youngster.id - Sebagai bentuk komitmen berkelanjutan mereka untuk mendukung usaha kecil dan mikro (UKM), Visa dan Visa Foundation menjanjikan dana sebesar US$100 juta untuk mendukung UKM yang kurang terlayani dan dimiliki oleh perempuan di negara-negara Asia Pasifik selama lima tahun.
Visa mengumumkan bahwa mereka telah melampaui target tiga tahun untuk membantu 50 juta UKM secara digital di seluruh dunia pada Juni 2023, di mana hampir 67 juta UKM telah dibantu.
Untuk memperdalam dukungannya bagi UKM global, Visa meluncurkan inisiatif baru guna mempercepat pemberdayaan digital bagi UKM yang belum terlayani, dengan fokus awal pada ekonomi Asia-Pasific Economic Cooperation (APEC) termasuk Indonesia, Meksiko, Peru, Filipina, dan Vietnam.
Alfred F. Kelly, Jr. selaku Executive Chairman Visa mengatakan, Visa berfokus kepada negara di mana uang tunai masih menjadi mayoritas metode pembayaran dalam bertransaksi dan sebagian besar penduduknya tidak memiliki akses ke pembayaran digital.
“Bisnis kecil sama sekali tidak kecil bagi Visa. Selama tiga tahun terakhir, kami telah melihat mereka beralih dari sebelumnya memanfaatkan pembayaran digital untuk bertahan hidup, hingga kini memanfaatkan kekuatan digital untuk meningkatkan efisiensi dan menjangkau pelanggan baru. Visa berkomitmen untuk terus memperluas akses yang adil dan memperluas digitalisasi bagi UKM yang kurang terlayani dan UKM perempuan di seluruh dunia, sehingga pembayaran dapat benar-benar menjadi pemicu pertumbuhan,” kata Alfred, Kamis (23/11/2023).
UKM menyumbang sebagian besar PDB Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 mengungkapkan bahwa 64,5% UKM dijalankan oleh perempuan. Untuk itu, Visa berfokus pada pemberdayaan bisnis yang dipimpin oleh perempuan dalam bentuk program literasi keuangan ‘Ibu Berbagi Bijak’, yang telah memasuki tahun keenamnya, serta kolaborasi dengan para mitra dalam berbagai program lainnya.
Riko Abdurrahman, Presiden Direktur Visa Indonesia mengatakan, melalui program ‘Ibu Berbagi Bijak’ pihaknya menggabungkan literasi keuangan dan digital dengan pendampingan dari para ahli untuk membuka wawasan, serta mendorong mereka untuk mengembangkan bisnis secara digital dan melakukan ekspor.
Menurutnya, Visa Indonesia telah memberikan dampak kepada lebih dari 1.400 perempuan sejak program ini dimulai. Literasi keuangan dan digital serta pemberdayaan UKM merupakan misi bersama seluruh pemangku kepentingan.
“Kami terus menyelaraskan diri dengan fokus pemerintah Indonesia yang menjadikan pengembangan UKM di Indonesia yang merupakan pilar ekonomi sebagai prioritas. Mendukung UKM, termasuk mendigitalisasi bisnis dan cara pembayaran mereka, menjadi fondasi utama untuk pertumbuhan yang berkelanjutan di masa depan,” kata Riko.
Secara paralel, Visa telah membantu UKM memenuhi kebutuhan pembayaran mereka yang terus berkembang dalam ekosistem perdagangan yang semakin dinamis. Utamanya adalah fokus pada digitalisasi berbagai cara untuk menerima pembayaran dari pelanggan, cara membayar supply, barang dan jasa, serta menyediakan akses untuk mendapatkan atau meningkatkan keterampilan keuangan melalui pelatihan dan pendidikan. Dari hampir 67 juta UKM yang dijangkau oleh Visa, sekitar 29,6 juta berasal dari negara-negara di kawasan APEC, termasuk 10,9 juta UKM perempuan.
STEVY WIDIA