youngster.id - Tim LETSGO dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Tim BUZZER BEATER yang mewakili Universitas Indonesia (UI), masing-masing dari kategori S1 dan S2, berhasil memenangkan PKT GAMA Business Case Competition (BCC) yang diadakan PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) dan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM).
Secara keseluruhan, kompetisi PKT-GAMA Business Case Competition 2023 ini diikuti oleh 249 tim dari berbagai universitas di Indonesia. Sebanyak 183 tim berasal dari strata S1 dan 66 tim dari S2. Setelah melalui beberapa tahap seleksi yang kompetitif, peserta di babak final ini kembali diuji kemampuannya untuk berpikir kritis dalam memetakan isu-isu keberlanjutan terkini di bidang agrobisnis.
Persoalan tersebut kemudian harus dianalisa secara sistematis oleh para peserta dengan tidak hanya berorientasi pada pencapaian target produksi dan distribusi semata, tetapi juga turut memperhitungkan faktor keberlanjutan lingkungan hidup melalui penerapan prinsip-prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Selain itu, karakteristik utama yang juga tidak boleh ketinggalan dalam ide-ide oleh peserta ini adalah kepraktisan dalam penerapannya pada kasus-kasus riil.
Meizar Effendi, SEVP Business Support PT Pupuk Kalimantan Timur mengatakan, melalui kompetisi ini pihaknya ingin mengajak kalangan generasi muda tentang urgensi pola pikir yang berorientasi pada lingkungan hidup.
“Kami ingin agar kesadaran pentingnya pelestarian lingkungan hidup tertanam sejak dini di kalangan calon-calon pemimpin industri masa depan ini. Untuk itulah melalui ajang BCC ini, PKT mendorong generasi muda menyelaraskan ide bahwa selalu ada jalan untuk mencapai target industri tanpa harus mengorbankan kelestarian lingkungan,” jelas Meizar, Senin (28/8/2023).
Penerapan inovasi MIGUNANI, merupakan sebuah ide yang dicetuskan oleh tim kemenangan juara 1 LETSGO pada kategori S1 yang berasal dari ITB. Inovasi yang dimulai dengan menjamin sumber energi hijau melalui pembakaran limbah yang mampu menjadi energi terbarukan, hingga inovasi menciptakan sistem digitalisasi Biomass Trade-In System yang berfokus pada penguatan pasokan biomassa nasional, serta melakukan pemantauan dan pencatatan digital yang mampu menghubungkan PKT, distributor, dan petani dalam satu sistem yang terintegrasi (Blockchain Integration).
Inovasi MIGUNANI sendiri dikatakan dapat membantu mengurangi ESG risk rating hingga di bawah 21,3 (rendah) dan memperoleh banyak manfaat.
Semantara itu, pada kategori S2, tim BUZZER BEATER dari UI berhasil memenangkan posisi juara pertama dengan memaparkan inovasi dalam menyusun strategi invetasi ESG yang tepat sasaran sebagai solusi untuk menciptakan ESG premium dalam rangka optimalisasi evaluasi. Inovasi yang dihadirkan adalah program PERINTIS yang merupakan program pertanian presisi terintegrasi yang telah dikembangkan oleh PKT, yaitu MAKMUR untuk semakin optimal dalam memberdayakan para petani melalui penggunaan sistem digitalisasi yaitu Agro Plus.
Sistem ini mampu memberikan edukasi kepada petani terkait dosis penggunaan pupuk yang tepat dan seimbang, lalu dalam sistem yang sama para petani juga dapat menjual hasil panennya kepada PKT, hingga PKT dapat memberikan insentif kepada para petani yang berhasil melakukan sustainable farming atau pertanian yang berkelanjutan.
Salah satu juri, Edwin Hidayat Abdullah, Ketua Bidang Kerja Sama PP Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (KAFEGAMA) mengungkapkan apresiasinya terhadap kemampuan generasi muda untuk meneruskan kepemimpinan bangsa.
“Saya sangat bangga melihat antusiasme generasi muda dalam mendorong inovasi secara terus menerus. Semuanya sudah paham akan urgensi penerapan pola pikir yang berorientasi pada keberlanjutan lingkungan hidup, terkhususnya pada sektor agrobisnis. Untuk ke depannya saya berharap, ajang-ajang kompetisi seperti BCC ini dapat menjadi inspirator sekaligus penjaring talenta-talenta muda Indonesia. Karena dengan pengembangan talenta muda yang optimal, akan tumbuh kesempatan yang baik bagi peningkatan nilai ekonomi dan sosial, menyongsong Indonesia Emas 2045,” ujar Edwin.
Dengan tema Agribusiness Sustainability through ESG Development, ajang ini menargetkan mahasiswa S1 dan S2 dari berbagai universitas di seluruh Indonesia untuk menerapkan wawasan yang telah diperoleh di bangku akademik dalam persoalan dunia nyata sektor agribisnis. Tidak semata-mata untuk mendapatkan hadiah sebagai pemenang, ajang ini juga dapat berperan sebagai media bagi mahasiswa untuk semakin memperkaya pengalaman mereka yang nantinya juga dapat berguna untuk meniti karier.
Menurut Meizar, pengalaman kompetisi ini, di samping memperdalam wawasan mereka, juga berperan sebagai pembuka potensi.
“PKT juga sangat bangga karena kami bisa mengakomodir talenta-talenta muda yang inovatif untuk bisa mendukung upaya kami sebagai penyokong industri pertanian nasional,”pungkas Meizar.
STEVY WIDIA