youngster.id - Tanaku, startup di bidang teknologi properti (proptech) yang berbasis di Indonesia berhasil mengumpulkan US$5,5 juta pendanaan pra-awal (pre-seed). Modal baru ini akan mempercepat misi Tanaku dalam mendemokratisasi kepemilikan rumah terutama bagi milenial.
CEO dan Co-Founder Tanaku Jonathan Ma mengatakan, Tanaku menghadirkan kepemilikan rumah yang mudah diakses dan mengubah pengalaman membeli rumah secara radikal, dengan fokus saat ini pada membangun produk, memperluas tim, memperoleh rumah, dan melaksanakan strategi go-to-market.
“Misi kami adalah memutarbalikkan penurunan kepemilikan rumah di Indonesia dan mewujudkan impian memiliki rumah. Dalam jangka panjang, kami ingin mendorong transisi Indonesia menuju perumahan hijau,” kata Jonathan dalam keterangan pers, Selasa (12/7/2022).
Dia menegaskan, Tanaku bertujuan untuk membangun ‘solusi pra-hipotek’ untuk memiliki hunian. Meskipun terdapat berbagai startup di bidang proptech di Indonesia, Tanaku akan membangun platform teknologi end-to-end yang unik untuk memfasilitasi pembelian dan transaksi rumah secara online.
Tanaku didirikan oleh Jonathan bersama Andries De Vos (Head of Product), Bhanu Prakash (Head of Marketing) dan Alwin Hajaning (Head of Commercial). Mereka masing-masing telah lama berkecimpung di industri properti, keuangan, hukum, produk, dan pertumbuhan.
Menurut Jonatahn, mereka disatukan oleh misi yang sama dalam mendemokratisasi kepemilikan rumah dengan memberikan solusi pembiayaan yang lebih ramah untuk para pembeli.
Jonahtan mengungkapkan, calon pembeli rumah bisa mendapatkan prakualifikasi bersama Tanaku dengan persyaratan yang jauh lebih sederhana daripada bank tradisional, para calon pembeli cukup membayar 2% DP dan mereka bisa segera tinggal di rumah baru.
Mereka kemudian dapat fokus untuk melunaskan sisa DP mereka dengan cicilan bulanan dan kemudian bisa memperbarui rumah mereka dengan Tanaku atau mengakses pinjaman bank dengan persyaratan yang jauh lebih baik, berkat riwayat kredit yang sudah dikumpulkan.
Putaran pendanaan yang dipimpin oleh East Ventures ini mencakup ekuitas dan modal utang dari Bank internasional terkemuka.
“Kami sangat menghargai investasi dan kepercayaan East Ventures dalam visi kami untuk menjembatani kesenjangan kepemilikan rumah & mendorong inklusivitas keuangan di Indonesia. Kami senang bermitra dengan EV karena ikatan budaya yang kuat dengan Indonesia, pengetahuan mendalam tentang lanskap teknologi lokal, di saat yang bersamaan memiliki skala untuk mendukung ambisi kami,” kata Jonathan lagi.
Sejak tahun 2000 data kepemilikian rumah di Indonesia terus menurun sebesar 2% setiap tahunnya dan 70 juta milenial merupakan segmen yang paling terdampak. Hal itu karena banyak milenial tidak memiliki dana atau tabungan yang cukup untuk dijadikan sebagai uang muka awal (DP) dan bank akan menolak mayoritas pengajuan KPR.
Selain itu, pengembang properti sering menawarkan paket ‘cicilan’ tetapi seringkali ada biaya tersembunyi yang mahal, dengan suku bunga tinggi, serta persyaratan yang sulit dipenuhi. Hal ini membuat para milenial frustasi dan beralih ke persewaan properti jangka panjang yang menyebabkan penurunan kepemilikan rumah secara stabil.
“Kami percaya pada ambisi dan keahlian tim Tanaku dalam memberikan solusi alternatif pembiayaan rumah untuk membantu jutaan masyarakat Indonesia dalam menjadi pemilik rumah yang bertanggung jawab secara finansial. Kami bersemangat untuk dapat menjadi bagian dari perjalanan Tim Tanaku dalam menyambut era baru kepemilikan rumah di Indonesia,” kata Devina Halim, Principal di East Ventures.
STEVY WIDIA