Startup Sociopreneur SukkhaCitta Raih Dana Hibah DBS Foundations Grant Programme 2022

DBS-Sukkhacitta

Riany Agustina Warganegara dan Denica Riadini-Flesch. (Foto: stevywidia/youngster.id)

youngster.id - Startup sociopreneur Indonesia SukkhaCitta terpilih meraih dana hibah program DBS Foundation Grant Programme 2022 (DBSF Grant) dari DBS Foundation. Dana ini akan dipergunakan untuk untuk mengembangkan proyek kapas regeneratif Mama Kapas di kawasan Indonesia Timur.

DBSF Grant merupakan bagian dari program hibah tahunan Bank DBS. Sebanyak Sing$ 3 juta akan disalurkan kepada 15 wirausaha sosial (Social Enterprise) dan 8 usaha kecil dan menengah (UKM) dari enam negara, yaitu Singapura, Hong Kong, India, Taiwan dan Indonesia.

VP Communication & CSR PT Bank DBS Indonesia Riany Agustina Warganegara mengatakan, program ini telah Hadir sejak tahun 2014 dengan tujuan utama, yakni menumbuhkembangkan bisnis social enterprise dan UKM dan untuk mempercepat dampak positif yang mereka hasilkan.

“Di tengah ketidakpastian ekonomi yang semakin besar dan meningkatnya tantangan sosial ekonomi, kami percaya bahwa mereka memainkan peran yang semakin penting dalam menciptakan solusi baru untuk meningkatkan kehidupan dan mata pencaharian, dan memungkinkan perubahan. Dengan bersatu dan mengerahkan kekuatan bersama, kami berharap dapat menciptakan dampak yang lebih besar,” kata Riany dalam jumpa pers, Rabu (18/1/2023) di Jakarta.

Menurut Riany, selain wirausaha sosial, untuk kali pertama, program DBSF Grant memberikan dana hibah kepada UKM yang ingin memulai transformasi berkelanjutan. Para penerima dana hibah akan bergabung dengan komunitas global DBS Foundation yang saat ini jumlahnya mencapai lebih dari 100 bisnis, untuk memberi dampak di pasar utama tempat DBS beroperasi.

“Para pemenang ini dipilih setelah pengkajian ketat atas lebih dari 900 pelamar, jumlah tertinggi selama ini. Mereka menonjol karena potensinya dan fokus pada percepatan inovasi, skalabilitas, dan dampak positif dari solusi unik dan inovatif dalam mengatasi tantangan sosial dan lingkungan,” kata Riany lagi.

Dia berharap dukungan DBS Foundation akan mempercepat pertumbuhan para penerima hibah ke fase selanjutnya, yang dapat mencakup perluasan ke komunitas baru, meningkatkan produk dan layanan mereka melalui penelitian dan pengembangan/pembuatan purwarupa baru, dan meningkatkan kapasitas operasional. Secara keseluruhan, 23 penerima penghargaan berpotensi memberikan dampak positif kepada lebih dari dua juta orang dan mata pencaharian, mengurangi emisi gas rumah kaca sebanyak 319 ton, memangkas lebih dari 132.000 ton limbah makanan, dan menyediakan 1.000 juta liter air bersih.

SukkhaCitta merupakan wirausaha social yang mewakili Indonesia untuk menerima dana hibah tahun ini. Ini merupakan kali kedua SukkhaCitta mendapatkan dana hibah dari DBS Foundation, setelah sebelumnya di tahun 2018 menerima dana hibah untuk pelatihan pengrajin lokal dan sertifikasi desa-desa.

Startup sociopreneur ini bergerak di industri slow fashion untuk menciptakan perbaikan ekonomi kepada para perempuan pengrajin dan petani di pedesaan sambil menjaga kelestarian tradisi dan regenerasi bumi.

Pada kesempatan itu, Founder SukkhaCitta Denica Riadini-Flesch mengatakan, Indonesia memiliki berbagai tantangan sosial, salah satunya pemberdayaan wanita dan penanganan dampak pencemaran terhadap lingkungan. Untuk itu, SukkhaCitta bergerak memberdayakan perempuan di pedesaan dengan memastikan para pekerja mendapatkan upah yang layak sambil merawat alam agar tidak tercemar.

“Dana ini akan kami gunakan untuk riset dan pengembangan, terutama untuk proyek kapas regeneratif ‘Mama Kapas’, yang meliputi pelatihan dan field visit di beberapa wilayah Indonesia Timur, serta pengolahan kain kapas menjadi berbagai macam produk yang bisa dijual,” kata Denica.

Menurut dia, selama 7 tahun SukkhaCitta telah berhasil membangun kesejahteraan wanita-wanita di desa melalui peningkatan pendapatan mereka sebanyak 60 persen dan membantu lebih dari 1.400 anggota keluarga untuk memiliki kehidupan yang layak. Selain dampak sosial, SukkhaCitta juga turut berkontribusi mengurangi jejak karbon dengan memangkas 25 metrik ton emisi gas rumah kaca serta mencegah lebih dari satu juta limbah air dengan menggunakan 100% pewarna alami untuk tiap pakaiannya.

Ke depannya, SukkhaCitta berencana mengembangkan bisnisnya dengan menetapkan rantai pasok (supply chain) yang semakin kuat dan dapat diandalkan, selain untuk mencakup 100% kebutuhan mereka sendiri namun juga mempersiapkan bahan-bahan yang akan mulai dijual ke bisnis lain di tahun 2025.

 

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version