youngster.id - Kotak pencarian Google Search selalu menjadi tempat di mana pertanyaan-pertanyaan besar dan kecil bertemu. Tahun 2025 secara spesifik ditandai oleh semangat penemuan diri, apresiasi lokal yang kuat, dan haus akan penguasaan teknologi serta finansial di Indonesia.
Manajer Komunikasi Google Indonesia Feliciana Wienatahan mengatakan ada empat tren yang menonjol dalam pencarian di Google.
“Tahun 2025 menjadi saksi bagaimana budaya Indonesia yang unik dan penuh warna mengambil alih sorotan nasional, dipicu oleh kebanggaan lokal,” ucapnya dikutip Jumat (5/12/2025).
Menurut Google, tren suara dan budaya Indonesia Timur viral ke panggung nasional. Pencarian mulai dari “apa itu stecu” hingga lirik lagu seperti “Pica-pica” dan “Tabola Bale” menunjukkan lonjakan rasa ingin tahu dan apresiasi terhadap lagu serta warisan budaya yang berasal dari Indonesia Timur.
“Tren ini membuktikan bahwa semangat kedaerahan telah menjadi penggerak utama tren nasional. Tahun ini, Indonesia mencari, dan Indonesia jatuh cinta, dengan kekayaan budayanya sendiri,” katanya.
Tren menonjol yang kedua, menurut dia, berkaitan dengan minat orang-orang untuk menguasai keuangan pribadi dan teknologi terkait utilitas sehari-hari.
Volume tinggi pencarian seperti “Gimana cara baca QRIS”, “Coretax”, dan “Gimana cara isi token listrik”, diiringi dengan rasa ingin tahu terhadap tokoh-tokoh penting seperti “Siapa Purbaya” dan “Purbaya Yudhi Sadewa.”
“Hal ini menunjukkan komitmen nasional untuk menjadi warga yang melek teknologi dan melek finansial. Masyarakat ingin menguasai alat-alat digital yang memengaruhi kehidupan mereka.
Tren menonjol yang ketiga berkenaan dengan olahraga. Lari dan padel menjadi cabang olahraga yang diminati oleh banyak orang di Indonesia selama 2025. Sepanjang tahun ini, topik-topik tentang lari dan padel banyak dicari di Google.
Tren menonjol yang keempat berkaitan dengan minat orang untuk menggunakan teknologi kecerdasan buatan. Pencarian seperti “Gimana cara bikin foto AI” dan “Gimana cara mengedit foto” menyoroti antusiasme publik untuk menggunakan alat seperti “Gemini AI” guna meningkatkan kreativitas digital mereka.
“AI tidak lagi hanya alat kerja, tetapi telah menjadi co-creator yang memungkinkan pelajar, pekerja kreatif, pelaku bisnis kecil, para konten kreator, dan siapapun untuk terus berkarya, memvisualisasikan ide mereka menjadi karya nyata dengan cepat,” kata Feliciana.
Fenomena pencarian ini mengingatkan kita bahwa setiap tahun, Google Year in Search menjadi cermin kolektif tentang apa yang masyarakat Indonesia pikirkan, pertanyakan, dan cari.
STEVY WIDIA














Discussion about this post