youngster.id - Di tengah pertumbuhan sektor financial technology (fintech) yang semakin pesat, perempuan masih belum sepenuhnya mendapatkan kesempatan berkarir yang setara. Berdasarkan data IMF tahun 2022, baru 10% perempuan yang berada di puncak kepemimpinan perusahaan fintech.
Maka dari itu, ekosistem fintech perlu lebih mengakomodasi kiprah dan keterlibatan perempuan, khususnya untuk mendorong inovasi dalam era ekonomi digital yang dihadirkan pemimpin perempuan di sektor fintech.
“Pesatnya pertumbuhan Pluang menjadi platform investasi multi-aset tentunya tidak terlepas dari dukungan dan kepercayaan terhadap saya sebagai seorang perempuan pendiri startup. Sayangnya, banyak talenta perempuan di sektor fintech yang merasa belum mendapat dukungan ataupun kesetaraan untuk berkarya di bidang ini,” kata Claudia Kolonas Co Founder Pluang, pada sambutan penutup acara “Women in Fintech: Empowering the Next Generation Forum” di Jakarta baru-baru ini.
Menurut Claudia, ada tiga hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan perempuan dalam sektor fintech. Pertama, meningkatkan visibilitas pemimpin perempuan di industri fintech melalui partisipasi dalam acara-acara publik, maupun program pelatihan untuk pengusaha perempuan. Kedua, memperkuat startup yang dirintis oleh perempuan.
“Investor perlu peka terhadap gender bias yang dapat mempengaruhi penilaian mereka terhadap ide bisnis dari founder perempuan, terutama di sektor yang didominasi laki-laki seperti fintech,” kata Claudia, yang juga memiliki pengalaman di perusahaan venture capital.
Terakhir, keterwakilan para pemimpin perempuan perlu menjadi budaya profesional baru yang sangat mungkin dicapai dan bermanfaat bagi pertumbuhan sektor fintech. “Apabila para pemimpin industri fintech mampu berkomitmen dalam menciptakan lingkungan profesional yang lebih setara dan kondusif bagi perkembangan karir perempuan, budaya ini sangat mungkin menjadi standar baru di sektor ini,” jelas Claudia.
Studi menunjukkan bahwa meningkatkan keterlibatan perempuan dapat membawa lebih banyak perspektif untuk mengidentifikasi peluang bisnis maupun mengembangkan produk. Menurut data Harvard Business Review 2021, keberadaan perempuan di puncak kepemimpinan membuat perusahaan lebih terbuka pada perubahan sekaligus cenderung memitigasi risiko, serta fokus pada research & development.
Pluang sendiri telah memiliki dua C-Level perempuan di puncak kepemimpinannya dan hal ini membawa kebaruan perspektif dalam memandang kebutuhan finansial masyarakat. “Hampir 30% proporsi karyawan di Pluang telah ditempati oleh perempuan. Kami sangat bangga bisa terus menjunjung lingkungan profesional yang inklusif. Keterwakilan perempuan di posisi-posisi strategis juga terus kami dorong, dengan hampir seperlima posisi mid-senior management yang diampu oleh perempuan. Pluang ingin standar inklusivitas bagi perempuan di lingkungan kerja ini bisa dicontoh oleh perusahaan-perusahaan lain di industri teknologi.” jelas Claudia.
Acara “Women in Fintech: Empowering the Next Generation Forum” diadakan oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat sebagai bagian dari program Providing Opportunities for Women’s Economic Rise (POWER) dari pemerintah Amerika Serikat.
STEVY WIDIA
Discussion about this post