youngster.id - Tim pelajar Indonesia memborong sejumlah medali pada ajang International Conference of Young Scientist (ICYS) 2017 di Stuttgart, Jerman.
Medali emas diraih oleh Fira Fatmasiefa dan Bramasto Prasodjo, yang merupakan pelajar Chanda Kusuma School, Medan. Riset mereka, yakni Braille Learning Algorithm, memformalkan tata belajar huruf braille ke dalam komputasi.
Kemudian medali perak didapat oleh siswa SMA St. Angela, Bandung, yang bernama Alfian Sulung Budi. Ia menggelar penelitian mengenai akustika musikal alat musik tradisional sasando.Di kategori Special Award Life Science, Sabrina Sabila dan Gusti Salsabila yang berasal dari SMA Negeri 1 Sampit, Kalimantan Tengah, mengharumkan nama Indonesia dengan riset tanaman Dayak tradisional.
Adapun beberapa siswa lainnya, yakni Nicholas Patrik dari SMP Cita Hati Surabaya dengan poster berjudul ‘New Model of Complex Plan with Clyndrical Graph’, meraih medali perak; Kartika Pertiwi dari SMAN 2 Wonosari mendapat medali perak berkat poster tentang arsitektur pohon untuk pencegahan erosi; serta Carissa Setiawan dari Ichtus School menyabet medali perak dengan poster tentang limbah industri ikan.
“Ilmu pengetahuan itu milik mereka yang muda, yang selalu lapar, haus, dan merasa selalu belajar. Kiprah para peneliti belia ini menunjukkan itu! Prestasi mereka menunjukkan kemampuan generasi muda belia kita saat diberi kesempatan berinovasi dengan metode ilmiah,” Hokky Situngkir, salah satu Pembina Tim Indonesia dalam siaran pers Minggu (23/4/2017).
Menurut Hokky, inovasi para siswa tersebut menunjukkan bahwa peneliti muda Indonesia mampu berkompetisi di tingkat dunia, bahkan dengan peneliti muda dari negara-negara maju.
“Peneliti belia kita memberi harapan besar bahwa generasi masa depan Indonesia berkapasitas hebat untuk mengentaskan persoalan dengan metode ilmiah,” ujar Hokky.
STEVY WIDIA
Discussion about this post