youngster.id - Ekonomi global menghadapi masalah ketidakstabilan. Di sisi lain para pelaku startup juga akan menghadapi tantangan pertumbuhan atau ekspansi bisnis pada tahun 2023. Akan tetapi startup yang disebut sebagai pandemic darling atau mendapatkan banyak user pada saat pandemi Covid-19 mulai masuk fase perlambatan.
Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi menyarankan, agar startup tidak melakukan ekspansi. Dia menilai startup sebaiknya fokus pada yang sudah ada, kecuali jika startup tersebut kuat dalam hal pendanaan.
“(Prospek startup) Agak berat tahun ini. PHK masih akan terjadi, bahkan terhadap yang sudah unicorn,” ujar Heru dalam keterangannya, Selasa (31/1/2023).
Heru memperkirakan akan terjadi penurunan transaksi seiring dengan penurunan daya beli dan maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK).
Apalagi, startup juga diam-diam menaikkan harga. Baik biaya penggunaan aplikasi, biaya transaksi dan biaya pengantaran yang bagi sebagian pengguna menjadi tidak menarik dan memberatkan.
Heru menilai startup yang bergerak di bidang kuliner atau industry makanan minuman masih akan diminati masyarakat. Walaupun hal tersebut tergantung daya beli masyarakat. Jika kondisi perekonomian memburuk, maka daya beli diperkirakan menurun.
Kemudian, startup yang terkait e-wallet juga terus digunakan masyarakat. Sementara startup yang diperkirakan akan menurun adalah startup yang terkait dengan kesehatan. Sebab, saat ini masyarakat bisa langsung mendatangi fasilitas kesehatan maupun menemui dokter secara langsung.
Sementara itu Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, prospek masuk dalam fase konsolidasi.
Maksudnya, beberapa startup yang berkaitan dengan travel agent, startup yang terkait dengan Fast moving consumer good (FMCG), startup yang berkaitan dengan warung, UKM, pasar tradisional akan tumbuh cukup tinggi.
Akan tetapi startup yang disebut sebagai pandemic darling atau mendapatkan banyak user pada saat pandemi Covid-19 diperkirakan akan mulai masuk fase perlambatan. Serta memasuki fase mencari lini usaha yang profitnya lebih bagus atau lini usaha yang berkelanjutan.
“Jadi ada sektor startup yang tumbuh, tapi juga ada sektor startup yang kemungkinan besar akan mengalami penyusutan dari skala volume, transaksi, organisasi. Kita akan melihat sektornya tidak merata pemulihannya,” jelas Bhima.
Bhima menyarankan startup melakukan inovasi jika ingin tetap bertahan. Kemudian mencari pendanaan yang jauh lebih stabil dan tidak dipungkiri mungkin akan banyak startup yang memilih exit strategy dengan melantai di bursa tahun ini.
“Entah untuk exit strategy atau pengembalian dana investor sebelumnya atau memang membutuhkan modal untuk melakukan ekspansi,” ucap Bhima.
STEVY WIDIA
Discussion about this post