Strategi Startup dalam Menghadapi Tech Winter

startup

Perkuat Startup Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kemenparekraf Luncurkan IndoBisa 2024 (Foto: Ilustrasi)

youngster.id - Tech winter membawa dampak signifikan pada startup di banyak negara di dunia, termasuk Indonesia menjadikan situasi bisnis di bidang teknologi mengalami tantangan besar seperti penurunan nilai investasi.

Situasi tech winter merupakan dampak secara langsung dari iklim makro global yang fluktuatif seperti lingkungan ekonomi yang melemah hingga ketidakpastian lain di masa depan sehingga membuat investor semakin selektif untuk melakukan kesepakatan investasi.

Hal itu kemudian mengakibatkan nilai pendanaan startup di Indonesia mengalami penurunan sebesar 74%, bahkan lebih dalam dari penurunan pendanaan startup di Asia Tenggara, 56%.

Walaupun demikian, ekosistem startup di Indonesia masih dianggap memiliki daya tarik bagi investor. Dalam sesi diskusi bertema ‘It takes more than growth to rise’, pada forum kegiatan Wealth Wisdom 2023 yang diselenggarakan oleh PermataBank, Patrick Yip sebagai Founding Partner di Intundo Ventures dan Antony Dirga selaku Direktur Utama Trimegah Asset Management membahas mengenai apakah startup di Indonesia telah benar-benar stabil sehingga menuju profitabilitas dan proyeksi kinerja produk startup di Indonesia.

Menurut Patrick, terdapat empat faktor yang menjadi poin yang berpengaruh pada kestabilan startup sehingga bisa profit. Pertama, perusahaan harus bisa mengelola piutangnya dengan baik. Kedua, memiliki cash cycle yang sehat.

Ketiga, harus lebih cepat melakukan product launch untuk mengantisipasi kegagalan produk dan bisa lebih cepat melakukan evaluasi sehingga dapat menghasilkan produk yang mampu diterima baik oleh publik. Keempat, integritas founders. “Startup selalu memiliki potensi untuk berkembang dan bertumbuh,” ucap Patrick, Selasa (3/10/2023).

Sementara itu, Antony menyebutkan beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh startup dan investor dalam menghadapi potensi krisis ekonomi global, seperti meningkatkan efisiensi biaya, fokus pada produk dan layanan yang menghasilkan pendapatan, mencari mitra strategis, dan perkembangan ke pasar internasional.

Lebih lanjut, Antony memberkan tips investasi dalam menghadapi krisis global dan situasi ketidakpastian di tahun depan untuk para investor.

“Pembagian portofolio investasi di tahun depan harus cermat mengamati dinamika situasi yang terjadi. Opsi terbaik dalam merudiksi potensi kerugian adalah dengan berinvestasi di reksa dana obligasi korporasi dengan durasi yang pendek, dan investasi saham,” tutup Antony. (*AMBS)

 

Exit mobile version