribu ekor.
“Kami sangat antusias dengan kesempatan untuk berkolaborasi dengan Pitik untuk dapat memodernisasi aktivitas produksi peternakan unggas ini. Berdasarkan observasi yang telah kami lakukan, teknologi smart farming yang dikembangkan oleh Pitik jauh lebih unggul dibandingkan alternatif lain, selain itu dari sisi penggunaan pun paling mengedepankan peternak (farmer-centric) sehingga mudah untuk diimplementasikan,” tutup Antoni, Assistant Vice President (AVP) dari PT Charoen Pokphand Indonesia.
Kerja sama itu ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman yang dilakukan Arief Witjaksono dengan Antoni, Assistant Vice President (AVP) dari PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
“Kami sangat antusias dengan kesempatan untuk berkolaborasi dengan Pitik untuk dapat memodernisasi aktivitas produksi peternakan unggas ini. Berdasarkan observasi yang telah kami lakukan, teknologi smart farming yang dikembangkan oleh Pitik jauh lebih unggul dibandingkan alternatif lain, selain itu dari sisi penggunaan pun paling mengedepankan peternak [farmer-centric] sehingga mudah untuk diimplementasikan,” ungkap Antoni.
Kolaborasi antara Pitik dan CPI ini merupakan respon terhadap tingginya antusiasme peternak ayam di Indonesia untuk menggunakan teknologi smart farming Pitik. Hal ini terlihat dari peningkatan pengguna teknologi Pitik dalam 10 bulan terakhir, telah meningkat delapan kali lipat. Saat ini perangkat sensor IoT Pitik telah terpasang di 500 titik di seluruh Pulau Jawa.
STEVY WIDIA