youngster.id - Hingga saat ini Indonesia telah meraup total pendanaan sebesar US$1,4 miliar dari tahun ke tahun, namun tahun ini turun 54% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022.
Hal itu terungkap dari laporan perusahaan riset untuk startup dan venture capital (VC) Tracxn Technologies, yang bertajuk “Geo Annual Report: Indonesia Tech 2023”. Laporan itu juga menyebutkan bahwa jumlah putaran pendanaan di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami penurunan 49% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022.
Menurut Tracxn, Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Singapura, dan juga merupakan negara dengan ekosistem startup dengan pendanaan tertinggi kedua di Asia Tenggara hingga saat ini.
“Indonesia merupakan negara yang mengalami pendanaan tertinggi pada tahun 2021, dan sejak saat itu mengalami penurunan yang stabil dalam hal pendanaan. Tahun 2023 merupakan tahun dengan pendanaan paling sedikit untuk Indonesia sejak tahun 2020,” ungkap pihak Tracxn, seperti dilansir TN Global, Rabu (13/12/2023).
Menurut laporan itu, penurunan pendanaan terutama disebabkan oleh penurunan 38% pada pendanaan tahap akhir, dengan total US$1 miliar tahun ini dibandingkan dengan US$1,66 miliar pada periode yang sama di tahun 2022.
Pendanaan seed-stage juga mengalami penurunan 65% menjadi US$76,8 juta dari tahun ke tahun, dengan 44 putaran dibandingkan dengan 98 putaran pada tahun 2022. Begitu pula pendanaan early-stage mengalami penurunan 73%, sebesar US$341 juta dibandingkan dengan US$1,25 miliar pada periode yang sama di tahun 2022.
Menurut laporan tersebut, sektor-sektor dengan kinerja terbaik di negara ini adalah fintech, diikuti oleh teknologi pangan dan pertanian dan teknologi otomotif. Namun demikian, dua sektor pertama juga mengalami penurunan pendanaan.
Sektor fintech mengalami penurunan signifikan sebesar 52% dari tahun ke tahun dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022. Demikian pula, teknologi pangan dan pertanian mengalami penurunan pendanaan sebesar 59% pada tahun 2023 dibandingkan dengan tahun 2022.
Sebaliknya, teknologi otomotif, tidak seperti dua sektor berkinerja terbaik lainnya, telah mengalami peningkatan pendanaan dari tahun ke tahun, dengan peningkatan 63% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022.
Pada tahun 2023 ini tercatat ada sembilan akuisisi, menandai penurunan 55% dari 20 akuisisi yang tercatat pada tahun 2022. Akuisisi yang patut dicatat pada tahun 2023 yang melampaui angka US$100 juta adalah perusahaan pembiayaan barang konsumsi Home Credit. Krungsri, Adira Finance, dan MUFG secara kolektif mengakuisisi Home Credit dengan nilai US$219 juta. (Note: akuisisi Tokopedia oleh TikTok sebesar US$1,5 miliar, belum tercatat dalam laporan ini).
Kota-kota dengan pendanaan terbesar pada tahun 2023 meliputi Jakarta (US$974 juta), Bandung (US$249 juta), dan Tangerang (US$114 juta).
Investor teratas di bidang teknologi di Indonesia adalah East Ventures, AC Ventures, dan Alpha JWC Venture. East Venture, Antler, dan Northstar Group adalah investor paling aktif di tahap awal, sementara SMDV, TMI, dan Openspace Ventures memimpin dalam investasi tahap awal (early-stage).
Menurut laporan itu, dunia teknologi di Indonesia hanya memiliki satu perusahaan unicorn pada tahun 2023, yang merupakan penurunan 50% dari tahun 2022 dan 75% dari empat perusahaan pada tahun 2021. Setelah putaran pendanaan baru-baru ini sebesar US$200 juta, eFishery mencapai status unicorn dengan valuasi US$1,2 miliar.
Terlepas dari tantangan-tantangan ini, Tracxn mengatakan bahwa Indonesia tetap optimis dengan perkembangan ekonomi jangka panjangnya. Menurutnya, Indonesia memiliki populasi anak muda yang besar dan penetrasi internet yang tinggi, sehingga menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi digital yang cepat di tahun-tahun mendatang.
Pemerintah Indonesia juga telah memperkenalkan Program Inkubator Startup yang bekerja sama dengan Kementerian Urusan Perusahaan dan usaha kecil dan menengah (UKM) Indonesia. Inisiatif ini bertujuan untuk mempromosikan kewirausahaan lokal, menyediakan akses langsung ke Hibah UMK. Selain itu, program ini juga akan mendistribusikan pinjaman mikro untuk bisnis, yang akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
“Ketika ekosistem startup Indonesia menghadapi tantangan-tantangan ini, fokus pemerintah pada peningkatan infrastruktur digital dan reformasi pajak mencerminkan komitmennya untuk mendukung pertumbuhan negara,” pungkasnya. (*AMBS)
Discussion about this post