Startup Rantai Pasok Baskit Raih Pendanaan Rp23,4 Miliar

Baskit

Tim Baskit. (Foto: istimewa)

youngster.id - Startup rantai pasok Baskit mendapat kucuran pendanaan awal (pre-seed) sebesar US$1,5 juta atau sekitar Rp23,4 miliar. Investasi ini dipimpin oleh Forge Ventures. Investor lain yang berpartisipasi yakni Sketchnote Partners, DS/X Ventures, Prasetia Ventures, serta beberapa angel investor global dan regional lainnya.

CEO Baskit Yann Schuermans mengatakan, dengan adanya pendanaan ini, Yann mengatakan bahwa perusahaan akan terus berinvestasi dalam hal teknologi dan mengembangkan tim praktisi industri.

“Dana yang terkumpul akan digunakan untuk memperluas jangkauan geografis di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kami akan menghadirkan pemimpin yang relevan untuk meningkatkan teknologi, serta menyelesaikan jalur kerja sama merek dan distributor yang direncanakan semester II 2023,” kata Yann dalam keterangan pers, Rabu (29/3/2023).

Startup Baskit didirikan oleh Yann Schuermans (CEO), Yoonjung Yi (Head of People and Communications), dan Yasser Arafat Akhmad (Head of Technology) tahun 2022. Baskit mengatasi masalah utama pada setiap lapisan rantai distribusi, menciptakan rantai pasok yang lebih efisien dengan visibilitas dan akses pembiayaan.

Startup itu memanfaatkan peluang efisiensi pada penguatan distributor dan grosir yang membentuk lapisan-lapisan, dengan dukungan komersial dan teknologi.

Menurut Yann, pasca-Covid-19 ada penurunan penjualan di e-commerce. Hal ini karena sarana offline kembali pulih.

“Usaha yang masih bertahan harus dihadapkan dengan keadaan new normal yang memunculkan perubahan perilaku konsumen dengan tekanan rantai pasok seperti inflasi. Kami yakin dukungan dari platform Baskit dapat memainkan peran dalam memulihkan perdagangan tradisional dan membuka jalan bagi rantai pasok yang lebih sehat di berbagai sisi,” katanya.

Pertumbuhan bisnis Baskit pun naik dua kali lipat setiap bulan. Partner di Forge Ventures Tiang Lim Foo melihat potensi besar dalam misi Baskit memberdayakan rantai pasok tradisional di Indonesia. “Indonesia tetap menjadi salah satu ekonomi yang paling dinamis di wilayah ini, dan meskipun adanya ketidakpastian global, kami sangat bersemangat melihat potensi jangka panjang pasar ini,” ujarnya.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version