Upaya KoinWorks dalam Meningkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan

Benedicto Haryono

CEO dan Co-Founder KoinWorks Benedicto Haryono. (Foto: stevywidia/youngster.id)

youngster.id - Indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43%, sementara indeks inklusi keuangan sebesar 75,02%. Meskipun ada kemajuan dalam literasi dan inklusi keuangan di Indonesia, masih ada ruang untuk peningkatan, terutama dalam meningkatkan pemahaman masyarakat tentang produk keuangan digital agar mereka dapat memanfaatkan layanan tersebut secara optimal.

Selain itu, maraknya lembaga keuangan dan pinjaman online ilegal yang membahayakan masyarakat juga menjadi tantangan tersendiri.

Untuk memperluas akses layanan keuangan yang bertanggung jawab dan produktif bagi UMKM, para investor, serta masyarakat luas, neobank KoinWorks menyelenggarakan serangkaian program edukatif.

Benedicto Haryono, CEO dan Co-Founder KoinWorks mengatakan, pihaknya sangat antusias mendukung Bulan Inklusi Keuangan 2024. Sejalan dengan misi untuk memberdayakan UMKM dan masyarakat melalui akses keuangan yang inklusif, KoinWorks ingin memastikan bahwa mereka dapat memanfaatkan sumber daya dan peluang yang ada, serta mencapai tujuan keuangan mereka.

“Dengan fokus pada edukasi dan literasi keuangan yang tepat kepada UMKM dan masyarakat luas, kami dapat mengatasi hambatan keuangan dan menciptakan ekosistem keuangan yang lebih inklusif,” kata Benedicto, Senin (21/10/2024).

Menurut Benedicto, teknologi memainkan peran penting dalam memajukan inklusi keuangan di Indonesia dengan menjembatani kesenjangan antara populasi yang kurang terlayani dengan layanan keuangan yang mudah diakses.  Melalui platform digital, KoinWorks memanfaatkan Artificial Intelligence (AI), data point, dan machine learning dalam menyederhanakan dan mempercepat proses pengajuan pinjaman, serta menyediakan produk keuangan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan UMKM dan masyarakat Indonesia.

“Melalui inovasi teknologi yang kami kembangkan, KoinWorks berkomitmen untuk membantu UMKM dan masyarakat mengakses layanan keuangan yang aman dan dapat diandalkan. Di tengah tantangan maraknya lembaga keuangan ilegal, kami berupaya memberikan solusi yang tidak hanya mempermudah akses ke layanan keuangan, tetapi juga mengedukasi masyarakat agar lebih bijak dalam memilih produk keuangan digital. Kami percaya bahwa dengan kolaborasi antara edukasi yang tepat dan pemanfaatan teknologi, inklusi keuangan dapat terus ditingkatkan secara berkelanjutan,” tambahnya.

Selain itu, KoinWorks juga secara aktif memanfaatkan komunitas dan berbagai platform digital untuk menyebarkan informasi edukasi keuangan secara konsisten, terutama selama Bulan Inklusi Keuangan ini.

Angelique Timmer, Chief of Impact KoinWorks menambahkan, KoinWorks memiliki komunitas KoinPreneur di WhatsApp sebagai platform untuk memberikan informasi terkait acara dan kegiatan UMKM, terutama program-program edukatif selama Bulan Inklusi Keuangan ini. Selain itu, aplikasi dan media sosial juga digunakan untuk menyebarkan informasi tentang acara dan program yang dapat diakses oleh masyarakat.

“KoinWorks juga menyediakan berbagai fasilitas, seperti layanan Business Health Check Up dan KoinLearn, yang dapat digunakan oleh UMKM untuk mengembangkan bisnis mereka secara gratis,” ucap Angelique.

KoinWorks juga mengajak agar lebih banyak UMKM dan masyarakat lebih sadar akan pentingnya memiliki instrumen investasi yang legal, menguntungkan, dan sesuai dengan profil risiko masing-masing. Hal ini penting untuk memastikan bahwa mereka dapat mengambil keputusan keuangan yang lebih bijak dan aman. Dengan memilih investasi yang sah dan sesuai dengan tingkat toleransi risiko mereka, UMKM dan masyarakat dapat memaksimalkan keuntungan tanpa menghadapi risiko yang tidak perlu atau tertipu oleh investasi ilegal yang merugikan.

“OJK menargetkan peningkatan inklusi keuangan yang tercermin dari pertumbuhan pembukaan rekening hingga 10% (yoy). Sejalan dengan target tersebut, rangkaian program edukatif yang diselenggarakan KoinWorks diharapkan dapat secara signifikan meningkatkan akses layanan keuangan bagi UMKM yang masih belum terlayani dengan baik,” tutup Angelique.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version