youngster.id - Startup yang dipimpin perempuan di Asia Tenggara (SEA) memperoleh total pendanaan sebesar US$198 juta pada tahun 2024, yang mencakup 6% dari total pendanaan startup di kawasan tersebut yang mencapai US$3,09 miliar.
Pendanaan tersebut menandai penurunan sebesar 65% dari US$570 juta yang dikumpulkan oleh startup yang dipimpin perempuan pada tahun 2023 dan penurunan sebesar 77% dari US$871,8 juta yang dikumpulkan pada tahun 2022.
Hal itu terungkap dari laporan terbaru platform intelijen data Tracxn bertajuk “Geo Annual Report: Women Founders in SEA Tech 2024”. Tercatat bahwa lanskap perusahaan rintisan di Asia Tenggara memiliki lebih dari 35.000 startup yang aktif, dengan lebih dari 2.000 perusahaan memiliki pendiri perempuan.
Meskipun ada momentum awal, pendanaan untuk perusahaan rintisan teknologi yang dipimpin perempuan di kawasan itu terus mengalami penurunan sejak mencapai puncaknya sebesar US$3,1 miliar pada tahun 2018.
“Beberapa faktor telah berkontribusi terhadap penurunan ini, termasuk tantangan ekonomi global, ketegangan geopolitik, dan perlambatan pendanaan secara umum,” kata pihak Tracxn, seperti dilansir TN Global, dikutip Rabu (12/3/2025).
Menurut laporan ini, pendanaan tahap awal (seed-stage) pada tahun 2024 meningkat menjadi US$82,9 juta, naik 20% dari US$69 juta pada tahun 2023, tetapi turun 30% dari US$118 juta pada tahun 2022. Sementara itu, pendanaan tahap awal (early-stage) pada tahun 2024 berjumlah US$115 juta, turun sebesar 39% dari US$190 juta pada tahun 2023 dan penurunan sebesar 77% dari US$504 juta pada tahun 2022.
Tidak ada pendanaan tahap akhir yang tercatat pada tahun 2024 dibandingkan dengan US$311 juta pada tahun 2023, dan US$250 juta pada tahun 2022. Selain itu, tidak ada transaksi pada tahun 2024 yang melampaui angka US$100 juta.
Mayoritas investasi pada tahun 2024 terjadi pada kuartal pertama (US$117 juta), yang berkontribusi lebih dari 59% dari total, sementara kuartal ketiga mencatat pendanaan paling sedikit (US$31,1 juta).
Startupdi sektor blockchain memimpin lanskap pendanaan dengan US$133 juta, meningkat 391% dari US$23 juta pada tahun 2023 tetapi menurun 36% dari US$177 juta pada tahun 2022. Sektor FinTech berada di peringkat kedua, mengumpulkan US$91 juta pada tahun 2024, menurun 79% dan 86% dari US$427 juta pada tahun 2023 dan US$665 juta pada tahun 2022. Dan, segmen aplikasi perusahaan mengumpulkan US$60,6 juta, turun 74% dari US$233 juta pada tahun 2023 dan turun 90% dari US$614 juta pada tahun 2022.
Ada enam startup yang dipimpin oleh perempuan diakuisisi pada tahun 2024, meningkat dua kali lipat dari tiga pada tahun 2023. Tetapi mencerminkan penurunan yang signifikan dari 11 pada tahun 2022. Akuisisi Healint oleh Aptar Digital Health adalah salah satu transaksi penting.
Laporan Tracxn ini menyebutkan bahwa Singapura berada di urutan pertama dalam hal pendanaan per kota pada tahun 2024, dengan startup yang dipimpin perempuan di negara tersebut mengamankan pendanaan sebesar US$154 juta. Diikuti oleh Jakarta dan Hanoi, yang mengamati pendanaan senilai masing-masing US$33 juta dan US$20 juta.
Antler, Wavemaker Impact, dan 500 Global memimpin dalam investasi tahap awal pada tahun 2024, sementara Vertex Ventures, SEEDS Capital, dan SIG Venture Capital adalah investor tahap awal yang paling aktif.
Dukungan pemerintah juga memainkan peran penting dalam membantu perusahaan rintisan yang dipimpin perempuan mendorong inovasi.
“Inisiatif yang sedang berlangsung dan meningkatnya dukungan dari investor dan lembaga terus mendorong peluang yang lebih baik bagi perusahaan rintisan yang dipimpin perempuan di ekosistem teknologi Asia Tenggara,” tutup Tracxn. (*AMBS)
Discussion about this post