youngster.id - Dalam upaya mendukung suksesnya sektor industri pertanian tiga mahasiswa Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro berhasil menciptakan pupuk organik padat berbentuk pelet yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan sebagai upaya perlindungan tanaman.
Pupuk yang diberi nama Triwargo ini merupakan karya dari Rissa Tri Ismayanti, Hana Septiaswin dan Bagus Yulianto dengan dosen pembimbing Eny Fuskhah.
Rissa menjelaskan, Triwargo terbuat dari kotoran walet dan eceng gondok yang diperkaya dengan cendawan Trichoderma harzianum. Bahan-bahan tersebut dipilih karena eceng gondok memilki kandungan unsur hara yang potensial untuk dijadikan bahan pembuatan pupuk organik, kotoran walet mengandung unsur hara Nitrogen yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kotoran ternak lainya seperti pupuk kandang sapi, kandang ayam dan pupuk kandang kambing yakni sebesar 11%. Trichodermadipilih karena dapat mempercepat proses dekomposisi bahan dan sebagai agen hayati pengendalian patogen tanaman
“Selain karena potensi kandungan hara dalam bahan-bahan tersebut, pertimbangan kami dalam pemilihan bahan tersebut karena eceng gondok merupakan salah satu gulma air yang keberadaannya sangat melimpah sehingga menyebabkan terganggunya ekosistem perairan. Disisi lain terdapat kotoran burung walet juga belum maksimal pemanfaatannya oleh para penangkar burung walet khususnya di daerah luar Pulau Jawa” kata Rissa Tri Ismayanti, mahasiswi Argoekoteknologi selaku tim dari penelitian ini.
Menurut dia, pupuk ciptaan mereka yang memiliki beberapa keunggulan yaitu mudah disimpan, mudah didistribusikan, mudah diaplikasikan ke tanaman, campuran komposisi pupuk yang homogen serta mampu melepaskan unsur hara makro dan mikro secara perlahan dan berkelanjutan, sehingga meminimalisir kehilangan unsur hara akibat proses leaching.
Lebih dari itu, Triwargo ini telah diuji pada tanaman pakcoy yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Pemilihan tanaman pakcoy ini dilatarbelakangi oleh produktivitas pakcoy yang mengalami penurunan selama enam tahun terakhir dikarenakan menurunnya kualitas tanah akibat pemupukan anorganik secara terus menerus dan serangan hama penyakit.
“Oleh karena itu, pupuk yang dianjurkan adalah pupuk organik dengan memanfaatkan bahan-bahan alami karena dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta ramah lingkungan,” jelas Rissa.
Pupuk Triwargo dapat direkomendasikan pada masyarakat khususnya petani karena ramah lingkungan, kandungan unsur hara yang kompleks, praktis, bahan utama pembuatan pupuk mudah didapatkan dan telah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh SNI dan Permentan, sehingga memungkinkan untuk dijual di pasaran.
FAHRUL ANWAR