youngster.id - Untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE), mengembangkan ekosistem ekonomi sirkular melalui beberapa program program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar.
Direktur Operasi PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) Ahmad Yani mengatakan, saat ini terdapat empat program dalam membangun ekosistem ekonomi sirkular, yaitu Usaha Desa Wisata (SADEWI), Kelompok Usaha Bersama Mandiri dan Berdaya Maria (KUBEMADA), Usaha Ternak dengan EBT, dan Bank Sampah Setor Jo.
Terbaru, PGE juga mengembangkan program ekosistem ekonomi sirkular Mapalus Tumompaso untuk memberdayakan potensi masyarakat di PGE Area Lahendong, Tompaso Raya, Kabupaten Minahasa.
“Hadirnya program ini ditujukan untuk menjawab tantangan lokal. Di antaranya bagaimana mengoptimalkan potensi kemampuan masyarakat yang tidak tersalurkan, potensi limbah sebagai sumber daya, serta potensi kolaborasi antar UMKM sekitar,” kata Ahmad, dikutip Sabtu (7/10/2023).
Dijelaskan Ahmad, untuk Usaha Desa Wisata (SADEWI) masyarakat tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS). Dalam operasionalisasinya, masyarakat telah menggunakan sumber energi dari PLTS sebagai sumber listrik dan mengeliminasi penggunaan genset.
“Yang mana daya tarik wisatanya adalah bersantai di bean bag dengan pemandangan Danau Tondano dari lereng Gunung Soputan dan bean bag tersebut diproduksi oleh Kelompok Usaha Bersama Mandiri dan Berdaya Maria (KUBEMADA),” kata Ahmad.
Selanjutnya hadirnya limbah plastik yang ada di desa wisata ini disalurkan ke Bank Sampah Setor Jo. Hal ini menjadi bentuk terwujudnya sirkularitas usaha.
“Bank Sampah Setor Jo memiliki 37 nasabah dan menjadi lokasi studi tiru oleh 13 desa di sekitar Minahasa. Bank sampah ini berhasil mereduksi limbah anorganik sebesar dua setengah ton per tahun dan organik dua ton per tahun,” ungkapnya.
Menurut Ahmad, bank sampah Setor Jo hadir untuk mengelola limbah organik dan anorganik yang mana limbah organik akan dijadikan eco-enzyme yang merupakan bahan utama desinfektan sekaligus parfum organik. Sebelum menjadi desinfektan terlebih dahulu dicampurkan dengan destilasi/minyak atsiri sereh wangi sehingga dapat digunakan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Esa Waya pada Unit Usaha Peternakan guna mensterilisasi kandang dan menjadikan kandang tidak berbau.
Ekosistem ekonomi sirkular yang dibangun PGE ini berhasil mengedukasi lebih dari 1.400 masyarakat. Masyarakat juga jadi mendapatkan pekerjaan sampingan, hal tersebut membuat perekonomian meningkat.
Kendati begitu, lanjut Ahmad, semua usaha dari program CSR PGE Area Lahendong ini masih harus terus dioptimalkan. Sejauh ini, CSR PGE Area Lahendong berhasil mendapatkan empat penghargaan, salah satunya penghargaan Subroto Award pada tahun 2021.
“Apa yang sudah dilakukan dan diraih ini tentunya harus terus dijaga,” tambahnya.
Pembangkit Tenaga Listrik Panas bumi (PLTP) Lahendong ini tercatat telah beroperasi secara komersial sejak 2001. Aktivitas PGE Area Lahendong ini menjadi tonggak sejarah pengembangan energi panas bumi di wilayah timur Indonesia.
Hingga saat ini, PGE telah mengoperasikan enam unit PLTP yang menjadi andalan pasokan listrik bagi wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo dengan total kapasitas terpasang sebesar 120 MW. (*AMBS)