youngster.id - Nilai transaksi digital di Indonesia saat ini mencapai USD130 miliar. Untuk itu pemerintah akan mendorong industri rintisan (startup) untuk terus berkembang.
Untuk meningkatkan potensi kenaikan nilai transaksi, seluruh komponen masyarakat seharusnya terlibat untuk pengembangan startup di Indonesia, dengan didukung SDM teknologi informasi (TI) yang berkualitas.
“Kami punya program mewujudkan 1.000 startup di Indonesia dengan tujuan menjaring anak muda yang memiliki ide brilian dan kreatif. Kami berikan bantuan berupa pelatihan, workshop, sampai mengeksekusi program, serta menyiapkan inkubator untuk menggandeng pemilik modal,” ungkap Sammy Abrijani Pangarepan Dirjen Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika,
dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/5/2017) di Jakarta.
Dia memberikan contoh, pembangunan digital hub Nongsa Digital Park diharapkan mampu menjadi wadah bagi para startup seperti halnya yang terjadi di Silicon Valley Amerika Serikat. Nongsa Digital Park di Batam sangatlah dimungkinkan untuk mewujudkan ekonomi digital.
“Pembangunan Nongsa Digital Park sejalan dengan program kami untuk mewujudkan Indonesia The Digital Energy of Asia. Sehingga patut untuk diberikan dukungan,” kata Sammy.
Pemerintah siap untuk memberikan dukungan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Nongsa Digital Park, termasuk dengan mengundang investasi asing sepanjang tetap berkoordinasi dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Seperti rencana investasi asing untuk membangun infrastruktur pusat data, cukup berkoordinasi dengan BKPM untuk memastikan merupakan sektor terbuka. Pemerintah sendiri telah mengeluarkan berbagai kebijakan mempermudah masuknya investasi asing termasuk soal perizinan.
Sammy berharap Nongsa Digital Park dapat menjadi wadah berkumpulnya startup yang banyak bergerak dibidang digital ekonomi di seluruh Indonesia, bahkan harus bisa dibentuk inkubator agar mereka mampu berkembang dan mampu bersaing di pasar internasional.
“Hadirnya startup di Nongsa Digital Park juga akan mempermudah untuk menggandeng pemilik modal. Mereka tidak perlu mencari-cari ke berbagai wilayah Indonesia namun cukup ke Batam,” jelas Sammy.
Dengan hadirnya startup di Nongsa Digital Park, tentunya akan membutuhkan lebih banyak SDM yang menguasai Teknologi Informasi (TI). Hal inilah yang harus dipikirkan, apakah bisa mengandalkan SDM setempat atau mendatangkan dari berbagai wilayah di Indonesia.
Pemerintah, menurut Sammy, dapat memberikan kebijakan khusus agar startup dapat berkumpul di Nogsa Digital Park, salah satunya mendorong pengelola menyediakan infrastruktur pusat data dan cloud yang murah, kemudahan mendapatkan pendanaan, ketersediaan SDM, serta pasokan listrik 24 jam nostop.
Pemerintah telah memberikan berbagai kelonggaran untuk menumbuhkan startup karena semakin banyak maka transaksi ekonomi digital juga semakin meningkat.
STEVY WIDIA
Discussion about this post