Transaksi Produk Lokal Terus Naik, Pelaku Usaha Perlu Memanfaatkan Platform Digital

UKM daerah

Produk kerajinan lokal jadi andalan UKM daerah. (Foto: ilustrasi/istimewa)

youngster.id - Transaksi produk lokal terus mengalami kenaikan. Catatan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang dirilis Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) dan NielsenHQ Indonesia, menunjukkan transaksi produk lokal naik sebesar Rp1 triliun menjadi Rp5,6 triliun pada tahun 2020.

Angka tersebut terus meningkat. Pada 2021, Harbolnas mencatat transaksi produk lokal menjadi Rp8,5 triliun, dan mencapai Rp10 triliun pada 2022.

Untuk itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Siberkreasi melatih para pelaku usaha lokal mempersiapkan brand mereka agar bisa merambah dan menguasai pasar nasional, serta mendorong kreativitas dalam memanfaatkan platform digital untuk mengembangkan bisnis dan meningkatkan transaksi penjualan.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel A. Pangerapan mengatakan, seluruh masyarakat agar bisa meningkatkan literasi digital, tentunya dalam hal ini, salah satunya, untuk menjalankan usaha di ruang digital.

“Perkembangan teknologi digital ini salah satunya terpacu oleh pandemi yang telah mendorong kita beraktivitas di ruang digital,” ujar Semuel dalam keterangan pers, Kamis (6/4/2023).

Menurut Semuel, salah satu aktivitas di ruang digital yang pertumbuhannya luar biasa adalah belanja online. Namun menjalankan usaha di ruang digital membutuhkan keahlian tambahan berkaitan dengan tren di industri ini. Meski memiliki istilah serupa dengan usaha konvensional, ruang digital memungkinkan adanya perbedaan yang signifikan. Salah satunya adalah branding.

Branding merupakan cara membentuk pencitraan sebuah produk atau merek dagang untuk membedakan diri dari pesaing. Jika sebuah produk atau merek dagang sudah memiliki branding tersendiri, maka hal itu mampu menjelaskan kelebihan dan manfaatnya dibanding pesaingnya.

Menurut praktisi digital, Enda Nasution, penegasan eksistensi produk lokal perlu diperkuat lantaran tingkat persaingan di pasar nasional semakin tinggi. Eksistensi sebuah produk di kawasan lokal akan menjadi pondasi kuat untuk melebarkan sayap di wilayah yang lebih besar.

“Sebuah produk lokal harus lebih dulu memantapkan posisinya di wilayah sekitar, lalu mengembangkan kualitas produk seiring memperkenalkannya pada lingkup yang lebih besar,” ujarnya.

Ia melanjutkan, untuk menjangkau wilayah pasar yang lebih luas, perlu memastikan konsumen percaya pada kualitas produk selama pengiriman.

“Jaminan itu perlu disampaikan saat menyusun dan menjalankan strategi branding. Strategi branding perlu disusun sedemikian rupa mulai dari konten, hingga pilihan platform digital yang akan dipilih sebagai medianya. Hal ini penting agar konten benar-benar menyampaikan semua informasi penting dari sebuah produk atau merek yang akan mendorong konsumen memutuskan membelinya,” jelasnya.

Adapun pengusaha yang masih ingin mendalami keahlian dan kecakapan digital yang dibutuhkan dalam mengembangkan usahanya, bisa mencari lembaga pelatihan atau komunitas bisnis digital. Seperti HKomunitas Bukalapak yang memiliki lebih dari 40 ribu anggota di 142 kota dan kabupaten.

“Komunitas Bukalapak didirikan atas dasar kepedulian kami pada para pelaku usaha atau UMKM sekaligus menjadi sarana untuk memberikan edukasi yang dapat memaksimalkan bisnis mereka. Para anggota tidak hanya saling berbagi pengalaman terkait bisnis mereka, tapi juga mendapatkan edukasi dalam berbagai kegiatan,” ungkap Ian Agisti Dewi Rani Head of Merchant Community and Engagement Bukalapak.

STEVY WIDIA

Exit mobile version