youngster.id - Platform kesejahteraan finansial wagely mengumumkan telah memperoleh pendanaan baru sebesar US$23 juta dalam putaran pendanaan yang dipimpin Capria Ventures. Putaran pendanaan terbaru ini terdiri dari kombinasi ekuitas dan fasilitas kredit.
Pendanaan juga didukung oleh kontribusi yang signifikan dari perusahaan fasilitas pembiayaan swasta terkemuka, dengan tujuan untuk memperluas layanan Earned Wage Access (EWA) wagely di Indonesia dan Bangladesh.
CEO wagely Tobias Fischer mengatakan, investasi kolektif ini menegaskan kepercayaan yang kuat terhadap potensi wagely untuk meningkatkan kesejahteraan finansial pekerja di kedua wilayah tersebut.
“Pendanaan baru ini seiring dengan pencapaian wagely yang telah memfasilitasi lebih dari satu juta kali transaksi pencairan gaji sejak awal diluncurkan,” kata Fisher, Senin (4/3/2024).
Platform wagely memberdayakan pekerja dalam mengelola keuangan lebih baik dengan menghadirkan akses ke gaji yang sudah dihasilkan setiap harinya. Layanan ini tersedia tanpa biaya bagi mitra perusahaan untuk kemudian menyediakannya sebagai fasilitas opsional kepada karyawan. Sebagai pelopor konsep EWA di Indonesia dan Bangladesh, wagely juga memberikan kemampuan untuk melacak gaji dan mengakses sumber literasi finansial, sehingga membantu pekerja mengurangi tekanan finansial, serta lebih dekat menuju kebebasan finansial.
Pada tahun 2023, wagely menyalurkan total gaji senilai lebih dari US$25 juta, memproses hampir satu juta transaksi, dan tersedia bagi 500.000 pekerja. Pencapaian ini memperkuat posisi wagely sebagai pemimpin layanan kesejahteraan finansial di wilayah tersebut dengan prospek pertumbuhan yang kuat.
Dave Richards, Managing Partner Capria Ventures mengatakan, tim wagely telah menunjukkan kinerja luar biasa dengan pertumbuhan yang mengesankan dalam menyediakan solusi finansial berkelanjutan dan saling menguntungkan bagi kelompok pekerja kerah biru yang kurang terlayani dan perusahaan tempat mereka bekerja.
“Kami melihat peluang besar bagi wagely untuk menerapkan Generative AI dalam berbagai kasus penggunaan, seperti otomatisasi pemrosesan dokumen dan antarmuka percakapan bahasa lokal bagi pekerja untuk membuat keputusan finansial yang lebih baik,” kata Richards.
Sebanyak 75% dari sekitar 195 juta pekerja di Indonesia dan Bangladesh menghadapi situasi finansial yang menantang dan bergantung pada setiap gaji yang mereka terima untuk memenuhi kebutuhan hidup. Keterbatasan akses terhadap layanan finansial konvensional mengakibatkan banyak pekerja kurang mendapatkan alat dan dukungan yang mereka butuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan finansial.
STEVY WIDIA
Discussion about this post