youngster.id - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)-nya menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 16,6 triliun. Dividen tersebut merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Rapat menyetujui payout ratio sebesar 75% dengan rincian 60% atau sebesar Rp 13,3 triliun merupakan dividen tunai. Sebesar 15% atau Rp 3,3 triliun merupakan dividen spesial. Sementara itu, sisanya sebesar 25% atau Rp 5,5 triliun merupakan laba ditahan.
Dividen tunai dan dividen spesial akan dibagikan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan per tanggal 11 Mei 2018. Sedangkan dividen tunai dan dividen spesial akan dibagikan secara sekaligus selambat-lambatnya tanggal 31 Mei 2018.
“Sepanjang tahun 2017, Telkom berhasil membukukan kinerja yang cukup memuaskan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas dapat terjaga dengan baik. Performansi keuangan yang baik tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan untuk terus tumbuh di tengah persaingan industri telekomunikasi di Indonesia yang semakin ketat,” papar Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga, usai RUPST Telkom yang dilaksanakan pada Jumat (27/4/2018) di the Four Season Jakarta.
Kinerja postif Telkom terlihat dari pendapatan usaha sebesar Rp 128,3 triliun atau tumbuh sebesar 10,2% dibanding tahun 2016. Sedangkan EBITDA tumbuh 8,6% menjadi Rp 64,6 triliun dan laba bersih naik 14,4% menjadi Rp 22,1 triliun. Dari sisi profitabilitas, margin laba bersih meningkat 0,7 ppt menjadi 17,3%.
Alex menjelaskan, pertumbuhan pendapatan Perseroan masih didorong oleh kontribusi pendapatan dari segmen Data, Internet & IT Service yang tumbuh sebesar 28,7%, dengan kontribusi sebesar 43,2% dari total pendapatan. Pertumbuhan layanan Data, Internet & IT Service meningkat seiring dengan semakin tingginya penggunaan smartphone, bertambahnya pelanggan IndiHome secara signifikan dan meningkatnya layanan ICT Solution untuk pelanggan korporasi.
“Kontribusi pendapatan Data, Internet & IT Service yang semakin besar menunjukkan Perseroan sudah berjalan pada jalur yang tepat untuk menjadi ‘Digital Telecommunication Company’. Sementara itu beban operasional dan pemeliharaan meningkat sebesar 17,1% seiring dengan pembangunan infrastruktur broadband meliputi backbone, mobile dan fixedline yang semakin agresif,” ungkap Alex lagi.
Selain itu, entitas anak usaha Telkomsel juga mencatat pertumbuhan yang mengesankan. Pada akhir tahun 2017, pelanggan Telkomsel tercatat sebanyak 196,3 juta pelanggan. Pertumbuhan Telkomsel didukung oleh bisnis digital yang meningkat sebesar 28,7% dari tahun 2016.
Pada bisnis fixedline, Telkom terus mengembangkan layanan fixed broadband IndiHome yang telah menunjukan hasil yang positif. Pada akhir tahun 2017 pelanggan IndiHome mencapai hampir 3 juta pelanggan, tumbuh sebesar 82,6% dari tahun sebelumnya. Dari sisi pendapatan IndiHome mencatatkan pendapatan sebesar Rp 8,2 triliun, tumbuh 48,1% dibanding tahun 2016.
“Pertumbuhan bisnis IndiHome tersebut diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan Perseroan di masa mendatang,” pungkas Alex.
STEVY WIDIA