youngster.id - Belum lama ini,Instagram memberlakukan ujicoba penghapusan fitur “likes ” di beberapa negara, termasuk Indonesia. Alasan kesehatan mental menjadi salah satu alasan uji coba ini dilakukan.
Di Indonesia, Instagram sudah menjadi mediasosial yang wajib dimiliki oleh pengguna smartphone.Penghapusan fitur “likes” ini tentu berpengaruh bagi penggunanya, salah satunya adalah bagi pemilik bisnis yang menjadikan Instagram layaknya toko online bagi mereka.
Akun toko online ini rata-rata memanfaatkan Instagram untuk memasarkan produk hingga berinteraksi dengan calon pelanggan.
Dalam melakukan marketing di Instagram, toko online juga bergantung dengan keberadaan selebgram dan influencer. Lalu, bagaimana pemilik bisnis menyiasati hilangnya angka “likes ” di Instagram?
Berikut 3 langkah yang harus dilakukan toko online ini agar perubahan aturan Instagram ini tidak berdampak buruk pada bisnis.
1.Perhatikan Konten Iklan untuk Selebgram
Banyak toko online berinvestasi pada influencer marketing untuk menambah jangkauan pemasaran produk. Influencer atau selebgram ini rata-rata memiliki massa yang loyal dan aktif memberikan “likes” hingga komentar di Instagram. Dengan berubahnya algoritma Instagram, pemilik toko online harus mengubah strategi pemasaran melalui selebgram.
Alih-alih berfokus pada “likes ” yang didapat dari sebuah post engagement dan interaksi dapat menjadi parameter efektivitas sebuah influencer marketing. . Huffpost merilis data, penjelasan teks yang ada dalam sebuah foto unggahan di Instagram akan meningkatkan interaksi sebesar 44%. Menumbuhkan diskusi dan tanggapan di kolom komentar juga akan menambahkan nilai pembeda sebuah brand dari lainnya.
Penting bagi para pemilik bisnis untuk mengaji ulang konten visual dan tulisan dalam caption sebelum disampaikan kepada selebgram. Pastikan konten tersebut mengundang interaksi dan komentar positif dari calon pelanggan.
2. Manfaatkan Instagram Stories
Pendiri platform periklanan SocialNative, DavidShadpourmenjelaskan, penghapusan“likes” merupakan strategi memaksimalkan fungsi stories pada Instagram. Instastory pun saat ini sudah dilengkapi dengan fitur seperti polling, voting, tanya jawab, dan swipe up untuk menambah interaksi dengan pengunjung Instagram.
Pakar pemasaran digital Neil Patel menyatakan 30% konsumen memutuskan membeli produk ketika mereka sedang berkunjung ke akun Instagram toko online. Pemilik toko online dapat memanfaatkan fitur swipe up pada Instastory untuk mendorong pengunjung ke website hingga ke kontak WhatsApp. Fitur swipe up yang mengarah pada link website, akun, atau marketplace juga dapat meningkatkan potensi pembelian secara langsung oleh pengunjung Instagram.
3. Hadirlah di Platform Go Online
Lainnya Tujuan awal Instagram adalah sebagai platform untuk berinteraksi dan berjejaring melalui media foto. Merujuk dari fungsi awalnya, Instagram bukanlah platform ideal satu-satunya yang dimiliki oleh pebisnis untuk go online . Selain media sosial, website dan marketplace dapat menjadi platform “yang lebih aman” untuk go online.
Perusahaan penyedia layanan web-hosting Niagahoster menyatakan website dapat meningkatkan kredibilitas dan branding sebuah bisnis. Sedangkan marketplace menawarkan kemudahan dalam transaksi dan menjangkau pasar yang ramai.
Keduanya merupakan investasi digital bagi pemilik bisnis. Menggabungkan media sosial, marketplace , dan website dalam memasarkan produk juga disarankan untuk dapat menjangkau audiens yang lebih luas.
STEVY WIDIA
Discussion about this post